Relawan Komite Tzu Chi menyampaikan sosialisasi mengenai visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi dalam menjalankan Misi Amal Kemanusiaan di tengah masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan oleh relawan dari Komunitas He Qi Barat 1.
Hari Minggu 12 October 2025 itu menjadi saksi semangat tulus yang tumbuh di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Di Gedung B, Ruang Budaya Humanis, Komunitas He Qi Barat 1 menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Relawan Tzu Chi yang dipenuhi dengan kehangatan dan cinta kasih.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah, nilai-nilai kemanusiaan, serta visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang tergerak hatinya untuk bergabung menjadi relawan dalam Misi Amal Kemanusiaan Tzu Chi.
Sebanyak tujuh calon relawan Tzu Chi mengikuti kegiatan sosialisasi dengan penuh perhatian. Mereka menyimak penjelasan mengenai visi, misi, sejarah, serta berbagai kegiatan Tzu Chi yang dijalankan untuk kepentingan masyarakat luas.
Sebanyak 17 relawan turut mengambil bagian dalam pelaksanaan acara ini. Mereka bekerja sama dengan penuh semangat dan ketulusan, menjalankan peran masing-masing mulai dari absensi, pembawa acara (MC), pengisi materi, pengatur sound system, penjaga waktu (time keeper), pemandu shou yu (isyarat tangan), pendamping calon relawan, penyedia konsumsi, hingga pengelola celengan cinta kasih dan pembaca kata perenungan.
Lebih dari sekadar panitia, para relawan ini menjadi teladan nyata dari nilai-nilai Tzu Chi. Dengan senyum, kedisiplinan, dan ketulusan hati, mereka menciptakan suasana yang hangat dan penuh makna bagi seluruh peserta yang hadir.
Langkah Awal Calon Relawan: Kecil dalam Jumlah, Besar dalam Hati
Meski hanya dihadiri oleh tujuh calon relawan, namun setiap peserta membawa kisah dan niat yang begitu menyentuh.
Meidiana, Ketua Komunitas Hu Ai Citra, berbagi pengalaman tentang perjalanannya bersama Tzu Chi kepada Marlina, calon relawan yang ia ajak menghadiri kegiatan sosialisasi di Gedung B, Ruang Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
Salah satunya adalah Marlina, yang hadir atas ajakan ketua komunitas Hu Ai Citra, Meidiana. Ia mengaku ingin menjadi bagian dari relawan Tzu Chi untuk membahagiakan ibunya dan mengenang ayahnya yang telah tiada.
“Saya ingin berkontribusi untuk kemanusiaan dan membuat orang tua saya bangga,” ungkap Marlina dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Hanny, seorang ibu rumah tangga asal Kapuk, merasa bahwa nilai-nilai Tzu Chi sejalan dengan prinsip hidupnya.
“Saya ingin ikut menanam kebajikan dan melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik bersama para relawan,” ucapnya penuh semangat.
Hanny (berkemeja) dan Nona (berhijab) tampak serius mengisi formulir pendaftaran relawan. Dengan semangat dan tekad yang tulus, keduanya mengambil langkah awal untuk bergabung dalam keluarga besar relawan Tzu Chi.
Nona, seorang alumni Tzu Ching yang kini bekerja di Tanjung Priok, juga hadir dengan tekad untuk melanjutkan pengabdiannya sambil meniti karier.
“Bagi saya, menjadi relawan bukan hanya ibadah kepada Allah, tetapi juga wujud nyata cinta kasih untuk bumi dan sesama makhluk,” ujarnya dengan senyum tulus.
Langkah Kecil yang Menumbuhkan Harapan
Acara sosialisasi ini berlangsung dengan lancar berkat kerja sama dan koordinasi dari Fiona, selaku koordinator kegiatan. Ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara dengan baik dan penuh makna.
“Semoga para peserta hari ini semakin memahami tentang Tzu Chi dan terinspirasi untuk melangkah menjadi relawan,” tutur Fiona penuh harap.
Melalui kegiatan ini, para peserta belajar bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil dan niat yang tulus. Ketujuh calon relawan yang hadir bukan sekadar peserta, melainkan benih harapan yang kelak akan tumbuh menjadi pohon kebaikan, menaungi dan memberi kehidupan bagi banyak orang.
Fiona (paling kiri), selaku koordinator acara, berfoto bersama para relawan Tzu Chi dan peserta sosialisasi. Wajah-wajah bahagia mereka memancarkan semangat kebersamaan dan cinta kasih yang menghangatkan suasana di akhir kegiatan.
Para relawan senior yang menyambut mereka ibarat tanah subur, memupuk benih itu dengan cinta kasih, keteladanan, dan kerja keras.
Semoga kegiatan ini menjadi awal dari semakin banyaknya langkah kebajikan yang terwujud di tengah masyarakat. Dalam dunia yang penuh tantangan, cinta kasih universal adalah bahasa yang mampu menyatukan hati manusia.
Mari terus menebar inspirasi dan menanam kebaikan, karena dunia membutuhkan lebih banyak tangan dan hati yang mau berbuat bagi sesama.
Editor: Anand Yahya