Suara Kasih: Menentukan Nasib Sendiri

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menentukan Nasib Sendiri dengan Menjalani Kehidupan yang Bermakna

Organisasi kemanusiaan menghadapi kesulitan dalam menyalurkan bantuan
 Bersatu hati dan bekerja sama untuk mewujudkan harapan
 Janganlah kita terjerumus dalam perjudian
 Menentukan nasib sendiri dengan menjalani kehidupan yang bermakna

Kita telah melihat unsur alam yang tidak selaras. Empat unsur alam yang tidak seimbang telah mendatangkan bencana di dunia. Tahun ini merupakan peringatan ultah Komite Internasional Palang Merah yang ke-150. Selama lebih dari 100 tahun ini, baik saat terjadi bencana akibat ulah manusia maupun bencana alam, Palang Merah selalu bergerak untuk memberikan bantuan. Akan tetapi, belakangan ini, ketua Palang Merah mengatakan bahwa  mereka sudah mulai kewalahan menghadapi kondisi yang ada saat ini, seperti gelombang pengungsi dari Suriah. Jika kita hanya mengandalkan satu organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan, tentu penyaluran bantuan akan terasa sulit. Beruntung, kita dapat melihat bahwa belakangan ini, banyak organisasi kemanusiaan sudah mulai terbentuk secara perlahan-lahan. Contohnya Organisasi Tzu Chi yang kita ketahui.

Selama lebih dari 40 tahun ini, Tzu Chi yang bermula dari Taiwan telah memberikan bantuan di dunia internasional. Kita dapat melihat  insan Tzu Chi di Amerika Serikat saling mendukung dan bekerja sama untuk menggalang lebih banyak Bodhisattva dunia. Kita juga melihat insan Tzu Chi di Indonesia. Demi menggelar ramah tamah Tahun Baru Imlek, baik relawan dewasa maupun anak-anak, bersama-sama membersihkan Aula Jing Si. Lihatlah, meski Tzu Chi bermula dari Taiwan, tetapi kekuatan cinta kasih Tzu Chi  telah tersebar ke seluruh dunia. Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu segera bergerak untuk untuk menyurvei lokasi bencana  dan memberikan bantuan.

Selama jangka waktu yang panjang, insan Tzu Chi selalu berkumpul di kantor Tzu Chi setempat untuk saling berbagi dan saling mendukung. Inilah awal berdirinya Tzu Chi di Taiwan pada 40 tahun lebih yang lalu. Pada 20 tahun terakhir ini, Tzu Chi telah tersebar ke seluruh dunia. Insan Tzu Chi telah tersebar ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Akan tetapi adakalanya jika melihat kondisi di Taiwan, saya merasa sedikit khawatir. Wilayah Taiwan tidak luas, populasi manusia di sini juga tidaklah banyak. Akan tetapi, bagaimana agar  hati manusia bisa tersucikan? Setiap kali melihat masyarakat di Taiwan, hati saya merasa khawatir. Lihatlah, saat Tahun Baru Imlek, banyak warga yang tergila-gila dengan lotre.

Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Sesungguhnya, dalam berjudi kemungkinan untuk menang sangatlah sedikit. Meski telah membeli semua tiket lotre di Taiwan, kita mungkin masih belum balik modal. Intinya, inilah ketamakan manusia. Mereka hanya memikirkan berapa uang yang bisa mereka menangkan tanpa memikirkan berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan atau betapa banyak dampak buruk  yang telah mereka ciptakan bagi masyarakat. Ini sungguh tidak layak dikejar.

Di tengah kekuatan baik dan buruk yang tarik-menarik, jika pikiran manusia mengarah pada kebajikan, maka masyarakat akan sangat harmonis dan tenteram. Sebaliknya, jika pikiran manusia menyimpang sedikit saja, maka akan menciptakan pergelokan di masyarakat dan membuat orang sangat khawatir. Jadi, kekuatan baik dan buruk ini bisa menentukan kehidupan kita apakah bisa dipenuhi berkah atau tidak. Jika pikiran kita selalu mengarah pada kebajikan dan langkah kita selalu berpijak pada landasan yang kokoh, maka masyarakat ini akan sangat harmonis dan tenteram. Kita dapat melihat insan Tzu Chi di Banqiao berkunjung dari rumah ke rumah untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek dan meminta warga untuk menarik acak Kata Perenungan Jing Si. Kegiatan ini sungguh membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Tak peduli Kata Perenungan Jing Si mana yang didapat, semuanya mengandung doa dan Dharma. Setiap kata yang mengandung kebijaksanaan itu merupakan doa paling tulus bagi mereka. Tanpa perlu mengeluarkan uang, mereka bisa mendengar doa yang penuh berkah.

Sesungguhnya, banyak orang yang mendapatkan ketenangan hati  setelah bergabung dengan Tzu Chi. Kita dapat melihat seorang wanita muda bernama Qian-ni. Dia adalah seorang pekerja keras. Akan tetapi, karena beberapa alasan dia kehilangan pekerjaannya dan menjadi sangat frustrasi. “Saat itu, saya berhenti bekerja karena terpaksa. Saat meninggalkan kantor, hati saya penuh dengan kebencian karena merasa saya ditindas. Saya merasa selama sekitar 9 tahun ini, saya telah bekerja  dengan segenap hati dan tenaga. Akan tetapi,  mereka tidak begitu meghargai kerja keras saya. Karena itu, saya merasa sangat frustrasi dan putus asa,” ucapnya. Sejak itu, dia mulai merenungkan apa makna sesungguhnya dari kehidupan.

Karena itu, dia pergi ke Kompleks Tzu Chi Banqiao dan mulai membuka hati secara perlahan-lahan. Kini, dia bisa tersenyum dengan gembira. Semakin bersumbangsih, dia menjadi semakin merasa bahagia. Dia menyadari bahwa yang dikejar  dalam kehidupan ini bukanlah uang, melainkan semangat kebenaran,  kebajikan, dan keindahan.

Kita hendaknya memperlakukan orang lain dengan tulus, senantasa merendahkan hati untuk bersumbangsih bagi orang lain. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bodhisatwa sekalian, dalam kehidupan ini, ada orang yang hanya hidup berfoya-foya, ada pula orang yang hanya mengikuti  orang lain tanpa arah yang jelas. Mereka hidup tanpa tujuan dan tidak tahu arah hidup mereka. Ada pula orang yang terjerumus dalam perjudian. Mereka terus berpikir untuk menang tanpa memikirkan berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan. Daripada menjalani hidup di tengah ketersesatan, lebih baik kita memanfaatkan waktu untuk memberi manfaat bagi dunia atau menjalankan tanggung jawab kita dengan sebaik mungkin. Jika demikian, bukankah setiap orang akan bisa berjalan di jalan yang benar dan mengendalikan hidup dengan baik?

Orang sering berkata tentang takdir atau nasib. sesungguhnya, kita bisa mengubah nasib kita dengan memilih arah kehidupan kita. Orang yang memiliki kesadaran bisa menentukan nasibnya sendiri, sebaliknya orang yang dipenuhi kebodohan akan selalu terjerumus dalam ketersesatan. Jadi, apakah kita ingin menjadi orang yang bisa menentukan nasib sendiri atau menjadi orang yang menyerah pada nasib? Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan. Jadi, kita harus menjadi orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran untuk membimbing dan menginspirasi lebih banyak orang. Dengan demikian, barulah masyarakat bisa dipenuhi berkah dan ketenteraman. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Bantuan AirAsia QZ8501: Berempati dengan Keluarga Korban

Bantuan AirAsia QZ8501: Berempati dengan Keluarga Korban

06 Januari 2015 Perhatian dan pendampingan relawan kepada keluarga korban merupakan bentuk kasih yang berdampak secara dua arah. Keluarga korban tidak hanya merasakan ketenangan dan ketabahan, tetapi relawan pun memetik banyak pelajaran dari kegiatan tersebut.
Pemberkahan Akhir Tahun 2023 di Medan: Inspirasi Datang dari Berbagai Kisah

Pemberkahan Akhir Tahun 2023 di Medan: Inspirasi Datang dari Berbagai Kisah

06 Februari 2024

Tzu Chi Medan mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2023 dengan para donatur, simpatisan, masyarakat umum, dan relawan.

Suara Kasih: Festival Perahu Naga

Suara Kasih: Festival Perahu Naga

15 Juni 2011
Setahun sekali kita merayakan Festival Perahu Naga. Tanggal 5 Juni lalu adalah hari perayaan Festival Perahu Naga. Pada hari raya seperti itu, kita dapat melihat banyak kegiatan yang menghangatkan hati. Kita dapat melihat relawan membuat bacang vegetarian.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -