Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih dan menyerahkan bantuan berupa susu SGM Gain dan telor setiap dua pekan sekali kepada Syahreza. Kasmini (kiri) turut berbahagia bisa melihat perkembangan Syahreza yang semakin bagus.
“Cinta kasih yang tulus dapat menghangatkan batin semua orang yang sedang menderita dan bersedih”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
“Cucu, cucu…,” celoteh Syahreza khas anak-anak batita sambil menunjuk susu yang dibawa oleh relawan. Alhasil mengundang tawa semua orang yang mendengarnya. Syahreza bersama ibu dan kakaknya berdiri di teras rumahnya menyambut relawan yang hari itu datang melakukan kunjungan kasih (29/06/2025).
“Dek Reza mau susu? Ayok kita masuk dulu yuk,” ucap Kasmini, salah satu relawan mengajak balita Reza. Reza terlihat sangat antusias, digendong ibunya, Muditiyani masuk ke dalam rumah. “Sakniki doyan banget bu susune niku. Mpun mboten mimik kulo e (Sekarang suda minum susu itu, sudah tidak minum dari saya-red),” ucap Muditiyani menceritakan anaknya. “Nggeh syukur bu nak purun, mandar sae berat badane kersane naik terus nggeh (Syukurlah jika begitu, biar berat badannya naik terus),” jawab Kasmini.
Syahreza Dhitiya Putra, saat ini sudah berusia 2 tahun 10 bulan. Data dari posyandu setempat ia masuk kategori gizi kurang. Sebab sejak Desember 2023 memiliki berat badan di bawah garis merah (tidak ideal) pada KMS setiap kali penimbangan di posyandu. Sejak lahir, balita yang akrab disapa Reza ini sudah empat kali keluar masuk rumah sakit. Sempat dirawat selama 2 hari 2 malam karena demam tinggi dan batuk. Dari hasil rontgen terdapat flek pada paru-paru. “Tapi dokter niku mpun menyatakan nak Reza niku mpun sembuh total ek bu (Tapi dokter mengatakan kalau Reza sudah sembuh total-red),” kata Muditiyani.
Setelah mendapat kabar dan pengajuan dari kader setempat, relawan melakukan survei langsung ke rumah Syahreza yang berlokasi di Desa Kunir, Kecamatan keeling, Kabupaten Jepara.
Beberapa kali periksa ke dokter anak di rumah sakit terdekat, anak kedua dari dua bersaudara ini memang memiliki berat kurang. Akhirnya dokter memberikan resep susu pedia complex saat itu. “Pas minum susu pedia complex nggeh nambah berat badane. Tapi nggeh mung sekaleng niku mawon, mboten kiat tumbas susune awis ek bu (waktu minum susu pedia complex beratnya bertambah, tapi cuma sekaleng karena mahal),” keluh Muditiyani saat dikunjungi pertama kali.
Karena keterbatasan ekomoni, pemberian susu pedia complex pun terhenti. Terlebih ayah Reza hanya seorang pekerja serabutan dan tidak memiliki penghasilan tetap. Jika ada panggilan kerja seperti panggul singkong atau kuli tebang pohon baru akan mendapatkan penghasilan. “Berate nggeh kirang malih (Beratnya jadi berkurang lagi-red),” ucap ibu dua anak ini.
Sang ibu pun tidak kehabisan akal. Digantilah susunya dengan merk lain yang lebih terjangkau. Namun tidak memberikan hasil yang maksimal. Hingga penimbangan pada bulan September 2024 berat badan Reza masih berada di garis merah. Salah satu kader posyandu, Rahayu Wiji merasa iba dengan perkembangan Reza.
“Reza tidak seperti anak seusianya yang aktif. Dia terlihat layu dan lemas,” ucap Rahayu Wiji. Ia pun mengenalkannya kepada relawan Tzu Chi. Pada Oktober 2024, relawan Tzu Chi Xie Li Pati melakukan survei untuk melihat langsung kondisi Reza saat itu. “Kasian dulu dek Reza itu sayu, lemes begitu tidak sigrak koyo kanca-kancane. Saiki wes ketok seger (Dulu wajah Reza terlihat sayu dan lemas, tidak aktif seperti teman-teman lainnya. Sekarang terlihat lebih segar-red),” kata Kasmini yang saat itu juga ikut survei.
Setelah melihat susu yang dibawa relawan, Syahreza langsung minta diseduhkan susu untuknya. Ia pun meminum habis segelas susu tersebut.
Reza pun masuk ke dalam program pengentasan stunting oleh relawan Xie Li Pati. Per Januari 2025 Reza dibantu tambahan makanan gizi berupa Susu SGM Gain Optigrow 800 gr dan telur ayam 30 butir setiap dua pekan sekali pemberian bantuannya. Selama enam bulan bantuan diberikan kepada Reza secara rutin. Kini berat badan Reza sudah mulai ada perkembangan bagus.
“Tadi saya cek di buku KMS perkembangan dek Reza sudah bagus ya. Sudah di garis normal dan gizi sudah membaik,” ucap Kasmini yang juga merupakan kader posyandu di desanya. Hal serupa juga disampaikan oleh Rahayu Wiji, kader yang turut melihat perkembangan Reza sejak bayi. “
Secara kebutuhan gizi, Reza dulu termasuk stunting yang mengakibatkan kondisi fisik lemas dan terlihat kurang energik. Namun setelah rutin diberikan bantuan susu dan telur dari Tzu Chi berat badan Reza mulai naik, kini status gizi sudah tidak stunting lagi,” kata Rahayu Wiji senang.
Rahayu Wiji (kiri) merasa bersyukur salah satu balitanya kini sudah membaik dibandingkan sebelumnya. Ia juga berterima kasih kepada Tzu Chi atas bantuannya untuk Syahreza.
Kini Reza sudah semakin lincah, semakin aktif bermain bersama teman-teman sebayanya. “Nggeh sakniki mlayune kebat banget niku bu, maeme sradi purun, sayur-sayur nggeh purun (Sekarang larinya kencang, makan juga mau, makan sayur juga mau-red),” kata sang ibunda.
“Dari segi fisik, Reza terlihat lebih cerah, lebih tidak lemas dan lebih aktif lagi,” tambah Rahayu Wiji. “Terima kasih kepada Tzu Chi beserta relawan karena sudah membantu PMT Ananda Syahreza Dhitiya Putra,” ungkap kader Desa Kunir ini. “Nggeh bu, kulo nggeh matur nuwun sanget. (Saya terima kasih sekali). Saya sekarang senang anak saya sudah ada perkembangan. Reza sakniki mpun seger, dulu lembek badannya kuning sekarang sudah seperti anak yang lain,” ucap sang ibu.
Tak henti-hentinya Muditiyani mengucap syukur atas bantuan yang telah diberikan Tzu Chi Sinar Mas untuk sang buah hati. “Matur nuwun sanget, terima kasih saya ucapkan buat Tzu Chi berkat pemberian susu dan telur anak saya sehat sekarang,” ucap sang ibu terharu. “Tapi saya sekeluarga minta maaf yang sebesar-besarnya tidak bisa membalas kebaikan sampeyan semua dari Tzu Chi nggeh bu,” imbuhnya.
Ikut Nyelengi
Tidak hanya menerima bantuan untuk tambahan makanan bergizi bagi sang buah hati, Muditiyani juga turut bersumbangsih melalui celengan bambu Tzu Chi. “Supaya bisa berdana melalui celengan Tzu Chi walaupun tidak begitu banyak isinya tapi hati ikhlas,” katanya.
Syahreza dan kakaknya juga sering nyelengi di celengan Tzu Chi. Meski bukan untuk pribadi namun tetap dilakukan agar bisa membantu orang lain yang membutuhkan juga.
Tidak hanya sang ibu yang nyelengi, namun kedua anaknya juga diajarkan untuk berhemat dengan cara nyelengi di celengan miliknya. “Punya dua celengan. Satu untuk pribadi yang satunya untuk didanakan ke Tzu Chi, biasanya setiap hari pulang dari sekolah uangnya disisihkan dan dibagi menjadi dua celengan itu,” ucap Mudit.
Muditiyani memang selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk turut membantu orang lain yang membutuhkan, misalnya dengan nyelengi setiap hari di celengan miliknya meski kondisi perekonomian keluarganya bukan dari kalangan yang mampu. Namun dengan sepenuh hati mereka sekeluarga terus nyelengi untuk Tzu Chi.
“Walaupun celengan itu diserahkan ke Yayasan tapi nanti setelah dikelola hasilnya disalurkan ke umat-umat yang membutuhkan, seperti anak saya sendiri yang sudah merasakan hasil celengan itu,” sambungnya.
Turut Bersukacita
Tentunya sebagai relawan yang terus mendampingi dan melihat perkembangan anak yang dibantu bisa memunculkan rasa haru. “Saya senang karena ada perkembangan bagus untuk adik Reza ini. Terharu ya, bahagia begitu,” ungkap Kasmini.
Ketua Xie Li Pati, Dwi Hariyanto menyerahkan bantuan susu kepada Syahreza. Selama enam bulan Tzu Chi memberikan tambahan gizi berupa susu dan telur.
Ketua Xie li Pati juga memberikan respon yang serupa. “Kami relawan merasa senang karena adik Reza sudah memilik berat badan yang ideal. Artinya apa yang sudah dilakukan oleh relawan telah mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan,” kata Dwi Hariyanto. “Saya juga berterima kasih kepada segenap relawan yang sudah mendampingi adik Reza dari awal sampai saat ini, karena lokasi yang cukup jauh dan medan yang cukup sulit juga untuk sampai ke rumah adek Reza,” ungkapnya.
Semoga kondisi Reza terus berkembang dengan baik, selalu sehat dan menjadi anak yang aktif energik seperti teman-teman sebayanya.
Editor: Khusnul Khotimah