Suara Kasih: Melatih Diri untuk Memiliki Cinta Kasih dan Welas Asih yang Setara

Jurnalis : DAAI TV, Fotografer : DAAI TV
 
 

Mengubah hati asura menjadi batin Bodhi
Melatih diri untuk memiliki cinta kasih dan welas asih yang setara
Saling berterima kasih, menghormati, dan mengasihi
Membentuk barisan Bodhisatwa untuk membimbing umat manusia

 

Setiap tahun di saat ini, bilamana melihat banyak relawan dari 3 wilayah yang hadir untuk menjalani pelantikan, saya merasa sangat gembira dan terhibur karena dengan bertambahnya satu Bodhisatwa, berarti bertambah pula satu kekuatan. Semakin banyak jumlah Bodhisatwa, maka kekuatan kita akan menjadi tak terbatas. Saya yakin setiap orang dari kita memiliki tekad untuk mempelajari ajaran Buddha dan menyakini ajaran Buddha. Akan tetapi, apakah setiap orang ada meyakini ajaran Buddha hingga ke dalam hati? Apakah ada? Jika kita meyakini ajaran Buddha, maka kita harus memahami tujuan Buddha datang ke dunia ini. Buddha tak sampai hati melihat semua makhluk terombang-ambing dalam enam alam kehidupan.

Melihat enam alam di alam manusia ini? Ada orang yang hidupnya bagai di alam surga. Mereka dilahirkan di keluarga yang sangat berada. Sejak lahir hingga dewasa kehidupan mereka sangat lancar. Mereka juga mewarisi usaha keluarga yang sangat besar dan sangat sukses di segala bidang. Kehidupan seperti ini layaknya kehidupan di alam surga yang penuh dengan berkah. Namun, ketahuilah bahwa orang yang terlahir di alam surga sulit untuk melatih diri karena mereka terus berada dalam kenikmatan dan tidak memahami penderitaan di dunia. Akan tetapi, dengan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, kita dapat membimbing yang kaya untuk menolong orang yang kurang mampu.

Kita bisa melihat banyak insan Tzu Chi yang memiliki kehidupan layaknya di alam surga, tetapi juga kaya batiniah. Kita juga bisa melihat alam manusia di dunia ini. Ada sebagian orang, meski hidup kekurangan materi, tetapi mereka sangat kaya batiniah. Itu merupakan kekayaan batin di tengah kondisi hidup yang minim. Selain itu, kita juga bisa melihat alam asura. Di dalam dunia Tzu Chi, ada banyak orang yang dahulu memiliki temperamen yang sangat buruk. Mereka melakukan kekerasan dalam rumah tangga dan hidup dalam pergaulan yang salah. Namun, berkat jalinan jodoh yang sudah matang, Bodhisatwa dunia muncul untuk membimbing mereka dan mengubah pola pikir mereka sehingga asura juga bisa menjadi Bodhisatwa.

 

Di alam manusia ini juga terdapat alam neraka yang penuh dengan derita. Saat mejalani pelatihan, insan Tzu Chi sering melakukan kunjungan kasih dan membantu orang yang memiliki keterbatasan fisik atau lansia. Rumah mereka sangat kotor dan berantakan. Mereka bagaikan hidup di “Neraka Kotoran”. Ketika melihat orang-orang hidup dalam neraka dunia, kita hendaknya membantu mereka dengan sepenuh hati dan melenyapkan penderitaan mereka. Ada banyak penerima bantuan Tzu Chi yang setelah mendapat pendampingan dan penghiburan dari insan Tzu Chi, juga turut terinspirasi. Semua ini merupakan semangat Bodhisatwa untuk menolong semua makhluk.

 

 

Kita tidak hanya melenyapkan penderitaan setiap orang, tetapi juga harus mendampingi mereka dan berbagi dengan mereka tentang cinta kasih dan welas asih yang setara. Kita harus mendampingi mereka dan menginspirasi mereka untuk mengikuti pelatihan agar mereka berkesempatan menjadi Bodhisatwa dunia. Jadi, alam manusia merupakan tempat pelatihan diri yang baik. Kita harus melenyapkan penderitaan orang lain dan membimbing mereka untuk turut menjadi Bodhisatwa.

Inilah tugas Bodhisatwa dunia. Selain alam neraka, kita juga bisa melihat alam hewan di alam manusia. Banyak orang yang tidak bisa memahami kebenaran serta tidak memahami nilai-nilai etika sehingga merusak hubungan antarsesama. Insan Tzu Chi juga pergi menolong orang-orang seperti ini. Intinya, kita harus membimbing semua orang untuk turut membangkitkan tekad Bodhisatwa. Kita harus menggunakan berbagai metode terampil untuk membimbing siapa saja dan di mana saja. Dengan demikian, kita bisa menjadi mitra dan guru yang baik bagi semua makhluk. Asalkan setiap orang memiliki welas asih agung tanpa batas untuk menolong semua makhluk hidup, maka kita adalah mitra yang baik bagi semua makhluk dan ladang berkah yang unggul bagi semua makhluk. Inilah yang bisa kita lihat di dunia ini.

Hari ini kalian (para relawan komite) telah dilantik. Korsase bunga teratai yang tersemat di depan dada kalian adalah simbol dari ajaran Buddha. Bunga teratai tumbuh di tengah kolam berlumpur. Lumpur bisa memberikan nutrisi bagi bunga teratai sehingga bunga teratai dapat memperindah kolam berlumpur itu. Ini menunjukkan bahwa untuk mempraktikkan Jalan Bodhisatwa, kita harus berkontribusi di tengah dunia yang diliputi oleh Lima Kekeruhan, di mana hati manusia telah ternoda. Menapaki Jalan Bodhisatwa, berarti kita harus terjun ke tengah umat manusia. Dengan berada di tengah masyarakat, kita baru akan menemukan bahwa setiap orang merupakan sebuah Sutra hidup.

Pepatah mengatakan, “setiap keluarga memiliki masalah masing-masing.” Jadi, semua masalah itu merupakan nutrisi yang disediakan bagi kita supaya bunga teratai di hati kita bisa bermekaran. Bunga teratai ini memperindah dunia yang keruh dan membantu terwujudnya tekad Bodhisatwa kita. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mulai hari ini, kalian harus mulai melatih diri seperti itu.

Tidak peduli betapa suksesnya kalian di masa lalu dan bagaimana kehidupan kalian di masa lalu, kini kalian telah memasuki Jalan Bodhisatwa, dan harus berlatih sesuai praktik Bodhisatwa. Saya yakin hati kalian sangat murni sehingga tidak akan terpengaruh dan ternoda meski terjun ke tengah umat manusia, dan akan tetap suci seperti bunga teratai. Selain itu, setiap orang memiliki hati Buddha. Saya yakin setiap orang dari kalian sangat bertekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kita juga bisa melihat relawan senior menjadikan diri sebagai teladan untuk membimbing setiap relawan baru. Saya berharap semua orang bisa menghormati relawan senior dan berterima kasih kepada mereka. Jika tidak ada mereka yang terus membantu saya membentangkan jalan Tzu Chi sejak dahulu, bagaimana mungkin hari ini kita bisa menapaki Jalan Bodhi yang begitu lurus? Relawan senior sangat menghormati dan mengasihi kalian. Jadi, kalian juga harus berterima kasih, menghormati, dan mengasihi. Setiap orang harus bekerja sama dengan harmonis dan saling menghormati. Kesatuan hati antarsesamalah yang membuat barisan Bodhisatwa ini terlihat indah. Keindahannya terletak pada kesamaan tekad dan sikap tanpa pamrih dari semua orang. Inilah yang diajarkan dalam ajaran Buddha.

Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Pendampingan Ke-2 Pasien Baksos Degeneratif

Pendampingan Ke-2 Pasien Baksos Degeneratif

25 April 2017

Minggu, 23 April 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia  mengadakan Baksos follow up ke-2 di Sekolah Al Mutaqien, Kapuk Muara, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti oleh 91 pasien degeneratif.

Dengan Perahu Tzu Chi, Kita Mengarungi Samudera Kebajikan

Dengan Perahu Tzu Chi, Kita Mengarungi Samudera Kebajikan

02 April 2014 Kegiatan KKPK di evaluasi kegiatan, pada pukul 13.30 WIB. Mari bersama dengan bahtera Tzu Chi, kita seberangkan mereka yang dalam lautan penderitaan ke pantai kebahagiaan.
Membaca Sutra dan Menerapkan Dharma

Membaca Sutra dan Menerapkan Dharma

07 September 2011 Buddha mengatakan bahwa sulit untuk membaca sutra-sutra Buddha. Mengapa? Pada zaman Buddha, belum ada media pencatatan seperti sekarang ini. Setiap ucapan Buddha tidak bisa direkam langsung ataupun dicatat apalagi dicetak dan didistribusikan, namun hanya mengandalkan ingatan para muridnya dan disebarkan secara lisan.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -