Suara Kasih: Memanfaatkan Hari Libur

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Memanfaatkan Hari Libur untuk Menciptakan Berkah

Memanfaatkan hari libur untuk menciptakan berkah
Janganlah lupa untuk menjalani pola hidup hemat dan rajin
Pesta kembang api menambah pencemaran lingkungan
Bekerja dengan semangat misi dan penuh kesadaran

Kemarin adalah Hari Nasional Taiwan. Banyak anak muda yang memanfaatkan hari libur mereka untuk bersenang-senang. Akan tetapi, insan Tzu Chi malah memanfaatkan hari libur untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Lihatlah Relawan Lin di posko daur ulang Tzu Chi di Hualien. Dia adalah orang Hong Kong yang telah tinggal di Taiwan selama 3 tahun. Begitu tiba di Taiwan, dia segera mendedikasikan diri untuk melakukan daur ulang. Hingga kini, dia sudah melakukan daur ulang selama 3 tahun. Dia selalu datang paling awal dan pulang paling malam.

Selain itu, kita juga dapat melihat para staf dari RS Tzu Chi di Hualien, Yuli, dan Guanshan juga memanfaatkan hari libur mereka untuk mengadakan baksos kesehatan dan melakukan kunjungan kasih bagi warga di tempat terpencil.

”Apakah Anda masih makan obat?”

”Tidak. Obatnya sudah habis dimakan.”

”Apakah Anda butuh obat untuk hipertensi dan diabetes?”

“Tidak perlu.”

“Tidak perlu, ya. Baguslah jika begitu. Jaga kesehatan baik-baik, ya. Kami semua datang ke sini untuk memerhatikan Anda. Semoga Anda sehat-sehat saja.”

”Terima kasih. Terima kasih semuanya.”

”Harus jaga kesehatan.”

Lihatlah para staf rumah sakit mendedikasikan diri sepenuh hati dan tidak membiarkan waktu terbuang sia-sia.Demikian pula dengan para staf di RS Tzu Chi Dalin. Mereka juga memanfaatkan hari libur untuk berbuat baik. Pada saat hari libur, para staf RS memanfaatkan waktu untuk berbuat baik dengan mengunjungi para lansia di panti jompo. Kegiatan seperti ini tidak  memboroskan uang dan tidak menciptakan pencemaran. Para staf RS membangkitkan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi sesama. Lihatlah mereka yang memanfaatkan hari libur untuk berbuat baik, bukankah kehidupan seperti ini sangat bermakna? Begitu pula dengan para staf RS di Taichung. Mereka telah mengatur jadwal selama hari libur untuk membantu orang yang membutuhkan. Mereka memanfaatkan setiap detik untuk membantu orang di komunitas mereka.

”Laba-laba merangkak naik ke atas badan kami. Kami harus cepat memindahkan kardus-kardus itu karena mereka semua bersembunyi di kardus. Aroma di dalam sangat tidak sedap.Barang-barang itu mungkin  sudah diletakkan di sana selama belasan tahun, ditambah lagi mereka tidak mampu membersihkan rumah mereka sendiri.”

“Semuanya bekas garukan?”
“Ya. Di sini juga.”
“Seluruh kakinya penuh dengan luka dan ruam. Setelah membersihkan rumah, kami akan memberikan obat untuknya.”

Kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, dan para kepala departemen bersama-sama menjadi teladan bagi staf rumah sakit. Demikian pula dengan staf dari RS Tzu Chi di Taipei. Lihatlah insan Tzu Chi bersumbangsih dengan cinta kasih universal yang tanpa pamrih. Mereka menganggap setiap sudut di dunia sebagai ladang pelatihan diri.

Kita juga dapat melihat para insan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih di  Penghu. Akibat kecelakaan mobil belasan tahun yang lalu, seorang anak menjadi lumpuh.  Demi mempermudah orang tua anak itu dalam menjaganya, insan Tzu Chi membantu memasang ranjang listrik yang sangat bermanfaat. Lihatlah, insan Tzu Chi memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk membawa manfaat bagi bumi dan masyarakat. Jika dibandingkan dengan anak muda masa kini, insan Tzu Chi sungguh berbeda. Segala kontribusi mereka sungguh patut dipuji. Kita sungguh harus bekerja keras untuk menyebarkan kekuatan cinta kasih hingga ke seluruh dunia.

Kita dapat melihat siaran berita tentang Pegunungan Ural, Rusia yang terbakar karena 4.000 ton amunisi tua yang tiba-tiba meledak. Dapat kita bayangkan betapa besarnya kekuatan 4.000 ton amunisi. Mengapa manusia harus membuat bahan peledak? Segala jenis bahan peledak bisa mendatangkan ancaman bagi manusia dan lingkungan. Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dimiliki, manusia membuat berbagai bahan peledak dan senjata tajam demi saling berebut dan bertikai.Akan tetapi, kini amunisi-amunisi itu  malah meledak di negara mereka sendiri. Kekuatan 4.000 ton amunisi sungguh sangat besar. Bahkan sekolah, taman kanak-kanak, dan wilayah pemukiman yang dekat dengan lokasi ledakan juga terkena dampaknya. Ini sungguh menakutkan. Mengapa manusia harus membuat bahan peledak?

Kita juga dapat melihat pesta kembang api saat Hari Nasional. Berapa banyak uang yang harus dihabiskan hanya untuk sekali pesta kembang api? Semua itu adalah bentuk pemborosan uang dan bisa menciptakan pencemaran. Selain mencemari lingkungan, ia juga menciptakan polusi udara dan mencemari batin manusia. Bagi anak muda yang masih sekolah, apakah mereka bisa kembali menenangkan hati setelah bersenang-senang? Hati mereka masih bergejolak. Melihat gaya hidup masyarakat masa kini, saya sungguh tidak tahu ke mana  anak-anak akan dibimbing.

Demi mengembangkan perekonomian, kita sungguh telah merusak batin anak muda. Saya sungguh sedih melihatnya. Kembang api yang dilepaskan ke langit akan hilang dalam waktu sekejap, tetapi berapa uang yang sudah dihabiskan? Pesta kembang api selama 40 menit berturut-turut di Taiwan kemarin, sungguh memboroskan uang. dan menciptakan banyak polusi. Pesta kembang api kemarin terlihat seperti memberi kebahagiaan bagi banyak orang, tetapi berapa lama kebahagiaan itu bertahan? Apakah itu membawa manfaat bagi manusia? Itu hanya memboroskan uang dan menimbulkan gejolak pada hati manusia. Jika kita tidak segera sadar, entah apa yang akan terjadi pada perekonomian Taiwan kelak.

Karena itu, kita harus membimbing setiap orang agar hidup rajin dan hemat. Sikap rajin dan hemat adalah bentuk keindahan moral. Akan tetapi, masyarakat masa kini malah didukung untuk bersikap konsumtif dan mengejar kesenangan. Ini semua sungguh mengkhawatirkan. Mengapa kita tidak membimbing orang-orang untuk hidup sederhana dan giat untuk hidup sederhana dan giat agar masyarakat kita bisa semakin damai dan harmonis?

Melihat gaya hidup masyarakat masa kini, saya teringat pada ajaran Buddha tentang pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu. Akan tetapi, sangatlah sulit untuk menyucikan  hati manusia. Karena itulah, dunia ini penuh dengan penderitaan. Akan tetapi, kita harus tetap percaya diri. Menyucikan hati manusia adalah tujuan  kita semua. Kita harus membangkitkan cinta kasih setiap orang untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Dengan demikian, barulah umat manusia ada harapan. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia)

 
 

Artikel Terkait

Berbakti dan Bersyukur

Berbakti dan Bersyukur

19 Mei 2014
Sepenggal lagu ini sangatlah mudah untuk dinyanyikan, tetapi bagaimana cara mempraktikkannya. Hendaknya kita tidak hanya bersyukur kepada Ibu tetapi kepada kedua orang tua kita karena merekalah yang telah memberikan kehidupan dan membesarkan kita.
Menjaga Kesehatan Warga Sekitar Gunung Sinabung

Menjaga Kesehatan Warga Sekitar Gunung Sinabung

04 Agustus 2017

Relawan Tzu Chi Medan mengambil langkah sigap dengan membagikan seribu masker kepada masyarakat di sekitar Gunung Sinabung, 3 Agustus 2017. Hari sebelumnya, 2 Agustus 2017 Gunung Sinabung kembali menyemburkan abu vulkanik dan awan panas setinggi 2 kilometer.

Suara Kasih: Menciptakan Tanah Suci di Dunia

Suara Kasih: Menciptakan Tanah Suci di Dunia

15 April 2011 Hanya dengan pikiran kita, kita dapat menciptakan surga, bahkan lebih dari itu, kita dapat menciptakan Tanah Suci. Asalkan hati dan pikiran kita dapat berubah, bukankah kita akan merasa seperti di surga dan Tanah Suci? Para Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus berusaha menciptakan Tanah Suci di dunia.
Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -