Setiap Orang Bisa Berbuat Baik

Jurnalis : Andy Setioharto (Tzu Chi Tangerang), Fotografer : Adi (Tzu Chi Tangerang)

Sabtu, 10 Oktober, Tzu Chi Tangerang memberikan bantuan beras kepada masyarakat di Desa Sodong, Tigaraksa, Tangerang, Banten.

Iring-iringan mobil melintasi jalan raya menyusuri liku-liku jalan menuju  Desa sodong, Kecamatan Tigaraksa, Tangerang, Banten. Konvoi kendaraan  relawan  tiba  pada pukul 08.30 pagi di lokasi  Cetiya Brahmavihara. Mobil berhenti bersusun rapi di pekarangan rumah penduduk. Cuaca cerah matahari memancar cahaya di sudut desa.

Relawan yang berjumlah 31 orang, dibantu warga setempat ikut membantu menyiapkan ruangan. Sofie Shijie yang sebagai penanggung jawab kegiatan tampak sibuk memasang infocus dan peralatan lainnya. Pekerjakan lain dilakukan secara bergotong royong oleh relawan dan warga yang telah hadir terlebih dahulu. Di halaman depan gedung Cetiya  relawan dan warga menyusun beras. Jumlah keseluruhan 155 karung (masing-masing seberat 20 kg), yang semuanya akan dibagikan ke warga sebagai pengganti kupon yang sudah dibagikan terlebih dahulu.

Relawan  membungkukkan badan ketika warga penerima bantuan melewati barisan relawan, menyambut mereka yang di pintu masuk, sedangkan di dalam relawan menbawakan beberapa isyarat tangan (shou yu) yang merupakan salah satu ciri khas budaya humanis Tzu Chi.

Dengan beriringan relawan menuju Desa Sodong. Lokasi pembagian beras sendiri di  Cetiya Brahmavihara.

Sabtu, 10 Oktober 2014, Pukul 09.30 WIB Shinta Shijie, relawan Tzu Chi Tangerang memulai acara. Ia menyapa hangat warga, “Selamat pagi”, dan dijawab serempak oleh warga yang hadir. Sosialisasi tentang Tzu Chi mengalir selancar air sebagaimana disampaikan oleh Shinta Shijie. Suasana di dalam ruang makin di penuhi warga. Semua mendengar  semangat, dan tanpa terasa waktu bergulir terus tak bisa dibendung, itulah kuasa waktu yang tak bisa kompromi.


Relawan memperkenalkan salah satu budaya humanis Tzu Chi kepada warga.

Penjelasan SMAT dibawakan oleh saya sendiri. Pada awalnya terdapat perasaan mengganjal dalam diri saya ketika Tzu Chi memberikan bantuan beras namun dengan diselingi pembagian celengan. Terkesan seperti ada take and give kepada penerima bantuan. Namun setelah memahami lebih dalam, saya dengan lancar menjelaskannya kepada warga. Master Cheng Yen menggalakkan semangat celengan bambu dengan tujuan menggalang hati semua orang agar setiap hari melakukan kebajikan. Terlebih bersumbangsih bukan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berkelimpahan harta, tetapi juga bisa dilakukan oleh setiap orang asalkan memiliki niat yang tulus. Dari sini saya menjadi paham mengapa semangat celengan bambu digalakkan oleh insan Tzu Chi. Ini  memberi kesempatan diri sendiri berbuat kebaikan sesuai kemampuan kita masing masing. Dengan semakin banyak orang yang menghimpun karma baik maka akan dapat membantu lebih banyak orang yang memerlukan bantuan, dan semoga dapat mencegah bencana.


Sebanyak 155 karung (masing-masing seberat 20 kg) beras dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Relawan juga membantu membawakan beras warga yang lanjut usia.

Selanjutnya celengan dibagikan dan data pun diambil. Tidak ketinggalan pesan Master Cheng Yen dibacakan. Kali ini kesempatan disampaikan Eddy Shixiong yang  banyak aktif dalam kegiatan komunitas Tzu Chi Tangerang. Eddy Shixiong berharap agar lebih banyak lagi orang  bergabung dengan Tzu Chi, menambah panjang barisan relawan. "Agar bisa banyak membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, dan dunia bebas bencana," harapnya.

Penyerahan beras secara simbolik dilakukan relawan dan warga, yang diwakili oleh sesepuh desa. Selanjutnya pembagian beras berlangsung lancar. Di akhir acara, dilakukan penandatanganan bersama sebagai tanda terima pemberian bantuan beras oleh Lu Lian Chu, Ketua Tzu Chi Tangerang dan Hendra, selaku Cetia Brahmavihara.  Hendra sendiri mengaku sudah cukup lama mengenal DAAI TV. “Saya senang dan bersyukur atas bantuan ini,” ucapnya haru. 


Artikel Terkait

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -