Siswa Belajar Bersatu Hati dan Menjalin Keharmonisan

Jurnalis : Chen Pei-Wen (Tzu Chi School), Fotografer : Yan Wen-Cong (Tzu Chi School)
 

foto
Sebelum kegiatan hari olahraga dimulai, guru-guru mengumpulkan para siswa di depan gedung Gan en, menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan ini.

Pada tanggal 23 agustus 2013 merupakan sebuah hari yang penuh dengan semangat, sekolah Sekolah Dasar Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan kegiatan hari olahraga. Di pagi hari pembawa obor menyerahkan obor api suci sebagai simbol persatuan dan perdamaian ke tangan kepala sekolah, yang kemudian dinyalakan oleh Kepala sekolah Yao Pei-lin, sebagai pembukaan upacara hari olah raga hari ini. Kepala sekolah berharap dan memberi dorongan semangat kepada semua orang melalui hari olahraga yang berlangsung hari ini, dapat menampilkan semangat persatuan dan saling bekerja sama dari semua peserta.

Kegiatan diawali dengan senam bersama yang di bimbing oleh bapak guru Wang Wen-zhen, setiap siswa menggerakkan badan mengikuti gerakan pak guru. Pada kegiatan senam bersama terlihat sebagian besar siswa dengan penuh semangat melakukan gerakan bersama pak guru. Ada beberapa siswa yang pada dasarnya memang bersifat pemalu, setelah melihat gairah semangat dari para guru dan siswa, tanpa mereka sadari juga mulai ikut bergerak, lambat laun melebur ke dalam suasana kebersamaan yang penuh dengan kegembiraan. Guru-guru dari masing masing kelas juga ikut memotivasi dengan sangat antusias, sehingga berhasil membangkitkan gairah dan semangat dari para siswa peserta senam.

Selanjutnya dilangsungkan berbagai jenis perlombaan antar kelas. Tahun ini seluruhnya ada lima jenis olah raga yang diperlombakan, antara lain adalah : lomba “makan tanpa menggunakan tangan, mengoper kelereng, kangguru melompat, menembakkan sedotan dan melewati rintangan”. Perlombaan diikuti oleh siswa dalam jumlah yang sama dan berlangsung pada saat bersamaan, pada akhir perlombaan dilakukan penilaian atas jumlah skor dari lima jenis olah raga yang diperlombakan, setiap kelas yang menjadi juara pertama, juara kedua dan juara ketiga akan mendapat piagam penghargaan yang diserahkan oleh kepala sekolah. Perlombaan permainan “makan tanpa menggunakan tangan” adalah permainan dengan mengikat kerupuk dengan seutas tali yang digantung di tengah udara, siswa tidak boleh menyentuh kerupuk dengan tangan, hanya boleh menengadahkan kepala dan dalam waktu yang paling singkat memakan habis kerupuk. Selama berlangsungnya perlombaan, peserta lomba berusaha keras agar kerupuk dapat masuk ke mulut sesuai dengan keinginan mereka, namun biskuit tidak mengikuti perintah dan terus berayun kesana kemari, adegan ini membuat teman-teman sekelas mereka merasa cemas hingga berkeringat dingin, dalam waktu bersamaan teriakan untuk menambah semangat juga terus bergema tanpa henti.

foto  foto

Keterangan :

  • Senam pemanasan sebelum berolahraga di bimbing oleh bapak guru Wang Wen-zhen, gerakannya sangat lincah dan menyenangkan, para siswa bekerja sama dengan hangat (kiri).
  • Seorang siswa tingkat kelas 5 (grateful), Michele berusaha sekuat tenaga mengikuti perlombaan permainan “melewati rintangan” (kanan).

Permainan perlombaan “mengoper kelereng” adalah dengan meletakkan sebutir kelereng pada sebuah sendok, peserta lomba harus menyelesaikan rute perjalanan yang sudah ditentukan, lalu mengoper kelereng ke peserta berikutnya, selama dalam perjalanan kelereng tidak boleh jatuh ke tanah, ada peserta lomba yang berjalan terlalu cepat, kelereng jatuh berulang kali, membuat sang peserta lomba harus berulangkali membungkukan badan untuk memungut kelereng yang jatuh, oleh karenanya telah membuang waktu dengan sia-sia; tetapi ada beberapa peserta lomba yang mampu melangkah dengan tenang, suasana hatinya tidak terpengaruh oleh apapun, kelerengnya juga tidak jatuh menuruti keinginan mereka, dan malah dapat menyelesaikan perlombaan dalam waktu lebih cepat. Perlombaan ini juga memberikan pengalaman terbaik bagi siswa dalam hal “ berkonsentrasi”.

Selanjutnya adalah perlombaan “kangguru melompat”,  peserta lomba memasukkan kedua kakinya ke dalam karung, dan menyelesaikan jarak yang ditentukan dengan cara melompat. Wirya seorang siswa kelas tiga SD, karena ingin cepat malah terjatuh, namun dia tetap berdiri kembali dan melanjutkan perlombaan hingga selesai. Saat tiba di tempat titik finis, malah menangis karena disalahkan oleh teman sekelasnya. Chen Pei-wen guru wali kelas memanfaatkan terjadinya peristiwa seperti ini sebagai kesempatan untuk mendidik siswa seluruh kelas, agar para siswa bisa berpikir, apa semangat olahragawan dan harus bersikap bagaimana dalam menghadapi kejadian demikian. Setelah merenung beberapa saat, para siswa berlomba lomba menyampaikan pendapatnya, Vaina seorang siswa berkata, “kita harus bertanya pada yang bersangkutan terlebih dulu, apakah terluka atau tidak.” Siswa Antlia berkata, “harus memberi semangat dengan berkata bahwa dia sangat hebat.” Sedangkan siswa Willsen berkata, “jika saya adalah dia, saya juga akan berdiri kembali dan melanjutkan perlombaan hingga selesai.”

foto  foto

Keterangan :

  • Odelia siswa kelas 1( Compassion) dengan serius dan penuh konsentrasi ingin memasukkan sedotan ke dalam botol kosong (kiri).
  • Chen Ci-en siswa kelas 1 (Grateful) berkonsentrasi penuh dengan tenang dan mantap mengirimkan kelereng kembali ke timnya, dan memperoleh juara pertama untuk jenis perlombaan ini (kanan).

Berikutnya adalah perlombaan “menembakkan sedotan” dan “melewati rintangan”. Perlombaan permainan “menembakkan sedotan” adalah siswa dengan sebatang sedotan di tangan lalu berusaha memasukkan sedotan dengan melempar dengan tepat ke dalam mulut botol minuman ringan yang lebih kecil. Permainan “melewati rintangan” adalah permainan melewati berbagai rintangan berbeda dengan memeluk balon, penerima balon secara estafet yang paling akhir adalah guru wali kelas sebagai peserta yang menyelesaikan perlombaan. Para siswa yang menyaksikan guru mereka sendiri ikut dalam perlombaan, semuanya juga memberikan dukungan hangat dan dorongan semangat kepada guru mereka sendiri.

Pada hari olahraga yang berlangsung hari ini ada yang menang dan juga ada yang kalah, di dalam proses berlangsungnya perlombaan membuat para siswa belajar untuk turut menikmati keberhasilan orang lain dan bagaimana bersikap atas usaha keras diri sendiri, tidak menganggap kalah menang sebagai hal yang penting, tetapi apakah sudah berusaha di dalam proses yang berlangsung. Belajar untuk tidak mengkritik kesalahan pihak lain, tetapi memuji semangat mereka dalam berusaha keras, inilah yang dimaksud dengan semangat olahragawan. Seluruh kegiatan berakhir di tengah suasana kegembiraan dan suara dorongan semangat, Di dalam tubuh anak-anak penuh dengan rasa antusias dan semangat yang telah dipersiapkan untuk menyambut hari-hari penuh kegembiraan di sekolah.

Penerjemah : Lienie Handayani
Editor: Agus Rijanto

  
 

Artikel Terkait

Dulu Dibantu, Sekarang Tergerak untuk Membantu

Dulu Dibantu, Sekarang Tergerak untuk Membantu

13 Juli 2022

Natalia dan Viona, keduanya adalah remaja putri yang sudah menuntaskan pendidikan sekolah menengah mereka. Mereka sebelumnya merupakan anak asuh Tzu Chi di komunitas relawan He Qi Pusat yang kini bertekad untuk bergabung menjadi relawan dan ingin bersumbangsih di misi pendidikan nantinya.

Menyambut Natal Dengan Rasa Syukur

Menyambut Natal Dengan Rasa Syukur

21 Desember 2020

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memberikan 14 paket Natal untuk penerima bantuan Tzu Chi yang akan merayakan Natal.

Pulang Memberikan Harapan

Pulang Memberikan Harapan

20 Februari 2014 Banyak karyawan sekaligus relawan Tzu Chi yang berasal dari Pati mengabdikan diri di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta. Melihat bencana banjir yang melanda daerah kelahiran mereka pun membuat hati para relawan merasa tersentuh.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -