Suara Kasih: Membangun Ladang Pelatihan Batin, Membantu Korban Bencana Filipina

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Membangun Ladang Pelatihan Batin, Membantu Korban Bencana Filipina

Semerbak Dharma memenuhi ladang pelatihan batin
Orang tua dan anak bersama-sama mengikuti bimbingan Tzu Chi
Bersatu hati melenyapkan penderitaan para korban bencana
Mengemat energi dan menjaga kebersihan  barang daur ulang mulai dari sumbernya

Rumah kita sudah terlihat dari kejauhan. Ia terlihat sangat agung. Rumah insan Tzu Chi akan segera rampung. Kita sungguh harus berterima kasih kepada pemerintah Hsinchu yang sangat memperhatikan Tzu Chi dan memahami segala kontribusi Tzu Chi sehingga pembangunan kita bisa segera selesai. Semoga setiap orang bisa mengembangkan cinta kasih untuk menjaga rumah ini dengan baik. Rumah ini juga adalah ladang pelatihan batin bagi kita semua.

Tadi saat mendengar kalian mengikuti ceramah pagi, saya sungguh gembira. Di dalam Sutra Bunga Teratai, belakangan ini saya sering mengulas tentang perumpamaan rumah yang tengah terbakar. Seorang tetua di rumah itu melihat anak-anaknya diliputi kebodohan, dia segera berkata kepada mereka, “Kalian jangan terus bermain. Jangan bermain lagi. Segeralah keluar karena kobaran api tengah melahap rumah yang sudah tua ini.”  Bukankah ini mengumpamakan bahwa gunung dan sungai di dunia yang sangat indah, tetapi akibat nafsu ketamakan, manusia terus merusaknya.

Pikiran manusia dan kondisi alam adalah  saling berhubungan erat. Kita harus mendengar Dharma agar bisa memahami kebenaran. Dengan memahami kebenaran, barulah kita bisa menyucikan hati manusia. Setelah pikiran tersucikan, kualitas hidup kita akan lebih baik dibandingkan dengan pola hidup boros. Mungkin sekarang ada orang berpikir, berhubung sulit terlahir sebagai manusia, maka kita harus lebih menikmati hidup. Setelah menikmati hidup, benarkah kita merasa bahagia? Bahagia tidak? (Tidak) Tidak bahagia. Setelah hidup berfoya-foya, kita tetap tak merasakan kebahagiaan.

Akan tetapi, setelah mendengar Dharma, kita akan memperoleh kesadaran dan mulai menjalani pola hidup sederhana. Jika demikian, makna kehidupan kita malah semakin padat. Selain itu, ini juga bisa membawa manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan dunia. Inilah manfaat yang diperoleh jika kita tekun mendengar Dharma.

Setelah pikiran setiap orang tersucikan, secara alami masyarakat akan hidup harmonis. Jika masyarakat hidup harmonis, maka dunia akan aman, tenteram, dan bebas dari bencana.Ini semua harus kita terapkan dalam keseharian.  Semoga ladang pelatihan ini bisa menjadi sebuah aliran jernih. Ia disebut ladang pelatihan batin. Dengan adanya ladang pelatihan batin di masyarakat, barulah kita bisa membimbing orang lain.  Tentu saja, sedari kecil, anak-anak harus dibimbing agar memahami kebenaran dan mengerti untuk berbakti. Dengan adanya sikap bakti, maka mereka akan tahu berbuat baik. Pendidikan ini harus kita tanamkan ke dalam diri anak-anak sedari kecil. Anak-anak dan orang tua bisa bersama-sama menerima bimbingan kita. Jika demikian, hubungan antara anak dan orang tua pasti akan semakin dekat. Ini tanggung jawab yang kelak harus dipikul oleh Aula Jing Si ini.

Semua orang di dunia ini adalah satu keluarga. Lihatlah insan Tzu Chi. Di mana pun terjadi bencana, mereka selalu bersiap-siap dan berangkat ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan dan melenyapkan penderitaan korban bencana. Contohnya pascabencana di Filipina kali ini, yang paling dibutuhkan oleh para korban bencana adalah penghiburan. Mereka membutuhkan penghiburan dari insan Tzu Chi agar hati mereka bisa tenang kembali. Mereka juga membutuhkan rumah rakitan sementara untuk melindungi diri dari terpaan angin dan hujan. Pahala insan Tzu Chi sungguh tak terhingga. Saya sangat berterima kasih kepada para anggota Tzu Cheng, anggota komite, dan relawan lainnya yang bersedia memikul tanggung jawab.

 Setelah membeli bahan-bahannya, mereka merakitnya sendiri. Jumlahnya sangat banyak. Jika dijumlahkan semua, komponen-komponen yang diperlukan ada sekitar 100.000 hingga 200.000 jenis.  Saat pengeboran, lubangnya tidak boleh miring. ”Setelah pengelasan, bagian di sampingnya menjadi agak hitam. Kami harus mengelasnya dengan benar, lalu mengecatnya. Kami terus mengerjakannya. Awalnya kami tidak terbiasa, tetapi lama-lama semakin terbiasa.Kakak bilang setelah pulang nanti, saya sudah bisa buka toko cat,” ucap seorang relawan. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi di Houli. Kantor Tzu Chi Houli sungguh adalah ladang pelatihan dunia. Orang-orang di wilayah Houli hidup sangat sederhana.

Melihat kerja keras kalian, saya sungguh dipenuhi sukacita dan sangat bersyukur. Saya juga melihat kalian melakukan pelestarian lingkungan dengan baik. Pengucapan “Houli” dalam bahasa Mandarin terdengar seperti desa yang terletak di belakang. Houli berarti desa bagian belakang. Namun, Houli adalah tempat yang sangat indah, sangat sederhana, dan luas. Dengan adanya tempat yang luas ini, kita bisa berkumpul di sini untuk melatih diri bersama-sama. Ladang pelatihan ini juga berfungsi sebagai tempat bagi kita untuk melakukan pelestarian lingkungan.

Setiap orang yang datang ke sini selalu bertutur kata baik. Saat datang ke sini, setiap orang melenyapkan noda batin, amarah, dan kegelapan batin. Saat tubuh bekerja, kita bagai berolahraga; saat mendengar orang bertutur kata baik, hati kita akan dipenuhi aliran jernih sehingga noda batin dan lain-lain, akan terlenyapkan. Dengan menyerap kata-kata baik ke dalam hati, setelah pulang ke rumah, kita akan dipenuhi sukacita. Hati kita dipenuhi sukacita setiap hari karena kita melakukan kegiatan daur ulang setiap hari, dan hati kita bebas dari kerisauan setiap hari.

Selain itu, kita juga bisa mendalami Dharma di sini. Inilah ladang pelatihan, tempat para Bodhisatwa melatih diri. Meski tempat ini terlihat sangat luas, sesungguhnya bangunannya sangat sederhana.Tadi saya terus berpikir, “Mengapa harus menyalakan lampu hingga seterang ini?” Saya terus melihat ke atas. Ternyata itu bukan lampu, tetapi karena adanya jendela di atap. Ini sungguh adalah ladang pelatihan yang baik dan menghemat energi. Saya sungguh berterima kasih. Saya sering berkata bahwa kita harus mawas diri. Artinya, kita harus menaati sila dan tidak hidup boros dalam keseharian.

Lihatlah, insan Tzu Chi selalu mengumpulkan barang daur ulang dengan susah payah. Tadi saat berjalan ke sana, saya merasa sangat tersentuh melihat kalian melakukan daur ulang dengan sangat bersih. Saya selalu berkata bahwa kita harus menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya. Artinya, dalam keseharian, kita harus memiliki kebiasaan hidup yang baik. Jika kita bisa memisahkan botol dan kaleng dan menjaga kebersihannya, maka setelah dikumpulkan, ia tetap akan sangat bersih. Kita bukan hanya memperhatikan botol-botol yang terkumpul, tetapi juga harus menghemat sumber daya air. Karena itu, kita harus mengimbau semua warga agar setiap keluarga bisa menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya.

Jika setiap keluarga di Houli bisa mempraktikkan hal ini, saya akan membantu kalian mempromosikannya. Ucapan saya bukan hanya terdengar oleh orang-orang di Taiwan, tetapi terdengar oleh orang-orang di seluruh dunia. Kalian bisa menjadi teladan bagi Taiwan. Singkat kata, ini bukan hal yang tidak mungkin jika kita semua berusaha. Jika memiliki donatur, kalian juga bisa berbagi dengan mereka. Kita bisa berbagi hal ini dari mulut ke mulut. Ini adalah sebuah prinsip yang bisa kita terapkan dalam keseharian. Kita bisa melakukan daur ulang dalam kehidupan sehari-hari. Posko daur ulang kita ada di sini. Saya sangat bersyukur melihat kegiatan daur ulang di Houli dilakukan dengan sangat baik. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia)

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Batas

Suara Kasih: Cinta Kasih Tanpa Batas

27 Maret 2012 Biarawati itu berharap Tzu Chi bisa terus bekerja sama dengan mereka. Jika bertemu orang yang membutuhkan bantuan, dia akan mengenalkannya kepada Tzu Chi. Biarawati tersebut juga berkerja sama dengan anggota TIMA untuk membantu sesama.
Pemberkahan Akhir Tahun: Sebuah Acara Lintas Agama

Pemberkahan Akhir Tahun: Sebuah Acara Lintas Agama

13 Januari 2014 Dalam sharing itu para warga mengungkapkan bahwa mereka tak sekadar menerima bantuan, tapi lebih dari itu mereka juga diajarkan tentang kasih sayang lintas batas, berbuat untuk sesama, dan budaya humanis.
Melengkapi Kebahagiaan

Melengkapi Kebahagiaan

16 Januari 2017

Di tengah rintik hujan yang mengguyur, Sabtu, 14 Januari 2016, 91 relawan dan guru Sekolah Tzu Chi Indonesia mengecat rumah warga penerima bantuan Bebenah Kampung di Desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -