Sosialisasi dan Pembagian Beras Cinta Kasih

Jurnalis : Myrna Butar Butar (He Qi Selatan), Fotografer : Myrna Butar Butar (He Qi Selatan)
 

foto
Minggu, 6 Mei 2012, relawan He Qi Selatan melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Yayasan Kasih Mandiri.

Pagi itu telah berkumpul anak-anak usia balita sampai SMA di aula Panti Asuhan Yayasan Kasih Mandiri di Jl. Bambu Kuning No. 27 Jati Padang,Pasar Minggu. Dengan antusias mereka menunggu dimulainya acara kunjungan kasih kali ini. Yang bayi pun ikut serta karena kakak-kakaknya ingin ikut serta dalam acara sambil menjaga mereka. Walaupun terjadi sedikit masalah teknis dalam penayangan video, anak-anak tetap sabar menunggu dan dengan tenang menyimak.

 

 

Acara hari ini adalah sosialisasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan pembagian beras cinta kasih. Acara dipandu oleh Reny Shijie dan dimulai dengan penayangan video memperkenalkan kegiatan Tzu Chi Indonesia. Berbagai informasi ada dalam video tersebut, seperti bantuan Tzu Chi di Aceh pasca Tsunami, berupa pembangunan kompleks rumah cinta kasih dan bagaimana kemudian penduduk Aceh membalas bantuan Tzu Chi dengan menyumbang ketika terjadi bencana gempa di Taiwan. Diperlihatkan juga bagaimana orang-orang yang pernah dibantu Tzu Chi kemudian terinspirasi dan ikut memberi dan mengumpulkan dana untuk Tzu Chi walau hidup mereka sendiri pas-pasan, namun tekad mereka tetap luar biasa.

Reny Shijie menerangkan bahwa di Tzu Chi relawannya lintas agama, suku, bangsa dan negara. Cinta kasih adalah untuk seluruh umat, tanpa membedakan karena Tzu Chi ada untuk menyebar kesejukan. Bagaimanakah kegiatan Tzu Chi di Indonesia? Hal ini kemudian dipaparkan oleh Nasandi Shixiong yang memaparkan sejarah Tzu Chi, visi misinya, dan apa arti serta kegiatan setiap misi Tzu Chi tersebut.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan Lin Vong Shijie mengenai budaya humanis Tzu Chi dimana prinsip-prinsip bersyukur, berterima kasih, dan cinta kasih menjadi dasar  budaya ini. Keistimewaan budaya ini adalah relawan yang ramah, tersenyum, rendah hati, lembut namun sepenuh hati.  Menghormati penerima bantuan karena tanpa kesediaan mereka menerima bantuan, maka kebaikan tidak bisa dilaksanakan.

foto   foto

Keterangan :

  • Anak-anak diperkenalkan sekilas tentang apa itu Tzu Chi dan bagaimana melestarikan lingkungan oleh Hing Kok Shixiong (kiri).
  • Relawan mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu isyarat tangan "Sebuah Dunia yang Bersih" dan "Satu Keluarga" (kanan).

Hing Kok Shixiong kemudian memaparkan pelestarian lingkungan. Dalam pemaparannya ia menerangkan apa itu efek rumah kaca dan menginformasikan efek mengerikan global warming, sampah yang menggunung, air yang bertambah langka, dan penurunan kualitas lingkungan yang tengah terjadi saat ini. Ia pun mengajak anak-anak panti asuhan untuk turut menjaga bumi ini melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah, menyayangi air dengan hemat penggunaan,  menghindari kantong kresek dan menggunakan tas kain ketika belanja, membawa tempat dan alat makan minum sendiri, menanam pohon, naik kendaraan umum atau bersepeda, dan lain-lain.

Acara ditutup dengan menyanyikan lagu dan isyarat tanga, “Sebuah Dunia yang Bersih” dan “Satu Keluarga”  yang diikuti oleh anak-anak dengan antusias. Mereka juga turut bernyanyi dan melakukan gerakan isyarat tangan.  Pada saat yang sama beras cinta kasih telah tiba di Panti Asuhan dan di serah terimakan.

Suster Alexa sebagai kepala Panti Asuhan sangat berterima kasih dan senang atas kunjungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.  Ia berkata bahwa ada dua hal utama yang perlu dipahami dan dijalankan oleh anak-anak yaitu satu, menghemat air. Selama ini Suster sudah berkali-kali mengingatkan anak-anak. Dengan adanya informasi dari Tzu Chi diharapkan anak-anak sekarang lebih mengerti mengapa penting berhemat air. Hal kedua adalah supaya anak-anak menghargai bantuan orang. Setelah dibantu, diharapkan anak-anak membantu orang lain walau dengan cara yang kecil.

Elan, 14 tahun kelas 2 SMP senang dengan kunjungan Tzu Chi. Dari kunjungan ini ia belajar bahwa ia harus membantu orang lain, saling membantu orang yang tidak mampu, menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta merawat lingkungan. Hing Kok Shixiong sebagai PIC acara ini menerangkan bahwa tujuan kunjungan ini adalah supaya anak-anak dan suster mengetahui latar belakang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mereka juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan, mulai dari anak-anak SMP, SMA sampai pengurus Yayasan tersebut. Ini adalah kunjungan ke-3. Di kunjungan sebelumnya ada baksos kesehatan umum dan gigi.

 

  
 

Artikel Terkait

Senasib Sepenanggungan

Senasib Sepenanggungan

07 Juni 2010
Maryanah bersama dengan 12 relawan Tzu Chi He Qi Selatan melakukan kegiatan kunjungan kasih yang rutin dilakukan satu bulan sekali. Sudah 2 tahun lamanya, Chong Kim Sun - suami dari Heni dan ayah dari Christina yang terkena stroke menjadi pasien penanganan khusus Tzu Chi.
Terkesan dengan Tzu Chi, WHO Ingin Menjalin Jodoh Baik

Terkesan dengan Tzu Chi, WHO Ingin Menjalin Jodoh Baik

16 Agustus 2024

Kamis, 15 Agustus 2024, Tzu Chi mendapatkan kunjungan dari World Health Organization (WHO). Kunjungan ini diwakili oleh Ludy Suryantoro, Multisectoral Engagement for Health Security, yang bekerja dan menetap di Jenewa, Swiss. 

Berkah dari Jalinan Jodoh

Berkah dari Jalinan Jodoh

18 Februari 2012
Baksos yang dilaksanakan pada 18 Februari 2012 di SD Pasir Mendit Desa Jangkaran Kecamatan Pasir Mendit Kabupaten Kulonprogo ini melibatkan relawan dari Institut Pertanian Stiper Yogyakarta dan relawan dari Magelang  yang berjumlah 130 relawan.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -