Sosialisasi dan Pembagian Beras Cinta Kasih
Jurnalis : Myrna Butar Butar (He Qi Selatan), Fotografer : Myrna Butar Butar (He Qi Selatan)
|
| ||
Acara hari ini adalah sosialisasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan pembagian beras cinta kasih. Acara dipandu oleh Reny Shijie dan dimulai dengan penayangan video memperkenalkan kegiatan Tzu Chi Indonesia. Berbagai informasi ada dalam video tersebut, seperti bantuan Tzu Chi di Aceh pasca Tsunami, berupa pembangunan kompleks rumah cinta kasih dan bagaimana kemudian penduduk Aceh membalas bantuan Tzu Chi dengan menyumbang ketika terjadi bencana gempa di Taiwan. Diperlihatkan juga bagaimana orang-orang yang pernah dibantu Tzu Chi kemudian terinspirasi dan ikut memberi dan mengumpulkan dana untuk Tzu Chi walau hidup mereka sendiri pas-pasan, namun tekad mereka tetap luar biasa. Reny Shijie menerangkan bahwa di Tzu Chi relawannya lintas agama, suku, bangsa dan negara. Cinta kasih adalah untuk seluruh umat, tanpa membedakan karena Tzu Chi ada untuk menyebar kesejukan. Bagaimanakah kegiatan Tzu Chi di Indonesia? Hal ini kemudian dipaparkan oleh Nasandi Shixiong yang memaparkan sejarah Tzu Chi, visi misinya, dan apa arti serta kegiatan setiap misi Tzu Chi tersebut. Acara dilanjutkan dengan pemaparan Lin Vong Shijie mengenai budaya humanis Tzu Chi dimana prinsip-prinsip bersyukur, berterima kasih, dan cinta kasih menjadi dasar budaya ini. Keistimewaan budaya ini adalah relawan yang ramah, tersenyum, rendah hati, lembut namun sepenuh hati. Menghormati penerima bantuan karena tanpa kesediaan mereka menerima bantuan, maka kebaikan tidak bisa dilaksanakan.
Keterangan :
Hing Kok Shixiong kemudian memaparkan pelestarian lingkungan. Dalam pemaparannya ia menerangkan apa itu efek rumah kaca dan menginformasikan efek mengerikan global warming, sampah yang menggunung, air yang bertambah langka, dan penurunan kualitas lingkungan yang tengah terjadi saat ini. Ia pun mengajak anak-anak panti asuhan untuk turut menjaga bumi ini melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah, menyayangi air dengan hemat penggunaan, menghindari kantong kresek dan menggunakan tas kain ketika belanja, membawa tempat dan alat makan minum sendiri, menanam pohon, naik kendaraan umum atau bersepeda, dan lain-lain. Acara ditutup dengan menyanyikan lagu dan isyarat tanga, “Sebuah Dunia yang Bersih” dan “Satu Keluarga” yang diikuti oleh anak-anak dengan antusias. Mereka juga turut bernyanyi dan melakukan gerakan isyarat tangan. Pada saat yang sama beras cinta kasih telah tiba di Panti Asuhan dan di serah terimakan. Suster Alexa sebagai kepala Panti Asuhan sangat berterima kasih dan senang atas kunjungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia berkata bahwa ada dua hal utama yang perlu dipahami dan dijalankan oleh anak-anak yaitu satu, menghemat air. Selama ini Suster sudah berkali-kali mengingatkan anak-anak. Dengan adanya informasi dari Tzu Chi diharapkan anak-anak sekarang lebih mengerti mengapa penting berhemat air. Hal kedua adalah supaya anak-anak menghargai bantuan orang. Setelah dibantu, diharapkan anak-anak membantu orang lain walau dengan cara yang kecil. Elan, 14 tahun kelas 2 SMP senang dengan kunjungan Tzu Chi. Dari kunjungan ini ia belajar bahwa ia harus membantu orang lain, saling membantu orang yang tidak mampu, menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta merawat lingkungan. Hing Kok Shixiong sebagai PIC acara ini menerangkan bahwa tujuan kunjungan ini adalah supaya anak-anak dan suster mengetahui latar belakang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mereka juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan, mulai dari anak-anak SMP, SMA sampai pengurus Yayasan tersebut. Ini adalah kunjungan ke-3. Di kunjungan sebelumnya ada baksos kesehatan umum dan gigi.
| |||
Artikel Terkait
Hal Baik Berbuah Baik
21 Oktober 2015 Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih 2015 telah berlalu. Namun, semangat dan tekad untuk mengemban misi masih terngiang dalam memori para peserta, seperti Wiyzhien (relawan muda asal Tanjung Balai Karimun) dan Tjoa Pau An seorang (relawan komunitas He Qi Barat).
Baksos Makassar: Barisan Kemanusiaan Tzu Chi
17 Mei 2010Ajaran Baru, Semangat Baru
23 Juli 2014Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik.