Suara Kasih : Kembali Pada Hakikat yang Murni

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menyucikan Hati Agar Kembali
pada Hakikat yang Murni
 

Berintrospeksi diri dan kembali pada pola hidup sederhana
Menyucikan hati dan pikiran agar kembali pada hakikat murni
Mengubah hal buruk menjadi baik agar bencana di dunia berkurang
Membentangkan dan menerangi jalan yang penuh cinta kasih

 

Buddha berkata bahwa ketika hati setiap orang tersucikan, maka dunia ini akan menjadi Tanah Suci. Sungguh, kita harus senantiasa menyucikan hati dan pikiran hingga kembali pada hakikat yang murni. Inilah benih kebuddhaan. Kita harus senantiasa bertanya kepada diri sendiri apakah kita menghormati bumi, manusia, dan segala sesuatu di dunia ini? Apakah kita telah menaati hukum alam dan prinsip kebenaran?

Kita sering mendengar orang berkata bahwa orang yang melawan hukum akan celaka. Karena itu, janganlah kita melawan alam. Kita harus hidup selaras dengan alam dan memiliki moralitas. Dengan demikian, barulah kita dapat sungguh-sungguh memahami prinsip kebenaran dan kembali pada hakikat yang murni.

Namun, saat timbul pikiran keliru, kita akan berjalan menyimpang dan tersesat makin jauh. Untuk kembali pada hakikat yang murni, kita harus mempelajari prinsip kebenaran. Bila tidak, kita tak akan dapat mendisiplinkan diri. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Lihatlah masyarakat masa kini. Meski dunia terus dilanda bencana, banyak orang tak memedulikannya karena merasa jauh dari bencana. Mereka tetap menikmati hidupnya yang nyaman. Inilah masyarakat masa kini.

 

Setiap hari, kita melihat banyak perilaku masyarakat yang keliru. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan cenderung bersifat konsumtif. Sifat konsumtif yang berlebihan ini akan mengikis moral seseorang dan menghancurkan dirinya sendiri. Lihatlah masyarakat masa kini yang konsumtif berlebihan. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Karena itu, kini satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah kembali pada hati dan pikiran yang murni agar pelita batin kita dapat bersinar kembali.

Untuk itu, kita harus mengurangi hasrat keinginan terlebih dahulu dan mengajak lebih banyak orang untuk menghargai segala sesuatu. Jika kita dapat mengurangi hasrat keinginan dan memiliki rasa syukur, maka dengan sendirinya kita akan mengerti untuk menghargai segala sesuatu. Kini, hal yang terpenting adalah segera mengimbau setiap orang untuk melakukan kegiatan daur ulang dan menghargai barang yang mereka miliki. Setiap orang harus mempraktikkannya dan ini dimulai dari berintrospeksi diri. Kita harus mengintrospeksi diri sendiri dan bertobat dengan mengubah gaya hidup dan kembali pada kesederhanaan. Pola hidup ini dapat melindungi bumi. Jika tak berintrospeksi diri, kita tak akan dapat melindungi, mengasihi, bersyukur, serta menghormati langit dan bumi.

Saya sering berkata bahwa kita harus menghormati langit dan menyayangi bumi. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Ajaran Buddha sering mengulas tentang ketidakkekalan hidup dan kerentanan bumi. Buddha terus mengingatkan manusia akan hal ini. Buddha juga selalu berkata bahwa setiap orang dapat menjadi Buddha. Beliau juga berkata bahwa asalkan kita mengubah pikiran buruk menjadi baik, maka kita dapat menciptakan berkah bagi banyak orang. Dengan demikian, masyarakat akan hidup damai dan bencana akan berkurang. Inilah yang diajarkan Buddha untuk mengurangi bencana di dunia.

Namun sayangnya, berapa banyak orang yang berkesempatan untuk mendengar ajaran Buddha dan sungguh-sungguh mempraktikkannya? Sangatlah sedikit. Karena itu, saya terus mengimbau kalian untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Kita harus menyadari bahwa di dalam hati setiap orang terdapat sebuah pelita kebijaksanaan. Kita harus yakin dengan apa yang dikatakan Buddha bahwa setiap orang memiliki benih kebudhaan dan pelita kebijaksanaan yang sama seperti Buddha. Hanya saja, pelita kebijaksanaan ini telah tertutup oleh kegelapan batin sehingga cahaya kebijaksanaan kita tak dapat bersinar.

Dapat terlahir ke dunia merupakan hal yang luar biasa bagi kita. Bukankah Buddha juga berkata bahwa sangatlah sulit untuk terlahir di alam manusia? Karena telah terlahir sebagai manusia, kita harus memanfaatkan hidup sebaik mungkin. Kita harus mencari jalan hidup yang benar dan tak berjalan menyimpang. Jalan hidup yang benar akan membuat pelita kebijaksanaan kita bersinar. Bila telah menemukan jalan yang benar, kita harus segera menyalakan pelita kebijaksanaan dalam diri kita karena orang–orang yang hidup dalam kegelapan membutuhkan cahaya ini.

Kita mengetahui bahwa jalan ini penuh rintangan dan kesulitan. Karena itu, kita membutuhkan banyak orang yang memiliki tekad untuk membentangkan jalan cinta kasih. Jadi, marilah kita bersama-sama membuka dan menerangi jalan yang penuh cinta kasih ini. Inilah ikrar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Membawa Kebahagiaan untuk Pasien Katarak

Membawa Kebahagiaan untuk Pasien Katarak

05 Juli 2022

Penglihatan yang sempurna adalah dambaan setiap orang. Namun karena berbagai faktor, masih banyak saudara kita yang mengalami gangguan penglihatan. Salah satunya penyakit katarak.

Pemberkahan Akhir Tahun 2018

Pemberkahan Akhir Tahun 2018

07 Februari 2019
Pemberkahan Akhir Tahun 2018 Tzu Chi Indonesia kali ini terasa berbeda. Penampilan Persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing yang menjadi inti semangat Tzu Chi, menjadi isi dari pemberkahan akhir tahun. Sebanyak 865 orang relawan melafalkan Sutra dan melakukan gerakan isyarat tangan dengan sangat indah pada Minggu, 13 Januari 2019. Seminggu kemudian, Minggu, 20 Januari 2019 di tempat yang sama juga diadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2018 untuk masyarakat umum. Kegiatan ini dihadiri 3.620 peserta (dua sesi, pagi dan siang).
Berbagi Berkah Melalui Baksos Kesehatan

Berbagi Berkah Melalui Baksos Kesehatan

27 Mei 2015 Berawal dari jalinan jodoh dari pertemanan anggota Korem dengan relawan Tzu Chi, maka tercetus ide untuk melakukan bakti sosial pengobatan massal di Biak.
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -