Seragam Sebagai Identitas

Jurnalis : Virny Arpriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Rudy Darmawan (He Qi Barat)

 

 
 

foto Setelah menerima seragam, Cenni bertekad untuk lebih giat melakukan pelatihan diri. Menurutnya yang paling penting adalah bagaimana kita mendidik dan melatih diri kita sendiri untuk melakukan hal-hal yang berujung dengan kebaikan.

Minggu, 17 Maret 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia He Qi Barat melaksanakan kegiatan training relawan abu putih pertama di tahun  2013 di aula lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Kegiatan ini berfokus pada pelatihan dan penerapan nilai-nilai dasar Tzu Chi kepada para relawan yang baru mengikuti kegiatan Tzu Chi maupun yang sudah lama mengikuti kegiatan Tzu Chi. Terlihat sekali antusiasme dari para relawan yang hadir untuk mengikuti seluruh acara kegiatan yang dimulai dari pukul 7 pagi hingga 4 sore.

 

Salah satu relawan kembang yang pada hari itu dilantik dan telah resmi menjadi relawan abu putih adalah Cenni Shijie. Ia sudah menjadi relawan kembang sejak bulan Agustus tahun lalu. Ketertarikannya pada setiap kegiatan Tzu Chi mendorong dirinya untuk menjadi relawan abu. “Saya sudah mengikuti banyak kegiatan seperti kunjungan kasih, daur ulang, panti jompo, panti anak jalanan, isyarat tangan, bersih-bersih, dan lainnya. Dari semuanya saya paling tertarik pada kegiatan panti anak jalanan, namun rata-rata saya suka semua kegiatan,” kata Cenni Shijie.

Menurut Cenni Shijie, sejak menjadi relawan kembang, ia disambut dan dibimbing dengan baik oleh relawan lain yang lebih senior. Ia tidak merasakan adanya diskriminasi walaupun saat itu dirinya masih memakai rompi Tzu Chi. Dari awal ia sudah merasa menjadi bagian dari keluarga besar Tzu Chi. Saat ditanya mengenai arti dari seragam Abu yang ia terima, Cenni menjawab dengan bijaksana “Seragam abu menjadi sebuah identitas bagi saya sebagai relawan Tzu Chi. Itu juga menandakan sebuah peningkatan tanggung jawab. Yang penting bukanlah seragamnya tapi niat dan kerja kerasnya dalam bersumbangsih.”

Setelah menerima seragam, Cenni bertekad untuk lebih giat melakukan pelatihan diri. Menurutnya yang paling penting adalah bagaimana kita mendidik dan melatih diri kita sendiri untuk melakukan hal-hal yang berujung dengan kebaikan. Cenni ingin membuat lebih banyak orang bergabung dalam barisan panjang relawan Tzu Chi, karena dengan menjadi bagian dari Tzu Chi merupakan sebuah jodoh baik yang harus disyukuri. Namun jodoh baik itu baru bisa menjadi jodoh luar biasa jika diikuti dengan lebih banyak melakukan kebajikan bagi dunia dan segala isinya.

 

  
 
 

Artikel Terkait

HUT TIMA ke-22: Bersyukur dan Bersatu Hati Menapaki Jalan Kebajikan

HUT TIMA ke-22: Bersyukur dan Bersatu Hati Menapaki Jalan Kebajikan

22 November 2024

TIMA Indonesia tahun ini usianya telah menginjak 22 tahun. Dengan tekad yang sama, anggota TIMA menyatukan hati untuk bersama melakukan kebajikan menolong sesama.

Relawan Tzu Chi Terus Menyalurkan Beras di Masa PPKM Darurat

Relawan Tzu Chi Terus Menyalurkan Beras di Masa PPKM Darurat

21 Juli 2021

Relawan Tzu Chi bersama tiga pilar (TNI, Polri, dan Pemda DKI Jakarta) dan pengurus Rw. 11 Kec. Grogol menyalurkan 100 paket sembako dan masker medis bagi warga Jl. Tomang Banjir Kanal Barat, RW 11, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Grogol, Jakarta Barat pada 21 Juli 2021.

Pembagian 650 Paket Sembako Ramadan untuk Warga Jembatan Besi

Pembagian 650 Paket Sembako Ramadan untuk Warga Jembatan Besi

10 April 2023

Sebanyak 650 paket Lebaran diberikan kepada warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat. Sekolah Candra Naya menjadi tempat pembagian kupon, juga tempat pembagian paket.

Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -