Suara Kasih : Mengukir Sejarah Cinta Kasih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Mengukir Sejarah dengan Penuh Cinta Kasih
 

Bencana di Haiti telah berlalu selama setahun
Bodhisatwa dunia senantiasa menghibur orang yang membutuhkan
Berinisiatif menyalurkan bantuan di Australia
Membentangkan jalan dan mengukir sejarah dengan penuh cinta kasih

Setiap hari, insan Tzu Chi di seluruh dunia bekerja untuk mengukir sejarah Tzu Chi. Sesungguhnya, hari ini juga merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi. Pada tanggal 13 Januari tahun lalu, saya berada di Taipei untuk menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun dan pelantikan relawan baru. Hari itu, seperti biasanya saya bangun sebelum matahari terbit. Saya merasa tidak enak badan karena kesulitan untuk berjalan. Saat berjalan keluar ruangan, saya menerima sebuah kabar bahwa Haiti dilanda bencana gempa bumi. Saya bertanya, “Berapa kekuatan gempanya?” Salah seorang staf menjawab, “Tidak besar, namun mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.” Saya kembali bertanya, “Berapa skala Richter?” Ia menjawab, “Tujuh skala Richter.”

Saya pun berpikir, kekuatan 7 skala Richter seharusnya tidak apa-apa. Namun, staf tadi berkata bahwa kerusakan yang ditimbulkan sangat parah. Sebenarnya seberapa parah? Ternyata seluruh Port-au-Prince, ibu kota Haiti menjadi rata. Sejak hari itu, setiap hari saya mengadakan konferensi video dengan para relawan di Amerika Serikat, Dominika, dan Taiwan. Saya meminta bantuan insan Tzu Chi AS untuk memikul tanggung jawab dalam menyalurkan bantuan ke Haiti. Insan Tzu Chi di Amerika Serikat segera bergerak untuk membentuk tim dan mempersiapkan barang bantuan. Namun, pesawat yang mengangkut barang bantuan tak dapat mendarat di bandara Port-au-Prince karena menara pengontrol setempat telah roboh. Bahkan pelabuhan pun telah kehilangan fungsinya. Karena itu, kita harus melewati Dominika.

Beruntung, belasan tahun lalu kita pernah menyalurkan bantuan di Dominika sehingga kini terdapat insan Tzu Chi di Dominika. Jadi, kita pun mulai mengirimkan barang bantuan darurat melalui udara ke Dominika. Untuk barang bantuan partai besar, kita akan mengirimkannya melalui kontainer. Kita juga memerlukan bantuan insan Tzu Chi di Dominika untuk menjemput dan mengangkut barang bantuan tersebut menuju Haiti. Setiap hari mereka mengangkut barang bantuan ke Haiti melalui jalan darat. Kondisi saat itu sungguh sulit karena dari Dominika menuju Haiti, para relawan harus menempuh perjalanan pegunungan yang jauh. Kondisi keamanan Haiti pun kurang baik. Sungguh, kegiatan ini penuh dengan kesulitan. Setiap hari saya sangat khawatir, karena itu saya terus mengadakan konferensi video dengan Dominika. Insan Tzu Chi AS mengumpulkan relawan, mempersiapkan barang bantuan, dan para anggota TIMA untuk mengadakan baksos kesehatan di Haiti. Inilah hari bersejarah pada tahun lalu.

Sungguh, dalam kitab sejarah Tzu Chi terdapat banyak kisah yang menyentuh. Kalian juga dapat melihatnya di halaman internet tentang “Hal Bersejarah di Tzu Chi Hari ini.” Jika ada waktu, saya juga akan melihat apa kegiatan kita pada hari ini di tahun-tahun sebelumnya. Setiap kali masuk ke halaman itu, saya melihat banyak daftar kegiatan yang telah kita lakukan baik di seluruh dunia maupun di Taiwan. Berbagai Informasi tentang misi amal, kesehatan, pendidikan, maupun budaya humanis terdapat di sana. Sebagian besar adalah kegiatan kita dalam membantu meringankan penderitaan orang lain.

Jadi, Bodhisatwa dunia akan menjangkau orang-orang yang menderita untuk menghibur, mendampingi, dan membantu. Pada bulan Januari tahun lalu, Brasil dilanda bencana banjir. Pada tahun ini, Brasil kembali dilanda bencana banjir dan tanah longsor. Bencana ini sungguh serius. Ini berita terakhir yang saya dapatkan. Saya sungguh sedih melihatnya. Insan Tzu Chi di Brasil telah mempersiapkan penyaluran bantuan bagi para korban bencana. Ini yang terjadi di Brasil.

Di samping itu, tadi saat dalam perjalanan ke sini, insan Tzu Chi di Australia dengan staf kita di Hualien tengah mengadakan konferensi video. Saya mendengar konferensi video mereka di mobil. Insan Tzu Chi dari Australia dan Selandia Baru bekerja sama untuk menyalurkan bantuan. Saya mendengar mereka menceritakan kondisi setempat dan mendiskusikan barang bantuan yang diperlukan oleh korban bencana. Hujan yang turun tanpa henti mengakibatkan air banjir terus mengalami kenaikan. Wilayah yang tergenang banjir mencapai sekitar 30 luas wilayah Taiwan. Wilayah tersebut bagaikan sebuah laut pedalaman. Siaran berita menyebutnya dengan “tsunami lokal” karena air terus mengalami kenaikan hingga menggenangi wilayah yang luas. Saat angin kencang bertiup, wilayah tersebut akan seperti tsunami dengan ombak yang sangat besar.

Selama ini Australia dikenal dengan surga di bumi. Setiap kali insan Tzu Chi dari Australia kembali ke Taiwan, saya akan bertanya kepada mereka, “Bagaimana kondisi di Australia? Banyak negara yang dilanda bencana, kalian harus lebih meningkatkan kewaspadaan.” Mereka selalu menjawab, “Kami tidak dilanda bencana. Di sana tidak pernah dilanda badai topan dan gempa bumi.” Mendengar hal itu, saya akan berkata, “Saya paling khawatir mendengar kalian berkata begitu. Kalian harus meningkatkan kewaspadaan.”

Lihatlah, kali ini Australia dilanda bencana banjir yang parah. Sebanyak lebih dari 200.000 orang  terkena dampaknya. Relawan setempat telah menemukan jalur untuk menyalurkan bantuan. Namun, tidaklah mudah untuk menyalurkan bantuan di sana. Kita tetap membutuhkan orang yang tepat untuk membantu kita. Dari rapat mereka, saya mendengar bahwa kita ingin bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan setempat, namun sepertinya agak sulit. Namun, kita tetap harus menjadi “guru yang tak diundang”. Kita harus berinisiatif untuk menjangkau dan bersumbangsih bagi korban bencana.

Di dalam kitab sejarah Tzu Chi, setiap hari terdapat kisah yang mengesankan. Sesungguhnya, setiap kali terjadi sesuatu, saya akan bertanya pada diri sendiri, “Haruskah Tzu Chi pergi membantu?” dan jawabannya selalu, “Ya, tentu saja.” Saat itulah kita telah mengukir sejarah. Jadi, setiap hari adalah hari bersejarah. Dengan demikian, hidup kita tidak akan sia-sia dan akan sangat bermakna karena kita bersumbangsih bagi seluruh dunia. Saya sangat berterima kasih kepada kalian. Jika hanya membicarakan tanpa melakukannya, maka tidak akan menjadi sejarah. Harus ada orang yang melakukannya. Berbicara sangatlah gampang, orang yang melakukannya barulah luar biasa. Saya sangat berterima kasih. Dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih, kita mengukir sejarah dan membentangkan jalan. Jadi, dengan membangkitkan niat, kita akan mengukir sejarah. Diterjemahkan oleh: Lena.

 
 

Artikel Terkait

Hijaukan Bumi Bersama Tzu Chi

Hijaukan Bumi Bersama Tzu Chi

26 Januari 2023

Mengawali pergantian tahun 2023, Tzu Chi Medan kembali meresmikan Titik Green Point yang ke-47. Kali ini Tzu Chi Medan bekerja sama dengan PT Sumatera Timberindo Industri, produsen daun pintu.

Menilik Senyum Para Lansia

Menilik Senyum Para Lansia

20 September 2022

Relawan Tzu Chi Lampung kembali mengunjungi panti Jompo Tresna Werdha setelah beberapa tahun terkendala pandemi. Tujuan relawan berkunjung yakni untuk menjalin jodoh baik, bersilaturahmi dan juga memberikan sedikit bingkisan untuk kakek nenek yang ada di sana.

”Indahnya Secercah Sinar Harapan”

”Indahnya Secercah Sinar Harapan”

15 April 2010
Rasa bahagia menyelimuti Adim Surya (54) tatkala perban matanya dibuka 1 hari pasca menjalani operasi katarak. Ia tidak menyangka setelah kurang lebih 3 tahun menderita katarak, akhirnya matanya dapat menangkap cahaya kembali.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -