Relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Titi Kuning merayakan ulang tahun Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning ke-13.
“Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi air jernih yang mengaliri dunia” merupakan kata perenungan Master Cheng Yen yang memotivasi insan Tzu Chi dalam menjalankan misi pelestarian lingkungan. Selain itu juga para relawan secara konsisten mensosialisasikan konsep 5R (rethink, reduce, reuse, repair, recycle) untuk mengurangi sampah yang kian bertambah setiap hari di lingkungan.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, relawan Tzu Chi mendirikan depo pelestarian lingkungan sebagai tempat pemilahan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang. Di samping menampung barang daur ulang, depo juga dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan pembinaan diri. Depo Titi Kuning yang diresmikan tiga belas tahun silam adalah salah satunya.
Minggu, 2 November 2025, relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Titi Kuning menggelar syukuran tiga belas tahun depo daur ulang Titi Kuning yang dihadiri 60 relawan dan beberapa tamu undangan dari donatur dan warga sekitar depo. Kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur atas depo yang telah berjalan tiga belas tahun yang tentu saja berkat dukungan semua relawan, donatur dan warga Titi Kuning, serta menjalin jodoh baik dan silaturahmi antar relawan dan masyarakat.
Depo Titi Kuning saat ini telah memiliki sekitar 100 relawan dari yang awalnya hanya 10–20 relawan. Selain sebagai tempat daur ulang, telah banyak kegiatan dan acara diadakan di depo ini, seperti kepulangan penerima bantuan (gan en hu) di Minggu pertama setiap bulan, gathering, sosialisasi pelestarian lingkungan, buka puasa bersama para penerima bantuan Muslim, juga diadakan perayaan Waisak dengan mengundang relawan, donatur dan masyarakat umum. Depo Titi Kuning juga telah banyak menerima kunjungan dari siswa-siswa sekolah, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin mempelajari tentang pelestarian lingkungan dan daur ulang.
Liong Pik Ing menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dan sumbangsih para relawan dan donatur selama ini sehingga depo Titi Kuning makin berkembang dan dikenal masyarakat luas.
Peragaan isyarat tangan lagu Dunia yang Bersih oleh relawan dan diikuti hadirin.
Acara dimulai pukul 10 pagi dan dibuka oleh pemandu acara Iwan Chandra. Ketua Hu Ai Titi Kuning sekaligus koordinator kegiatan, Liong Pik Ing, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dan sumbangsih para relawan dan donatur selama ini sehingga depo Titi Kuning semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas.
“Tak terasa telah tiga belas tahun. Gan en semua relawan dan tamu undangan telah bersedia hadir di acara syukuran ini. Semoga dapat memperpanjang barisan Tzu Chi dan terus memberi manfaat berkelanjutan bagi semua orang,” kata Liong Pik Ing.
Para hadirin lalu diajak mendengarkan ceramah Master Cheng Yen melalui tayangan Lentera Kehidupan bertema Sebutir Benih Dapat Membawa Dampak Besar. Master Cheng Yen sering mengingatkan orang-orang untuk tidak meremehkan sesuatu yang kecil karena sebutir benih yang kecil dapat membawa dampak besar. Misi-misi Tzu Chi bisa ada dan terlaksana dengan baik karena setiap orang memiliki benih cinta kasih yang terus menghasilkan benih-benih yang tak terhingga.
Setelah seseorang membangkitkan tekad, tidak peduli di manapun, saat benih ini ditabur, seiring matangnya jalinan jodoh dan berjalannya waktu, akan dihasilkan benih yang berlimpah. Pohon besar berawal dari sebutir benih yang kecil. Tzu Chi ibarat sebutir benih yang ditabur di Taiwan dan terus bertumbuh berkat berbagai kondisi pendukung hingga tersebar ke berbagai negara dan wilayah. Benih-benih tak terhingga yang dihasilkan dari benih kecil itulah yang disebut “dampak yang besar”.
Penyerahan cindera mata kepada donatur depo Titi Kuning, Lie Tju (kanan) oleh Wakil Ketua He Qi Jati, Aini Lidjaja (kiri).
Pemotongan kue ulang tahun secara bersama-sama oleh relawan dengan diiringi lagu ulang tahun dan diikuti tepukan tangan meriah hadirin.
Dalam tayangan tersebut juga diperlihatkan Tzu Chi telah membuktikan bahwa daur ulang botol plastik dapat menghasilkan selimut berkualitas yang telah membawa manfaat besar bagi orang-orang yang membutuhkan di berbagai negara. “Jangan meremehkan sesuatu yang kecil, melainkan harus senantiasa bersyukur dan menaruh rasa hormat. Setiap orang hendaknya berpegang pada prinsip yang sama yaitu cinta kasih, meneruskannya dan menghasilkan benih yang tak terhingga. Antarumat beragama saling merangkul dan membawa manfaat bagi orang banyak,” pesan Master Cheng Yen.
Para hadirin juga disuguhi tayangan kilas balik kegiatan dan jejak cinta kasih relawan Hu Ai Titi Kuning sepanjang 2025, seperti bakti sosial pembagian sembako, bakti sosial kesehatan, kunjungan kasih ke panti jompo, pelestarian lingkungan berupa pemilahan barang daur ulang di titik pemilahan, buka puasa bersama penerima bantuan Muslim, perayaan Waisak, perayaan 17 Agustus. Lalu dilanjutkan pertunjukan isyarat tangan lagu Dunia yang Bersih oleh relawan dan diikuti hadirin. Lagu ini mengandung pesan untuk mewariskan dunia yang bersih kepada generasi berikutnya dan menyebarkan cinta kasih tanpa batas ke seluruh dunia dan melepaskan kegelisahan.
Puncak acara adalah pemotongan kue ulang tahun secara bersama-sama oleh relawan dengan diiringi lagu ulang tahun dan diikuti tepukan tangan meriah hadirin. Acara ditutup dengan doa bersama, foto bersama dan makan siang bersama menikmati hidangan vegetarian yang disiapkan relawan tim konsumsi dengan kesungguhan hati dalam suasana kekeluargaan yang hangat. Semua makanan dan minuman merupakan donasi dari relawan dan donatur.
Wakil Ketua He Qi Jati, Aini Lidjaja, sangat mengapresiasi perayaan tiga belas tahun depo daur ulang Titi Kuning. Ia berharap depo Titi Kuning semakin berkembang.
Donatur depo Titi Kuning, Lie Tju (keempat kanan depan), merasa bahagia sekaligus terharu melihat semua relawan sangat kompak dan bersatu hati. Ia mendonasikan ruko miliknya kepada relawan Tzu Chi untuk dijadikan depo daur ulang.
Wakil Ketua He Qi Jati, Aini Lidjaja, dalam pesan cinta kasihnya menyatakan apresiasinya atas perayaan ulang tahun depo daur ulang Titi Kuning yang ketiga belas. “Perjalanan depo daur ulang selama tiga belas tahun hingga seperti sekarang tentu tidak mudah. Prestasi ini tidak terlepas dari adanya benih cinta kasih dalam diri seluruh relawan yang bekerja penuh semangat. Saya berharap depo Titi Kuning semakin berkembang dengan bertambah panjangnya barisan relawan, relawan semakin solid, bersatu hati dan terus upgrade diri untuk lebih baik lagi ke depannya,” tutur Aini. Aini juga mengajak relawan dan masyarakat saling bergandengan tangan melakukan pelestarian lingkungan dan misi amal di depo Titi Kuning.
Acara syukuran ini membawa perasaan sukacita bagi semua yang hadir, salah satunya Lie Tju yang merupakan donatur depo Titi Kuning. Lie Tju telah mengenal Tzu Chi sejak lama dari temannya yang juga relawan Tzu Chi. Ia memiliki dua unit ruko yang kosong selama bertahun-tahun. Pada tahun 2012 ia memutuskan untuk mendonasikan ruko miliknya kepada relawan Tzu Chi Titi Kuning meskipun telah ada calon pembeli yang menawar dengan harga lumayan tinggi.
“Tiba-tiba terlintas di pikiran saya begitu saja untuk memberikan ruko ini kepada Tzu Chi untuk dijadikan depo daur ulang. Meskipun ada yang menawarnya dengan harga cukup menggiurkan, saya memilih untuk mendonasikannya kepada Tzu Chi. Daripada dibiarkan kosong, lebih baik digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat,” kenang Lie Tju. Ia merasakan suasana kebersamaan dan kekeluargaan dalam syukuran ulang tahun depo Titi Kuning.
“Bahagia sekaligus terharu melihat semua relawan sangat kompak dan bersatu hati. Ada regenerasi relawan, telah banyak relawan baru yang akan melanjutkan tanggung jawab relawan senior nantinya. Depo juga telah banyak berkembang dibandingkan dulu. Semakin banyak barang daur ulang dibawa ke depo ini, artinya para relawan telah berhasil menyadarkan masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan supaya dunia lebih bersih,” pungkas Lie Tju.

Ai Lin (kanan) berharap depo Titi Kuning semakin maju dan berkembang, dan relawan juga bertambah.
Hal yang sama dirasakan Ai Lin yang bergabung dengan Tzu Chi dua tahun yang lalu. “Saya sangat senang bisa ikut merayakan ulang tahun depo Titi Kuning dan juga terharu melihat komunitas Tzu Chi dengan rasa persaudaraan yang erat tanpa memandang perbedaan dan latar belakang. Saya sangat bersyukur dapat berada dalam keluarga besar Tzu Chi,” ungkap Ai Lin.
Ai Lin mengenal Tzu Chi dari tayangan drama DAAI Tv yang suka ditonton ibunya. Ia lalu mendaftarkan anaknya di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi pada 2018 lalu, namun saat itu jalinan jodohnya dengan Tzu Chi belum ada karena banyak kesibukan. Ketika menghadiri Doa Bersama Waisak tahun 2023, dengan pendampingan (guan huai) relawan, barulah ia menetapkan hati bergabung dengan Tzu Chi. “Semoga depo Titi Kuning semakin maju dan berkembang, relawan juga bertambah. Untuk relawan, selalu kompak, penuh cinta kasih, terus memupuk karma baik dan bersyukur,” harap Ai Lin.
Perayaan ulang tahun ini menjadi momen untuk merayakan keberhasilan dan kontribusi depo Titi Kuning dalam upaya pelestarian lingkungan. Ulang tahun ini juga sering dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap daur ulang dan menjaga lingkungan sekitar.
“Sangat bahagia sekaligus terharu melihat perkembangan depo Titi Kuning dari yang sepi relawan hingga semakin ramai seperti sekarang. Para relawan begitu harmonis dan bekerja sama dalam berkegiatan di depo ini. Semoga semua relawan semakin giat bersumbangsih dan bersatu hati supaya depo Titi Kuning menjadi panutan bagi masyarakat serta membawa berkah untuk semua orang,” tutup Liong Pik Ing.
Editor: Khusnul Khotimah