Suara Kasih: Kehidupan yang Bermakna

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Suara Kasih: Kehidupan Yang Bermakna

 

Kegiatan daur ulang di Selangor Menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia Memanfaatkan setiap detik untuk melindungi bumi Menyambut setiap hari dengan semangat yang baru

Kita harus tahu bahwa berada dalam kondisi aman dan selamat adalah hal yang sangat berharga. Karena itu, setiap hari kita harus bersyukur. Setiap hari kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia bebas dari bencana dari tahun ke tahun. Inilah doa yang harus kita panjatkan dengan penuh ketulusan. Melihat banyaknya bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur, setiap orang menyadari bahwa ini semua terjadi akibat pencemaran dan meningkatnya kadar emisi karbon. Setiap orang telah menyadari bahwa sumber daya alam sangat terbatas.

Banyak negara di dunia telah menyadari hal ini dan mulai mensosialisasikan kegiatan daur ulang, contohnya Kuala Lumpur di Malaysia. Pemerintah Malaysia telah menyadari masalah sampah telah menyadari masalah sampah dan pentingnya mendaur ulang sumber daya alam. Karena itu mereka menyediakan banyak tempat untuk melakukan kegiatan daur ulang. Biaya sewa tempat pun menjadi sangat murah bila kita ingin menggunakannya untuk melakukan daur ulang. Tetapi warga setempat yang berinisiatif mengantarkan barang ke depo pelestarian lingkungan sangatlah sedikit. Hanya insan Tzu Chi yang berbuat demikian.

Melihat kegiatan pelestarian lingkungan di Taiwan, relawan di Malaysia pun berikrar untuk melakukan daur ulang sebaik mungkin. Karenanya, insan Tzu Chi di Selangor mengembangkan kebijaksanaan mereka untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Pada saat itu, ia sedang minum teh dan berbincang dengan teman-temannya. Saya pun berpikir mereka yang sedang minum teh dan berbincang-bincang pasti memiliki banyak waktu luang. Jadi, saya pun mengajak mereka untuk menjadi relawan di posko daur ulang. Sesungguhnya, saat mengajak mereka, saya sendiri merasa sangat takut. Saya khawatir mereka akan salah paham dan menganggap saya sebagai penipu. Tetapi, mengingat depo pelestarian lingkungan membutuhkan banyak relawan dan mengingat Master Cheng Yen berkata, Asalkan ada tekad, maka akan ada kekuatan. Saya pun melupakan kekhawatiran saya dan melakukannya saja, ucap Wan Gee, relawan Tzu Chi Malaysia. 

 

Lihatlah relawan bernama Wan Gee ini. Ia memahami imbauan saya setiap hari dan menyadari pentingnya melakukan kegiatan daur ulang. Ia pun mengajak lansia yang telah pensiun untuk melakukan kegiatan daur ulang. Karena itu, kita harus menyucikan batin, membuka hati, dan melenyapkan ego terlebih dahulu barulah dapat menginspirasi orang lain.

 

mengesampingkan egonya dan mulai mengajak orang lain untuk berpartisipasi. Mulanya, relawan di posko daur ulang hanya berjumlah 6 orang, namun kini telah bertambah hingga menjadi lebih dari 20 orang. Dengan demikian, para lansia dapat memanfaatkan masa tuanya sebaik mungkin sehingga hari-hari mereka menjadi penuh harapan dan sukacita.

Setelah pensiun, ada anak-anak yang mendukung orang tuanya bermain mahyong untuk menghabiskan waktu agar tidak pikun. Contohnya, Relawan Chong yang telah berusia lebih dari 70 tahun. Setelah bermain sekali, ia menjadi ketagihan lalu menghabiskan seluruh waktunya untuk bermain. Ia sering menderita sakit kepala dan maag karena tidak berolahraga. Ia terus bermain mahyong. Meski harus minum obat setiap hari, ia tetap terus bermain mahyong. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Wan Gee yang mengenalkan Tzu Chi padanya. Wan Gee berkata padanya, Anda memiliki mobil, bolehkah Anda membantu saya mengajak lebih banyak relawan ke posko daur ulang? Awalnya, ia merasa tidak enak hati untuk menolak.

Perlahan-lahan, ia mulai menikmatinya dan merasa sangat senang. Saat olahraga pagi, ia terus berbagi tentang Tzu Chi dan mensosialisasikan kegiatan daur ulang kepada teman-temannya. Ia telah menginspirasi banyak orang untuk melakukan daur ulang. Dahulu, meski memiliki kehidupan yang baik, ia tidak bahagia. Meski anaknya sangat berbakti, tetapi ia tidak bahagia. Setelah keluar dengan teman-temannya, ia juga tidak merasa bahagia. Namun kini, kegiatan daur ulang Tzu Chi telah membawa kebahagiaan baginya. Mereka berkata bahwa kini saya terlihat lebih muda. Saya sangat gembira mendengarnya. Jika benar begitu, maka saya harus lebih sering melakukan kegiatan daur ulang. Melalui kegiatan daur ulang, ia menemukan makna hidupnya. Ia sangat bahagia.

Ada pula Relawan Lim yang telah pensiun sejak belasan tahun yang lalu. Kesehatannya tidak begitu baik. Suatu malam, saat pergi ke kamar kecil, ia terjatuh dan ginjalnya terluka hingga ia mengalami nyeri urat saraf. Ia minum obat setiap hari dan ginjalnya kini telah membaik. Namun ia mengalami kesulitan untuk berjalan. Dahulu, jika ingin keluar rumah saya harus membawa “Tiga Permata”. Insan Tzu Chi membawa alat makan sendiri, sedangkan saya selalu membawa payung, minyak angin, dan adik saya.

Ia takut tiba-tiba jatuh pingsan karena kesehatannya kurang baik. Setiap kali turun dari mobil, saya merasa pusing dan harus menggunakan minyak angin. Setiap bulan saya membeli 3 botol minyak angin dan menyimpannya di dalam setiap tas karena saya mudah panik dan depresi. Berkat dukungan dan pendampingan dari keluarganya, ia pulih secara perlahan-lahan. Tetapi, 5 tahun lalu, suaminya tiba-tiba meninggal sehingga ia kembali mengalami depresi dan jatuh sakit. Ia kembali mengalami depresi.

Salah seorang relawan mengimbaunya agar menyaksikan Da Ai TV. Jadi, ia mulai mendengar ceramah saya dan menyerapnya ke dalam hati sehingga perlahan-lahan ia membuka hatinya. Namun, karena anak dan menantunya harus bekerja, ia selalu sendirian di rumah. Karenanya, ia tetap merasa tidak bahagia. Hingga akhirnya, anaknya pindah ke tempat yang dekat dengan Posko Daur Ulang Tzu Chi. Jadi, anaknya pun mengantarnya ke sana agar ia dapat melakukan kegiatan daur ulang. Kini ia menjadi sangat bahagia. Dengan melakukan daur ulang, saya melewati hari dengan penuh makna. Saya jadi tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang tidak-tidak. Kini saya hanya memikirkan apa yang akan saya masak untuk dibawa ke posko daur ulang. Kehidupan saya menjadi penuh makna. Saya merasa senang karena pada masa tua, saya masih dapat berkontribusi. Saya sungguh harus berterima kasih kepada keluarga besar Tzu Chi, tuturnya

Ia merasa hidupnya sangat bermakna. Setiap hari, kehidupannya bagaikan matahari terbit yang penuh harapan. Sungguh, bila membiarkan waktu terbuang sia-sia, maka sekaya apa pun, tetap tidak bisa merasakan kebahagiaan. Setiap hari kita harus hidup penuh harapan bagaikan matahari terbit. Bila berusia lanjut, janganlah kita menganggap diri sendiri bagaikan matahari yang akan terbenam. Setiap hari kita harus hidup penuh harapan. Karena itu, kita harus memanfaatkan setiap detik yang ada agar dapat menciptakan kehidupan yang bermakna. Dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan melewati setiap hari dengan bahagia, maka kehidupan kita akan penuh makna. Kita harus meneladani mereka. Diterjemahkan oleh: Lena.


Artikel Terkait

Suara Kasih: Batin yang Jernih

Suara Kasih: Batin yang Jernih

08 Februari 2012 Kita juga melihat insan Tzu Chi di Chicago. Meskipun cuaca sangat dingin, namun mereka tetap berkumpul bersama untuk memberikan doa mereka. Ini menunjukkan semangat dan keberanian insan Tzu Chi Amerika Serikat dalam memikul tanggung jawab.
Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran

Uluran Tangan untuk Korban Kebakaran

24 Januari 2019

Dua hari setelah kebakaran melanda, Rabu, 23 Jan 2019, 20 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 membagikan 250 paket bantuan beserta 175 buah terpal kepada warga korban kebakaran di Tomang Rawa Kepa, Jakarta Barat. Kebakaran yang terjadi pada Senin pukul 02.30 dini hari tersebut, menghanguskan 165 bangunan dan berdampak pada 1.251 warga lima RT di tiga RW.

Rasa Syukur dalam Bersumbangsih

Rasa Syukur dalam Bersumbangsih

27 Maret 2018
Pada Minggu, 25Maret 2018relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2melaksanakan baksos kesehatan bagi santri Pondok Pesantren Nurul ImandiParung, Bogor.Baksos ini memberikan pelayanan pengobatan kesehatan gigi dan masalah kesehatan umum bagi para santri.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -