Suara Kasih: Berikrar untuk Menjadi Penyelamat bagi Orang Lain

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

 

Judul Asli:

Berikrar untuk Menjadi Penyelamat bagi Orang Lain

20 tahun Tzu Chi Malaysia dan Singapura
Menyerap ajaran Buddhake dalam hati
Membangkitkan kesadaran setelah kondisi dunia
Bertekad untuk menjadipenyelamat bagi orang lain

Saya sering berkata bahwa Bodhisatwa datang untuk menjangkau makhluk yang menderita. Di mana pun terdapat penderitaan ataupun terdapat orang yang meminta tolong, Bodhisatwa akan segera muncul untuk memberikan pertolongan. Inilah gambaran seorang Bodhisatwa pada zaman Buddha dahulu. Dunia tempat tinggal kita ini terdapat perpaduan berbagai kondisi, yaitu ada kebajikan, ada keburukan, ada penderitaan, dan ada kebahagiaan. Karena itu, setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah, menciptakan berkah, dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Setelah melihat penderitaan, barulah kita bisa tersadarkan. Jadi, hanya di alam manusialah, kita paling berkesempatan untuk membangkitkan kesadaran.

Banyak orang yang berkata bahwa tahun ini kantor Tzu Chi di Singapura dan Malaysia menginjak tahun ke-20. Sesungguhnya, sejak tahun 1987, Tzu Chi Singapura sudah didirikan oleh Jing Lian. Saat masih muda, Jing Lian tinggal di Hualien dan bekerja di Der-Li. Dia lalu menikah dan menetap di Singapura. Dia pun membawa benih Tzu Chi dan menyebarkannya di Singapura. Dia mulai melakukannya pada tahun 1987. Akan tetapi, mengapa Tzu Chi di Singapura dibilang baru menginjak tahun ke-20? Ini karena kita menghitungnya dari tanggal kita resmi terdaftar untuk membangun kantor Tzu Chi di sana. Jika tidak, Tzu Chi di Singapura sudah 20 tahun lebih. Jadi, setelah Jing Lian, Ji Yu-lah yang menjadi ketua Tzu Chi Singapura dan kini dilanjutkan oleh Relawan Low Swee She. Dia benar-benar menggunakan hati yang lapang dalam membimbing para relawan di Singapura agar bisa lebih giatdan bekerja sama dengan harmonis. Dia menggunakan kekuatan dalam kelemahlembutan dalam membimbing setiap relawan di Singapura agar bekerja sama dengan harmonis. Hal ini sungguh mengagumkan.

Saya sungguh senang melihat anggota Tzu Ching dan relawan pengusaha di Singapura yang jumlahnya tidak sedikit. Mereka semua bisa bekerja sama dengan harmonis. Semangat ini sungguh membuat orang kagum. Inilah yang terjadi di Singapura. Demikian pula dengan Tzu Chi di Malaysia. Masa awal berdirinya Tzu Chi Malaysia tidak jauh berbeda dengan Tzu Chi Singapura. Ye Shu-mei juga adalah orang Taiwan.

Karena kepentingan perusahaan, dia dimutasikan ke Malaysia. Dia pindah ke Malaysia dengan membawa semangat Tzu Chi. Dia bekerja dan menjalankan misi Tzu Chi secara bersamaan. Dia mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk membantu warga di sana. Berkat kesungguhan hatinya, Ji Hang dan relawan lainnya mulai terinsipirasi dan sering kembali ke Taiwan. Mereka menerima kekuatan cinta kasih inidengan hati yang polosdan mendalami semangat Bodhisatwa dunia.Mereka membawa pulang benih bodhi ke Malaysia dan menyebarkannya di sana.

Adakalanya, insan Tzu Chi akan berkata bahwa kini sangatlah sulit untuk mencari donatur. Ketahuilah bahwa di Malaysia, ada seorang insan Tzu Chi yang setiap harinya selalu pergi ke pasar untuk membeli sayur sekaligus menggalang dana. 70 persen pedagang di pasar itu adalah donaturnya. ”Saya bertanya kepada mereka apakah ingin membantu pasien cuci darah dan berbuat baik. Lalu mereka bilang mau. Jadi, mereka pun turut berdana.” ”Anda menggalang dana di setiap stan?” ”Ya, di setiap stan karena jarak setiap stan hanya bersebelahan.” ”Mengapa Anda bisa percaya padanya?” ”Awalnya, saya juga tidak percaya. Akan tetapi, dia sangat bersungguh hati. Dia mengunjungi saya hampir setiap hari. Hingga suatu hari, saya pun menyetujuinya untuk turut bergabung. Lalu, saya merasa ini sangat baik. Selain saya seorang, saya juga mengajak teman saya untuk berdana. Kini saya memiliki 10 donatur.”

Hingga kini, setelah menjadi relawan selama 20 tahun lebih, dia memiliki 1.000 lebih donatur. Setiap bulan, dia harus mengambil dana amal dari 700 keluarga lebih. Ada orang yang berkata bahwa mungkin dia punya uang dan waktu, atau mendapat dukungan dari keluarganya. Sesungguhnya tidak demikian. Dia berkata bahwa selama 20 tahun lebih itu, suaminya tidak suka jika dia tidak berada di rumah. Karena itu, setiap harinya, setelah suaminya keluar rumah, dia segera bersiap-siap untuk keluar. Sebelum suaminya pulang, dia sudah harus pulang ke rumah. Inilah yang dia lakukan setiap hari. Demi mengemban misi Tzu Chi, dia memanfaatkan setiap detik yang ada. Kini, suaminya menderita Parkinson dan tidak bisa bergerak dengan leluasa. Setiap hari, dia harus merawat suaminya. Selain itu, setiap hari, paling sedikit dia harus mengambil dana amaldari 30 keluarga. Ini adalah jumlah rata-rata setiap hari karena dia harus merawat suaminya. Saudara sekalian, dia telah mengatasi berbagai rintangan. Asalkan memiliki niat, kita bisa mengatasi berbagai rintangan. Dia sudah berusia 60-an tahun, tetapi masih begitu tekun dan bersemangat. Dia sudah melakukannya lebih dari 20 tahun. Kemarin, saat melihat dan mendengar kisahnya, saya sungguh merasa sangat tersentuh.

Ada pula seorang relawan yang melakukan daur ulang. Meski tempat tinggalnya sangat sempit, dia tetap melakukan daur ulang. Lihatlah, barang daur ulang sudah hampir memenuhi kamarnya. Meski memiliki ruang yang terbatas, dia tetap melakukan daur ulang. Dia mengumpulkan barang daur ulang dan memilahnya dengan cermat di ruangannya yang kecil. Bagaimana saya tidak tersentuh melihatnya? Mereka berada jauh dari saya, namun begitu tekun dan bersemangat. Mereka bisa mengatasi berbagai rintangan.

Apakah kita ada alasan untuk berkata bahwa kita sulit mencari donatur? Apakah kita ada alasan untuk berkata bahwa kita tidak memiliki waktu untuk melakukan daur ulang? Kita harus menggenggam waktu dengan baik karena waktu tidak menunggu kita. Kemarin, saat sedang rapat, saya menerima sebuah berita dukacita tentang Li-hua. Dia adalah kepala perawat di RS Tzu Chi Hualien selama 20 tahun lebih. Dia sangat mendedikasikan diri bagi Tzu Chi. Dia sangat ingin bergabung dengan Tzu Chi, namun menghadapi berbagai rintangan. Dia sangat ingin menjadi umat Buddha, tetapi tidak bisa karena keluarganya menganut agama yang berbeda. Hingga akhir hidupnya, keluarganya ingin agar dia dibaptis, tetapi dia tetap tidak mau. Ternyata di dalam hatinya, dia sangat ingin menyatakan perlindungan kepada Buddha. Akan tetapi, dia sudah tak punya waktu lagi. Saat didiagnosis menderita kanker stadium 4, dia terus berjuang untuk hidup karena dia masih ingin mengemban misi Tzu Chi, namun semuanya sudah terlambat. Satu-satunya harapan dia adalah dia ingin dirawat di RS Tzu Chi Hualien.

Mendengar berita Li-hua kemarin pagi, saya meminta kepala perawat kita untuk berkata kepadanya bahwa saya akan mendoakan dia. Kepala perawat itu pun berkata padanya, “Master akan mendoakanmu. Kamu pergilah dengan damai. Tekadmu untuk menapaki Jalan Bodhisatwa harus selalu kokoh.” Dia lalu meninggal dengan damai. Hingga akhir hidupnya, dia menyatakan berlindung pada Tiga Permata. Semoga benih di dalam hatinya bisa bertunas dan dia bisa terlahir kembali dengan kehidupan yang cemerlang. Semoga dia bisa terlahir di dalam keluarga Buddhis dan menjadi Bodhisatwa cilik yang terus bertumbuh dewasa hingga bisa bersumbangsih bagi dunia. Jadi, setelah terinspirasi, kita harus segera membangun tekad luhur. Saya merasa sangat kehilangan. Dunia ini penuh dengan ketidakkekalan. Karena itu, bisa terlahir sebagai manusia dan bisa mendengarkan ajaran Buddha, kita harus menggenggam kesempatan ini untuk menjadi penyelamat bagi orang lain. Inilah Bodhisatwa dunia. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Jalinan Kasih Untuk Selamanya

Jalinan Kasih Untuk Selamanya

26 Januari 2016

Insan Tzu Chi Aceh mengadakan Acara Pemberkatan Akhir Tahun 2015 di tiga lokasi yaitu di Bireuen pada 15 Januari 2016, Lhokseumawe pada 16 Januari 2016, dan di Banda Aceh pada 17 Januari 2016 yang berlokasi di Hotel Medan.

Bersih-bersih Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

Bersih-bersih Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

04 Maret 2021

Pagi itu, Minggu 21 Februari 2021, para relawan Tzu Chi Palembang sudah hadir di depo. Dengan Semangat, masing-masing relawan membawa perlengkapan seperti sapu, sekop, steam Jet pump, vacuum cleaner, dan alat kebersihan lainnya.

Sepenuh Hati Menyayangi Bumi

Sepenuh Hati Menyayangi Bumi

22 April 2015

Bumi dengan enam milyar penduduk sudah kelebihan beban. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari setiap orang untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi harapan Master Cheng Yen yaitu setiap orang bisa menghormati langit dan mengasihi bumi serta menyebarkan benih cinta kasih di dunia.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -