Suara Kasih: Pendidikan Harapan Masyarakat

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Pendidikan : Harapan bagi Masyarakat

 

Sekolah Tzu Chi mendapat nilai terbaik
Mendidik siswa yang bermoral dan berbudaya humanis
Berterima kasih atas jerih payah para guruBerbuat kebajikan dan berbakti pada orang tua adalah 2 hal yang tak dapat ditunda

Tanggal 10 Juni lalu diadakan upacara wisuda bagi para siswa Institut Teknologi Tzu Chi. Upacara yang khidmat tersebut berlangsung di aula yang khidmat. Upacara berjalan dengan tertib dan teratur. Para guru menyampaikan pesan kepada siswanya melalui sebuah lagu. Para siswa mengikrarkan tekad dan menyatakan terima kasih kepada guru melalui 2 buah lagu. Para orang tua dan anak saling berpelukan. Selanjutnya mereka menyanyikan sebuah lagu dengan melibatkan para ayah dan ibu Tzu Chi. Lagu ini sarat dengan bimbingan agar para siswa dapat terjun ke masyarakat dengan tenang dan memahami tujuan hidup yang benar. Pemandangan ini sungguh menghangatkan hati.

Pada hari itu ada seorang siswa berbagi. Setelah lulus dari SMA Tzu Chi, ia ingin tetap melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tzu Chi. Sejak duduk di bangku SMA, siswa yang bernama Luo Shujuan ini ingin masuk ke Institut Teknologi Tzu Chi, namun ia tidak lulus dalam ujian masuk. Meski demikian, ia tak patah semangat karena ingin menjadi seorang perawat. Karena itu, ia terlebih dahulu masuk ke sebuah sekolah keperawatan di Tainan selama 5 tahun. Saat itu, saya bertekad lima tahun kemudian, saya akan kembali ke Sekolah Tzu Chi. Lima tahun kemudian, saya pun mewujudkan keinginan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Tzu Chi dengan mengambil program keperawatan 2 tahun. Kini, ia bertekad setelah lulus akan bekerja di RS Tzu Chi di Guanshan agar dapat merawat pasien di daerah pedalaman. Saya sungguh tersentuh mendengarnya.

Siswa lainnya yang juga membuat saya tersentuh adalah Zhang Jiexiang. Ia adalah salah satu siswa program pascasarjana di sekolah tersebut. Saya mendengar dari gurunya bahwa ia adalah seorang siswa yang sangat baik. Setiap hari Kamis, usai sekolah ia bergegas pulang ke Yilan untuk memandikan neneknya yang memiliki keterbatasan gerak karena pernah jatuh. Selain memandikan neneknya, ia juga membantu orang tuanya memilah barang daur ulang dan mengangkut barang yang agak berat. Inilah yang ia lakukan beberapa tahun ini.

 

Saat liburan, ia tak seperti teman-temannya yang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Setiap kali liburan, ia pasti pulang ke rumah untuk membantu orang tuanya. Jiexiang juga bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Satu-satunya cara agar kondisi ekonomi keluarga dapat menjadi lebih baik adalah dengan giat belajar. Awalnya, ia berpikir bahwa yang terpenting bukanlah belajar, melainkan membantu orang tua.

 

Pemikirannya tidaklah salah. Namun, jika tak giat menimba ilmu, bagaimana ia dapat memperoleh pekerjaan yang baik? Atas bimbingan gurunya, ia pun paham bahwa ia tak perlu terburu-buru untuk memperoleh penghasilan. Lebih baik ia berkonsentrasi pada sekolahnya. Saat berbagi, ia berkata bahwa selama bersekolah, perkataan saya yang paling memberinya semangat adalah percaya diri, tabah, dan berani. Ia yakin bahwa asalkan memiliki hati yang tulus, tak ada yang tak dapat dicapai. Karena memiliki pemikiran dan tujuan yang benar, tentu saja ia akan berhasil.

Melihat hasil didikan yang sangat baik ini, saya merasa sangat tersentuh. Tentu saja, saya sangat berterima kasih kepada para guru. Saya berterima kasih kepada kepala sekolah yang telah menjaga citra sekolah dengan sangat baik, juga kepada guru-guru atas kesungguhan hati mereka dalam membimbing dan memerhatikan para siswa. Melihat hal ini, saya merasa sangat tersentuh. Terlebih lagi, beberapa hari yang lalu, kita menerima sebuah kabar baik. Untuk tahun akademik 2010, Institut Teknologi dan Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di seluruh Taiwan yang berjumlah 24 sekolah menjalani evaluasi akreditasi dan Institut Teknologi Tzu Chi masuk dalam kategori paling baik. Para penilai memberikan nilai sangat baik pada prinsip pendidikan dan budaya humanis Tzu Chi. Mereka juga terkesan akan kesederhanaan Sekolah Tzu Chi. Yang terpenting adalah kedisiplinan dan kesederhanaan para siswa.

Para siswa dan Sekolah Tzu Chi sungguh berhemat dalam menggunakan sumber daya alam dan yang terpenting adalah mereka sangat disiplin. Sungguh, sejak sekolah berdiri, kita telah memberlakukan jam malam, yakni pukul 8 malam. Hingga kini, 22 tahun telah berlalu, peraturan ini tetap ada. Hal ini mengajarkan para siswa agar senantiasa berjalan di arah yang benar dan berdisiplin. Kita mengajarkan mereka agar berhemat dan berdisiplin. Jika tak keluar, mereka tak akan menghabiskan uang dan akan lebih tekun belajar.

Yang lebih mengagumkan adalah selama lebih dari 20 tahun sekolah ini berdiri, kebersihan sekolah selalu terjaga karena setiap pagi, para guru dan siswa selalu membersihkan lingkungan sekolah. Para penilai merasa bahwa pentingnya kebersihan lingkungan sekolah dan pelestarian alam sungguh dipahami dan dipraktikkan oleh para siswa. Dari tindakan ini, kita dapat melihat kualitas dan kesadaran lingkungan para siswa tersebut. Karena itu, mereka sangat terkesan.

Sekarang ini, banyak siswa di Taiwan yang tak giat belajar. Media massa juga melaporkan bahwa waktu yang digunakan para siswa untuk bekerja lebih banyak dari pada untuk belajar. Apakah ini dikarenakan ekonomi keluarga sehingga mereka harus mencari uang sekolah sendiri? Sebenarnya bukan. Sebagian dari mereka berkata bahwa mereka ingin mendapatkan pengalaman. Ada yang berkata bahwa mereka bekerja demi memiliki hidup  yang lebih baik. Ada pula yang berkata bahwa mereka bekerja agar dapat menabung. Yang mereka pikirkan hanyalah uang. Mereka tak berpikir bahwa sebagai pelajar, mereka harus giat dan tekun belajar. Inilah yang kita khawatirkan.

Apakah keterampilan dan kemampuan generasi penerus ini dapat diandalkan dalam menjaga kestabilan hidup masyarakat? Kita sungguh mengkhawatirkan hal ini. Mendidik siswa sangatlah tak mudah. Setiap orang berkesempatan  mencicipi pendidikan, namun sebagian dari mereka tak menghargainya. Tak peduli bagaimana pandangan orang terhadap pendidikan, di Tzu Chi, kita sangat menghargai pendidikan. Tujuan dari pendidikan Tzu Chi adalah memberi harapan kepada individu dan masyarakat. Kita berharap setiap siswa dapat memiliki prinsip  dan jalan hidup yang benar. Dengan memiliki keterampilan dan kemampuan, mereka akan dapat terjun ke masyarakat sehingga roda kehidupan dapat berjalan stabil.

 
 

Artikel Terkait

Bantuan Darurat Tzu Chi untuk Warga Batu Malang

Bantuan Darurat Tzu Chi untuk Warga Batu Malang

11 November 2021

Relawan Tzu Chi Surabaya menyalurkan bantuan sembako untuk warga yang sangat terdampak bencana banjir bandang di Dusun Gintung, Desa Bulukerto Kota Batu, Malang pada Minggu, 6 November 2021.

Berwisata Sembari Menimba Cinta Kasih Tzu Chi

Berwisata Sembari Menimba Cinta Kasih Tzu Chi

26 November 2014

Untuk memperkenalkan sumbangsih Tzu Chi terhadap masyarakat Indnonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan kunjungan ke Aula Jing Si Tzu Chi Center Indonesia, Jakarta. Kunjungan ini meninjau sejarah perjalanan Tzu Chi dari dahulu hingga sekarang melalui  foto – foto dan tulisan yang terpampang.

Cinta Kasih Melalui Semangkuk Bubur

Cinta Kasih Melalui Semangkuk Bubur

29 Oktober 2009 Oma-opa di Panti Wreda Nazaret tersenyum menyambut kunjungan relawan Tzu Chi tanggal 1 Oktober 2009. Di ruangan itu, kami mengadakan berbagai acara. Salah satu acara yang disukai para lansia adalah bernyanyi bersama.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -