Setulus Hati Menjangkau Pelosok: Yayasan Tzu Chi Layani Kesehatan Warga Desa Belimbing

Jurnalis : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Joni Willianto (Tzu Chi Singkawang)
dr. Valentina mendapat ucapan terima kasih dari salah satu pasien lansia. Pelayanan kesehatan dimulai dengan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, kadar asam urat dan keluhan lainnya.

Relawan Tzu Chi Singkawang mengadakan layanan kesehatan untuk masyarakat di desa-desa dan dusun-dusun terpencil. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Singkawang menggelar Bakti Sosial (Baksos) pengobatan gratis di Desa Belimbing, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang pada Minggu, 9 November 2025.

Pelayanan kesehatan berlangsung di Gedung Sekolah Dasar Negeri 2 Sempayuk. Dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam perjalanan mobil dari Kota Singkawang untuk mencapai lokasi.

Tim medis yang bersumbangsih berasal dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Singkawang, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bengkayang, relawan medis–paramedis dari Pontianak, serta satu dokter dari Pemangkat–Sambas. Tidak ketinggalan, relawan rompi dari mahasiswa dan dosen Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang yang untuk kedua kalinya ikut serta dalam pelayanan kesehatan di Bengkayang.

Relawan medis TIMA melakukan pemeriksaan gula darah salah satu pasien pada kegiatan bakti sosial kesehatan di Desa Belimbing. Tim medis yang bersumbangsih dari TIMA Singkawang, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bengkayang, tim medis dari Pontianak, serta satu dokter dari Pemangkat–Sambas.

Salah satu dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bengkayang turut berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Singkawang.

Kepala Puskesmas Kecamatan Lumar, drg. Sugesti Handayani Sitinjak, mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya baksos kesehatan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang.

“Kegiatan ini sangat membantu tugas kami dalam melayani kesehatan masyarakat, mengingat tenaga medis kami terbatas sementara wilayah pelayanannya sangat luas. Meski ada program puskesmas keliling setiap bulan, karena tenaga medisnya sedikit dan sebaran penduduk berjauhan, satu dusun bisa menunggu 3–6 bulan untuk mendapatkan giliran kunjungan,” ungkap drg. Sugesti sebelum kegiatan dimulai.

Kecamatan Lumar memiliki lima desa: Magmagan Karya, Tiga Berkat, Belimbing, Seren Selimbau, dan Lamolda. “Pelayanan kesehatan TIMA Singkawang pada Juli 2025 lalu berlangsung di Dusun Madi, Desa Tiga Berkat. Kini, kegiatan digelar di Desa Belimbing, tepatnya Dusun Sempayuk,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan para relawan untuk mengenakan masker. “Penyakit yang cukup tinggi di sini adalah diabetes, hipertensi, influenza, dan tuberkulosis (TB). Karena kasus TB tinggi, saya sarankan semua relawan menggunakan masker,” ujarnya.

Suster Nasrul dan Suster Ribka, guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, menghibur anak-anak melalui permainan edukatif dan membagikan hadiah berupa bukutulis dan buku-buku bacaan anak-anak.

Pelayanan kesehatan dimulai dengan pemeriksaan bagi para lansia. Sementara itu, anak-anak mengikuti edukasi pola hidup sehat dan permainan edukatif yang dibawakan guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang. Anak-anak juga mendapat hadiah berupa buku, alat tulis, dan buku bacaan.

Apin (78) mengaku baru pertama kali desanya mendapat layanan pengobatan gratis. Sejak istrinya wafat beberapa tahun lalu, ia tidak pernah lagi berobat ke puskesmas atau rumah sakit, meski sering merasa kurang sehat. Apin sangat bersyukur dan berterima kasih atas hadirnya layanan kesehatan ini.

Perasaan serupa disampaikan Yustina (51). Tempat tinggalnya tidak terlalu terpencil, namun ia tetap senang ada pelayanan kesehatan yang dekat dan mudah dijangkau. “Kebetulan obat rutin saya juga sudah habis,” ujar Yustina yang menderita diabetes.

Warga yang telah memeriksakan kondisi kesehatannya selanjutnya menunggu obat yang telah diresepkan oleh dokter. Para pasien menunggu obat di Lorong kelas didampingi oleh para relawan dari mahasiswa Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang yang untuk kedua kalinya ikut dalam pelayanan kesehatan.

Beberapa warga yang kondisinya terlalu lemah untuk datang ke lokasi juga tetap mendapat layanan. Tim medis TIMA Singkawang melakukan kunjungan rumah, dipimpin dr. Liem Fong Chung dan Masuri, serta didampingi relawan ISB yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Belimbing. Dua warga yang dikunjungi adalah Luntung dan Martin dari Dusun Sei Sibo, keduanya hanya dapat berbaring di tempat tidur. Tim medis memeriksa kondisi kesehatan keduanya dan memberikan obat.

Dr. Aloysius Hari Kristianto, S.E., M.Si., dosen pembimbing mahasiswa KKN ISB, mengaku sangat terkesan dengan kegiatan Tzu Chi. “Adik-adik mahasiswa mendapat bimbingan langsung dari relawan Tzu Chi tentang bagaimana mengelola kegiatan pengabdian yang bernilai bagi masyarakat,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Nikodimus Talis, koordinator mahasiswa ISB. “Kami diberi kepercayaan untuk ikut menentukan lokasi pelayanan kesehatan dengan berbagai pertimbangan. Itu menjadi ajang belajar yang luar biasa bagi kami,” katanya.

Fatimah, A.Md.Keb., relawan dari Pontianak, juga memberi apresiasi. “Relawannya datang dari berbagai tempat dan baru bertemu hari itu, tapi bisa bekerja sama dengan sangat kompak. Mungkin karena semuanya bekerja dengan ketulusan hati,” ujarnya.

Seluruh relawan dan tim medis Tzu Chi bersama-sama memperagakan isyarat tangan dengan lagu “Satu Keluarga” sebagai simbol kebersamaan dan semangat melayani masyarakat.

Di akhir kegiatan, Kepala Desa Belimbing, Kibo Yonatan, menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah merangkul berbagai pihak untuk membantu masyarakat. “Kegiatan seperti ini membutuhkan pengorbanan tidak sedikit. Saya salut dengan ketulusan relawan dan tim medis TIMA,” ungkapnya.

Ketua TIMA Singkawang, dr. Rosita Nk Siregar, juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan. “Program seperti ini akan terus kita lanjutkan. Meskipun pemerintah terus meningkatkan fasilitas kesehatan, masih banyak masyarakat di pelosok desa yang membutuhkan uluran tangan kita para relawan,” pungkas dr. Rosita.

Dalam baksos ini hadir 118 relawan yang terdiri dari 7 komite, 6 relawan APL, 15 relawan AP, 49 relawan rompi, serta 41 relawan medis dan paramedis. Tim medis TIMA berhasil melayani 221 warga untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Tebar Cinta Kasih Lewat Baksos Kesehatan di Pematang Siantar

Tebar Cinta Kasih Lewat Baksos Kesehatan di Pematang Siantar

12 September 2025

Sebagai wujud nyata dalam menyebarkan cinta kasih melalui misi kesehatan, relawan Tzu Chi di Pematang Siantar kembali mengadakan bakti sosial pemeriksaan kesehatan umum pada Minggu, 7 September 2025.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134:  Syukur Tak Terkira Dirasakan Alwi dan Rita

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134: Syukur Tak Terkira Dirasakan Alwi dan Rita

05 Oktober 2022

Menerima informasi adanya Baksos Kesehatan Tzu Chi Batam di grup whatsapp lingkungan tempat tinggalnya, pasutri Alwi Zulkifli dan Rita Erlina memutuskan untuk mengikuti baksos ini. 

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-143: Ikhtiar Mujono yang Sepuluh Tahun Tak Dapat Melihat

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-143: Ikhtiar Mujono yang Sepuluh Tahun Tak Dapat Melihat

04 Juli 2024
Sudah sepuluh tahun lamanya Mujono tak bisa melihat terang dunia. Sebagai bentuk ikhtiar ia pun mengikuti pengobatan katarak di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-143. Ia ditemani Bripka Supriyanto.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -