Sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah di Tanjung Balai Karimun

Jurnalis : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Tcering Zoma Chen (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diikuti 35 relawan.

Bulan Tujuh dalam penanggalan Lunar sering kali dikenal sebagai bulan hantu oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa. Terdapat kepercayaan bahwa pada bulan tersebut, para hantu akan terbebas dari dunia bawah untuk sementara waktu. Sesajian berupa daging, dupa, serta kertas sembahyang dipersembahkan kepada para leluhur dengan harapan dapat membebaskan para leluhur dari penderitaannya.

Namun di Tzu Chi, Bulan Tujuh penanggalan Lunar merupakan bulan penuh berkah, sukacita, dan bulan untuk membalas budi. Karena sesungguhnya persembahan dan hadiah terbaik serta penuh berkah untuk para leluhur adalah doa yang tulus, amal, dan perbuatan bajik, salah satunya dengan bervegetaris.

Pada kegiatan ini, para peserta juga diajak menenangkan batin dengan bermeditasi bersama.

Maka dari itu Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan acara sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah pada Minggu, 24 Juli 2022, pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menenangkan batin para relawan melalui pelantunan Gatha Pendupaan, Gatha Pembuka Sutra, pelaksanaan Pradaksina, dan meditasi. Relawan Sukmawati dan Wiyzhien secara bergilir membawakan materi mengenai penjelasan Bulan Tujuh Penuh Berkah serta pola hidup bervegetaris dan ramah lingkungan. Para relawan juga memerankan drama sebagai himbauan untuk menjalankan pola hidup bervegetaris dan mengintegrasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari termasuk kebiasaan dalam menjalankan tradisi.

Pelaksanaan acara sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah tidak terlalu berbeda dari tahun ke tahun. Tetapi, kegiatan ini berperan penting dalam proses menumbuhkan tekad relawan untuk bervegetaris. Indra, relawan yang berasal dari Pulau Tanjung Batu Kecil sudah menjalankan pola hidup bervegetaris selama 1 tahun lebih. Sebelumnya, Indra (24) melakukan sembahyang Bulan Tujuh dengan daging-daging serta kertas sembahyang yang melimpah. Ia kini mengganti daging dengan olahan nabati serta mengurangi penggunaan kertas sembahyang. “Bervegetarian karena pelatihan diri, yang kedua membalas budi orang tua, dan yang ketiga menghargai kehidupan makhluk lain. Vegetarian ini bukan sekedar tidak makan daging, tapi harus ada tekad dan komitmen yang kita jalani. Kita harus bersabar, mengurangi emosi, sekaligus pelatihan dari hati,” ucap Indra.

Indra (tengah), membuat makanan olahan vegetarian sendiri sebagai pengganti daging untuk keperluan tradisi sembahyang dalam keluarga.

Pui Huat (51), relawan Komite Tzu Chi Tanjung Balai Karimun juga memiliki kisah inspiratif mengenai pola hidup vegetaris untuk dibagikan. Setelah dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada tahun 2017, Pui Huat langsung bervegetaris. Bisnis Bak Kut Teh (makanan dari budaya Tionghoa) turun temurun keluarganya langsung disulap menjadi Bak Kut Teh vegetarian.

Awalnya bisnis sama sekali tidak berjalan lancar, namun Pui Huat tetap berusaha dengan gigih. Ia pun meracik ulang resep andalan keluarganya menjadi hidangan vegetarian yang tidak kalah lezat dengan versi non vegetarian. Lambat laun, Bak Kut Teh vegetariannya pun dikenal oleh masyarakat luas dan penjualannya terus meningkat.

Pui Huat, relawan yang mengubah bisnis Bak Kut Teh keluarga menjadi Bak Kut Teh vegetarian setelah dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada tahun 2017.

“Mulai dari satu hari satu kali, anggaplah bervegetaris seperti sedang fang shen (pelepasan makhluk hidup). Kemudian menjadi satu bulan berturut turut, berlanjut menjadi setengah tahun, setahun, dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya,” ungkap Pui Huat.

Setelah berpola hidup vegetaris, Pui Huat merasa perlahan-lahan ada perubahan dalam hidupnya. “Setelah saya vegetarian, saya merasa vegetarian sangatlah baik, menumbuhkan kasih sayang, baik untuk kesehatan. Saya merasa dengan bervegetaris, hidup menjadi sangat bermakna,” ucapnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2016
Senin, 08 Agustus 2016. Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Pinang mengadakan makan siang vegetarian secara bersama di kantor Tzu Chi Tanjung Pinang selama satu minggu berturut-turut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Tujuh Penuh Berkah
Bulan Berbakti dan Bervegetaris

Bulan Berbakti dan Bervegetaris

06 September 2018

Melakukan ritual di Bulan Tujuh Penuh Berkah bagi kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan (Tzu You Ban) merupakan hal baru. Kegiatan perdana ini dilakukan pada Minggu 2 September 2018 dan diikuti oleh 66 Bodhisatwa cilik dan 20 relawan Da Ai Mama (pendamping Bodhisatwa cilik).

Penutupan Bulan Tujuh Penuh Berkah di Tzu Chi Center

Penutupan Bulan Tujuh Penuh Berkah di Tzu Chi Center

31 Agustus 2016
Sebanyak 185 orang menghadiri penutupan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang digelar di Fu Hu Ting, Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk Jakarta, Minggu 28 Agustus 2016. Dalam kegiatan ini para relawan dan juga peserta diingatkan kembali bahwa semua anak memiliki jalinan jodoh dengan kedua orang tuanya.
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -