Suara Kasih: Pendidikan Menciptakan Keindahan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Pendidikan yang Menciptakan Keindahan
     

Bertekad menjadi seorang guru
dan membina moral para siswa
Pendidikan yang baik akan menciptakan keindahan
Menghormati guru dan berbakti kepada orang tua
Semoga pendidikan Tzu Chi dapat menjadi teladan di dunia

 

.

 

“Terima kasih, Guru! Bersujud! Persembahkan teh!” itulah yang diucapkan para siswa siswi sekolah Tzu Chi pada saat Hari Guru kepada guru mereka dengan penuh tata karma dan rasa hormat. Tanggal 28 September adalah Hari Guru di Taiwan. Jadi, terlebih dahulu, kepada semua guru saya mengucapkan Selamat Hari Guru.

Hidup ini sangatlah indah. Dari manakah keindahan itu datang? Keindahan datang dari pendidikan yang baik. Pendidikan adalah hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mendidik orang agar menjadi manusia yang memiliki tata krama dan moral yang baik adalah hal yang sangat penting.

Tadi kita telah menyaksikan cara sekolah Tzu Chi memperingati Hari Guru. Sungguh indah dan teratur. Mengapa bisa terlihat sangat indah? Karena memiliki tata karma dan rasa hormat, mereka terlihat begitu teratur. Mendisiplinkan diri berarti menghormati diri sendiri. Berpakaian rapi dan berperilaku baik berarti kita menghargai orang lain. Bila semua orang dapat saling menghargai, maka segala hal akan terlihat sangat indah.

Untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, semua orang harus memiliki tata krama yang baik. Jadi, keharmonisan datang dari tata krama yang baik. Bila kita tidak mendidik anak-anak untuk menghargai orang lain, bagaimana mungkin tercipta masyarakat yang harmonis? Tujuan pendidikan Tzu Chi adalah menciptakan masyarakat yang harmonis. Jadi, menghormati orang tua dan guru adalah hal yang tidak boleh diabaikan.

 

Agar tercipta masyarakat yang harmonis dan saling menghargai, kita harus mendidik anak-anak agar mereka memiliki tata krama yang baik. Tata krama adalah prinsip dasar kehidupan dan hal ini harus kita wariskan  kepada generasi penerus. Bukankah dahulu Konfusius juga mengajarkan tentang pentingnya memiliki tata krama dan moral yang baik? Kedua hal ini harus kita tanamkan pada diri sendiri maupun generasi penerus. Selain menanamkan tata krama yang baik, kita juga harus mengembangkan kebijaksanaan mereka.

Orang tua melahirkan anak-anak ke dunia, namun guru bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijaksanaan mereka. Inilah kewajiban para guru. Kedisiplinan yang terlihat dalam diri kita adalah bukti bahwa kita sungguh-sungguh mempelajari prinsip dasar kehidupan. Insan Tzu Chi sering berkata  “menyelami Dharma”. Dharma bagaikan sumsum tulang yang merupakan organ sangat penting dalam tubuh manusia. Bila organ tubuh ini tidak berfungsi normal, maka transplantasi sumsum tulang harus segera dilakukan.

Banyak orang sering berkata, “Keluarganya tidak mendidiknya dengan benar.” Sesungguhnya, pendidikan yang tidak didapat di rumah, harus anak-anak dapatkan di sekolah. Jadi, kita tidak boleh menyalahkan orang tua atas perilaku anak yang tidak benar. Kita harus bertanggung jawab atas hal ini. Kita ambil contoh transplantasi sumsum tulang. Bila kita dapat menemukan sumsum tulang yang cocok bagi seorang pasien, maka penyakitnya akan segera dapat diatasi dan ia akan hidup dengan sehat. Sama halnya dengan pendidikan. Hal terpenting dalam mendidik adalah mengembangkan kebijaksanaan. Menghadapi kebiasaan tidak baik para siswa, para guru harus membimbing mereka agar dapat mengubah kebiasaan tersebut.

Para siswa harus memahami prinsip dasar dan tata karma agar mereka dapat berjalan di jalan yang benar. Hal ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan suatu keindahan yang dapat disaksikan, dipahami, dan dipraktikkan. Inilah yang harus kita perjuangkan. Dalam dunia pendidikan Tzu Chi, semua orang bekerja sekuat tenaga. Saya sungguh bersyukur atas hal ini.

“Terima kasih, Guru! Selamat Hari Guru!” demikianlah siswa-siswi Sekolah Tzu Chi memberikan selamat kepada guru mereka. Kita telah melihat bahwa para guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi telah bekerja keras dalam mengajarkan budaya humanis dan etika Tzu Chi. Kita melihat di Provinsi Sichuan, Tiongkok. Tzu Chi membantu merenovasi 13 gedung sekolah yang rusak akibat gempa pada tahun 2008. Sebanyak 7 sekolah di antaranya telah diresmikan dan mulai dijalankan.

 

 

“Tzu Chi bukanlah organisasi yang kaya. Mereka berhemat dan mengumpulkan dana sedikit demi sedikit untuk membantu kami merenovasi gedung sekolah. Sejak gempa terjadi hingga renovasi gedung sekolah, para guru dan siswa sangat tersentuh dengan cinta kasih Tzu Chi. Karena itu,  saya ingin menyebarkan cinta kasih ini ke berbagai sekolah,” ujar seorang guru sekolah. “Kami harus giat belajar sebagai wujud balas budi terhadap Tzu Chi. Kami akan belajar dengan rajin dan menyebarkan cinta kasih Tzu Chi,” tambah seorang siswa Sichuan.

.

 

Banyak warga setempat yang setuju dengan prinsip-prinsip Tzu Chi. Mereka juga mulai mengajarkan anak-anak tentang tata karma dan moral yang baik. Kita pasti dapat mengajarkannya kepada anak-anak kita. Saya sungguh berterima kasih kepada para guru yang memiliki kesatuan hati dan tekad untuk bersumbangsih di dunia pendidikan.

Sungguh, para guru bersumbangsih dengan penuh ketulusan, cinta kasih, dan sukacita. Saya sangat berharap agar bimbingan para guru yang mendedikasikan hidupnya demi pendidikan dapat tertanam di lubuk hati para siswa. Saya berharap setiap guru dapat berikrar untuk mendidik para siswa dengan penuh cinta kasih dan mengasihi mereka seperti anak kandung sendiri.

Saya berharap para siswa sekolah Tzu Chi dapat menjadi orang yang berguna dalam masyarakat. Untuk itu, kita harus mendidik mereka dengan sepenuh hati. Sungguh, bila para guru bersumbangsih dengan penuh ketulusan dan cinta kasih universal, maka akan tercipta lingkaran cinta kasih. Para guru mencurahkan cinta kasih kepada siswa, dan siswa akan membalas budi para guru dengan penuh rasa hormat dan cinta kasih pula.

Kita juga harus membimbing orang tua agar menghargai para guru. Jadi, kita harus membimbing semua orang agar saling bersyukur, mengasihi, dan membalas budi. Banyak orang yang datang untuk mempelajari sistem pendidikan Tzu Chi. Ini berarti kerja keras kita telah membuahkan hasil yang baik. Namun, kita masih harus terus bekerja keras. Semoga pendidikan Tzu Chi dapat menjadi cermin dan teladan dalam dunia pendidikan. Diterjemahkan oleh: Lena

 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

Suara Kasih: Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

20 Juni 2013 Lihatlah pementasan para siswa yang penuh kekuatan. Pementasan ini menginspirasi mereka untuk mengatasi berbagai rintangan dengan penuh keberanian. Selama sesuatu itu benar, kita harus bertekad untuk melakukannya.
Bantuan bagi Korban Kebakaran Penjaringan

Bantuan bagi Korban Kebakaran Penjaringan

02 Oktober 2009
Rabu, 30 September 2009, 30 relawan Tzu Chi membagikan 900 paket bantuan yang terdiri dari handuk, air mineral, selimut, gayung, obat nyamuk, baju bekas, sandal, dan tempat makan untuk korban kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara.
Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

21 Oktober 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan kamp Ertongban (Kamp kelas budi pekerti) selama 2 hari satu malam. Adapun para peserta kamp adalah anak-anak usia 8 – 12 tahun. Acara diadakan di Aula Jing Si lantai 2, Ruang Fu Hui Ting, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (18-19 Oktober 2014). Sebanyak 288 anak datang untuk mengikuti kamp.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -