Suara Kasih : Berjalan ke Arah yang Benar

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

Pola pikir yang menyimpang menciptakan Lima Kekeruhan
Permainan kembang api mengakibatkan bencana
Membangkitkan niat baik untuk melenyapkan niat buruk
Membangkitkan dan memelihara niat baik dalam hati

 

Apa yang harus kita wariskan kepada generasi penerus? Sebuah planet yang bersih. Selama beberapa hari ini, orang-orang yang bertemu saling mendoakan. Saya sungguh berharap setiap hari semua orang dapat saling mendoakan. Inilah prinsip kehidupan yang benar. Jika dapat menjaga hati untuk senantiasa berjalan di arah yang benar, kita tidak akan terpengaruh oleh kondisi luar.

Niat buruk yang timbul akan melenyapkan segala niat baik yang ada. Karena itu, kita harus menjaga niat baik dalam hati kita sebaik mungkin. Dengan begitu, segala niat buruk akan lenyap. Selama ada niat baik dalam hati, segala kondisi luar yang buruk tak akan dapat memengaruhi kita. Pada saat Tahun Baru Imlek, kita dapat melihat warga Tionghoa di seluruh dunia merayakan tahun baru ini. Mereka merayakan Tahun Baru Imlek dengan berbagai cara seperti mengadakan pesta kembang api dan makan besar. Kita dapat melihat sebuah pesta kembang api di Pelabuhan Victoria, Hongkong. Pesta kembang api tersebut sangat meriah. Kabarnya sebanyak 31.888 kembang api terus dilepaskan tanpa henti selama 23 menit. Pertunjukan kembang api hanya memberikan kegembiraan sesaat. Dana yang dihabiskan tak menjadi masalah, namun emisi karbon yang diciptakan akan menimbulkan masalah besar. Kegiatan ini juga dapat menyebabkan bencana atau kerugian. Contohnya, sebuah gedung di Provinsi Liaoning, Tiongkok, yang memiliki 40 lantai. Pada malam Tahun Baru Imlek, api mulai membakar dari tingkat tiga hingga tingkat 20 ke atas. Dikatakan bahwa bencana kebakaran ini terjadi akibat permainan kembang api. Api mulai membakar sejak tengah malam hingga pukul 4 dini hari baru berhasil dipadamkan.

 

Bencana kebakaran ini menimbulkan kerugian yang sangat besar. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Hal ini karena ketidaktahuan manusia. Demi kesenangan sesaat, mereka mencemarkan lingkungan, udara, dan menghabiskan banyak uang. Dunia ini penuh dengan orang yang menderita. Jika dana untuk membeli kembang api dapat dihemat, maka kita dapat menggunakannya untuk melakukan banyak kebajikan. Kabarnya, pesta kembang api di Hongkong  menghabiskan biaya lebih dari 20 juta dolar NT (6 miliar rupiah). Kita tidak tahu berapa biaya yang dihabiskan untuk pertunjukan kembang api di Liaoning dan berapa tempat yang mengadakan pesta kembang api.

Kembang api sangat mencemari udara dan hal ini berbahaya bagi manusia. Semua orang hendaknya menyadari hal ini. Sebagian orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan tetap menjaga niat baik dalam hatinya. Mereka merayakannya dengan cara yang berbeda. Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Hongkong bekerja sama melakukan daur ulang. Mereka berkata bahwa bekerja sama melakukan daur ulang membuat mereka diliputi sukacita.

Pada malam Tahun Baru Imlek pun, mereka tetap melakukan daur ulang demi melindungi bumi. Saat orang-orang terus menciptakan sampah dan berpesta pora, sekelompok orang lainnya terus mengumpulkan sampah. Pada malam Tahun Baru Imlek, jumlah sampah semakin meningkat. Karena itu, sekelompok Bodhisatwa daur ulang tetap mendedikasikan dirinya untuk melakukan daur ulang demi melindungi bumi. Begitu juga dengan insan Tzu Chi di Filipina. Pada saat orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi tetap berkontribusi. Para warga di Desa Dreamland, Kota Marikina, dan semua warga yang pernah berinteraksi dan mendapat perhatian dari insan Tzu Chi tidak berpesta seperti orang lain. Mereka tahu cara menciptakan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak tercipta dari pesta malam Tahun Baru Imlek. Pesta tidak membawa kebahagiaan karena usai pesta kita akan kelelahan. Orang yang telah terinspirasi oleh insan Tzu Chi tetap menyambut Tahun Baru Imlek dengan penuh sukacita. Saat orang lain tengah berpesta, Bodhisatwa daur ulang Tzu Chi berada di tengah keramaian  untuk mengumpulkan barang daur ulang.

Usai pesta, sampah terlihat di mana-mana. Para relawan pun memgumpulkannya dan membersihkan lokasi pesta. Mereka membersihkannya sepanjang malam dan baru kembali ke rumah pada saat subuh. Di Australia, kita tahu bahwa kini di sana sedang musim panas. Kita juga tahu bahwa selama hampir sebulan insan Tzu Chi mengadakan penyaluran bantuan dan memberi penghiburan kepada korban bencana banjir. Meski semua orang sangat kelelahan, namun mereka tetap melakukan kegiatan daur ulang.

Sebagai insan Tzu Chi, mereka berpegang teguh pada tekad dan giat melatih diri dengan berbuat bajik. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Di sekolah TK Tzu Chi Malaysia, para guru mengajarkan tentang pelestarian lingkungan dan tata krama dalam merayakan tahun baru kepada para siswa. Dalam hal makanan, pakaian, dan segala hal, anak-anak belajar untuk menghargai berkah dan segala sesuatu yang mereka miliki. Mereka juga belajar  mengendalikan nafsu makan. Kita juga mensosialisasikan pelestarian lingkungan dengan mengajar mereka untuk mengasihi hewan, mengurangi konsumsi daging, dan lebih banyak mengomsumsi buah.

”Saya tidak mau makan banyak daging. Saya ingin lebih banyak makan buah,” kata salah satu murid TK. Lihat, inilah gunanya pendidikan. Pendidikan adalah harapan masa depan kita. Kita dapat melihat orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan cara yang berbeda. Ada orang merayakannya dengan menciptakan polusi dan menghabiskan banyak uang. Mereka tak hanya merusak lingkungan, melainkan juga mengakibatkan bencana kebakaran di sebuah gedung. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Dari laporan berita di Da Ai TV, kita dapat melihat bahwa segala sesuatu berawal dari satu niat. Karena itu, setiap hari saya berceramah bukanlah tanpa alasan.  Semoga semua orang dapat menjaga hati dengan baik. Jika dapat membangkitkan niat baik, kita akan membawa manfaat bagi dunia. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Penyuluhan Bahaya DBD bagi Para Ibu di Wilayah Rantau Panjang

Penyuluhan Bahaya DBD bagi Para Ibu di Wilayah Rantau Panjang

11 Februari 2019

Karena itu untuk menambah pengetahuan para ibu tentang penyakit DBD serta cara pencegahannya, relawan Dharmawanita Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Timur 2 mengadakan penyuluhan di lingkungan Rantau Panjang Mill dan Rantau Panjang Estate, 14 Januari 2019.

Waisak 2557: Meningkatkan Kebajikan

Waisak 2557: Meningkatkan Kebajikan

22 Mei 2013 Tema khusus yang diangkat dalam peringatan ini adalah agar tumbuhnya keharmonisan dan kesatuan dalam masyarakat, mengingatkan kita untuk berbakti pada orang tua serta untuk meningkatkan kebajikan.
Pelayanan Kesehatan yang Berkelanjutan

Pelayanan Kesehatan yang Berkelanjutan

28 Desember 2017
Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar kembali menggelar bakti sosial kesehatan degeneratif yang kedua pada Sabtu, 23 Desember 2017. Kali ini tim medis Tzu Chi melayani sebanyak 55 pasien.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -