Warga Teluk Setimbul antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan pada Baksos Degeneratif tahap ketiga dan terakhir yang digelar Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Minggu, 16 November 2025. Warga mendaftarkan diri satu per satu untuk pemeriksaan kesehatan, sementara relawan sigap mencatat data dalam formulir agar warga bisa cepat mendapatkan pemeriksaan selanjutnya.
Relawan Tzu Chi terus menjalankan misi kemanusiaan melalui kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Degeneratif yang berfokus pada tiga jenis penyakit umum, yaitu kolesterol, asam urat, dan gula darah. Program ini hadir sebagai upaya membantu masyarakat mengenali kondisi kesehatan mereka sejak dini agar dapat ditangani dengan tepat dan terarah.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, relawan Tzu Chi Tj. Balai Karimun melaksanakan Baksos Degeneratif di Teluk Setimbul, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun. Kegiatan ini berfokus pada pencegahan serta penanganan dini penyakit degeneratif yang umumnya dialami oleh warga lanjut usia.
Program pelayanan kesehatan ini telah berjalan selama tiga bulan dan kini memasuki tahap ketiga yang sekaligus menjadi pelaksanaan terakhir di Teluk Setimbul. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan pada 28 September 2025 untuk tahap pertama, 19 Oktober 2025 untuk tahap kedua, dan ditutup pada 16 November 2025 dengan tahap ketiga.
Sebanyak 54 warga Teluk Setimbul silih berganti datang pada tahap ketiga untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengecekan tekanan darah, serta tes darah. Setelah itu, para peserta menjalani konsultasi langsung dengan dokter untuk mengetahui hasil pemeriksaan sekaligus mendapatkan obat-obatan sesuai kondisi masing-masing.
Relawan Tzu Chi tampak sedang memeriksa tensi warga Teluk Setimbul sebagai bagian dari Baksos Degeneratif tahap ketiga.
Relawan Tzu Chi dengan sabar menuntun warga yang kesulitan bergerak selama Baksos Degeneratif, memastikan semua dapat mengikuti pemeriksaan dengan aman.
Di antara para peserta yang merasakan manfaat nyata dari rangkaian pemeriksaan ini adalah Moi Kai, warga berusia 70 tahun yang mengikuti Baksos Degeneratif sejak tahap pertama hingga tahap ketiga. Setiap tahap ia hadiri dengan didampingi putrinya, Rina (33), yang setia menemani proses pemeriksaan. Meski keluarga sudah mengetahui penyakit yang diderita Moi Kai, mulai dari asam urat, kolesterol tinggi, hingga tekanan darah tinggi, kehadiran baksos ini sangat membantu karena pemeriksaan dilakukan dengan proses yang mudah, lokasi yang dekat dengan rumah, serta pengobatan yang diberikan tanpa biaya.
Melalui pemantauan kesehatan yang berkelanjutan di setiap tahap, kondisi Moi Kai perlahan mulai terkontrol dan menunjukkan perkembangan positif.
"Sudah hampir empat tahun belakangan ini, keluhannya sering sakit kepala, lalu kakinya nyeri-nyeri. Kirain sakit apa di kaki, atau karena ada bisul atau apa. Tahu-tahunya, setelah dicek ke dokter, hasilnya asam urat, kolesterol, dan tensi tinggi. Syukur, puji Tuhan, ada sedikit perubahan. Kakinya juga sudah tidak begitu nyeri lagi, kolesterolnya membaik, gulanya membaik, dan tensinya juga berkurang,” ungkap Rina.
Selain merasakan perkembangan kesehatan ibunya yang semakin membaik, Rina juga menilai bahwa kehadiran Baksos Degeneratif memberikan dampak besar bagi warga Teluk Setimbul. Kemudahan akses, pemeriksaan yang lengkap, serta pengobatan gratis menjadi bantuan nyata bagi masyarakat yang selama ini sulit menjangkau fasilitas kesehatan. Karena itulah, ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut di masa mendatang.
“Sangat berkesan bagi saya. Semoga baksos ini dilanjutkan lagi karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga di sini. Pertama, pengobatannya lebih dekat dan yang paling penting, gratis, sehingga benar-benar membantu masyarakat,” ujar Rina.
Rina (33), anak dari pasien Moi Kai (70), merasakan manfaat Baksos Degeneratif Tzu Chi karena kondisi ibunya mulai membaik, serta pemeriksaan yang mudah diakses dan pengobatan gratis.
Manfaat Baksos Degeneratif ternyata tidak hanya dirasakan langsung oleh para peserta, tetapi juga oleh pihak Vihara Ambaradatta sebagai tempat kegiatan berlangsung. Menurut Mawar (42), selaku Bendahara Vihara Ambaradatta, kegiatan ini sangat membantu warga Teluk Setimbul, terutama lansia dan keluarga nelayan, yang selama ini kesulitan mengakses layanan kesehatan karena jarak dan keterbatasan ekonomi. Dengan adanya pemeriksaan dan pengobatan gratis di vihara, warga dapat memperoleh pelayanan yang lebih mudah dijangkau dan nyaman.
“Di Teluk Setimbul ini kan, secara umum kita tahu, jauh dari Balai (pusat kota). Tidak usah lokasi yang lain, Tanjung Balai saja sudah terasa jauh. Terus, di sini juga banyak lansia, dan dari segi perekonomian juga serba kekurangan. Ada yang mempunyai kendaraan, anaknya mungkin masih bisa mengantar ke puskesmas. Tapi sebagian besar itu, mereka tidak bisa, untuk pergi lebih jauh pun tidak mampu. Jadi, dengan adanya kesempatan ini, diadakannya di vihara ini, kami merasa sangat bermanfaat untuk penduduk-penduduk di Teluk Setimbul,” paparnya.
Mawar melanjutkan, kondisi itu juga terasa lebih susah bagi lansia-lansia yang sudah tidak bisa berjalan atau memang kondisinya sedang sakit. “Banyak juga di sini nelayan, yang namanya nelayan, perekonomiannya kita tahu sendiri bagaimana. Dengan adanya pengobatan gratis seperti ini yang dilakukan Tzu Chi, kami sangat-sangat bersyukur. Kami merasa kegiatan ini memang sangat bermanfaat untuk masyarakat di sini,” ungkap Mawar.
Warga Teluk Setimbul sedang berkonsultasi dengan dokter dalam kegiatan Baksos Degeneratif tahap ketiga, mendapatkan pemeriksaan dan saran kesehatan secara langsung.
Keberhasilan pelaksanaan Baksos Degeneratif tidak lepas dari peran tim koordinasi yang bekerja sejak tahap perencanaan hingga tahap terakhir. Netty, selaku koordinator kegiatan, menjelaskan bahwa sebelum kegiatan berlangsung, tim melakukan survei lokasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mendapatkan data warga di daerah pelosok yang sulit mengakses fasilitas kesehatan. Pemilihan Vihara Ambaradatta di Teluk Setimbul sebagai lokasi baksos juga mempertimbangkan luas dan kelayakan tempat, sehingga kegiatan dapat berjalan lancar.
Ia menambahkan bahwa dari laporan yang diterima sejak bulan pertama hingga ketiga, pengobatan yang diberikan benar-benar diminum oleh warga, dan hasilnya menunjukkan perbaikan kondisi kesehatan mereka.
“Mengadakan acara ini, kami harus melakukan survei terlebih dahulu dan meminta izin dari Dinas Kesehatan. Dari Dinas Kesehatan, kami mendapat informasi mengenai daerah-daerah pelosok yang biasanya sulit mengakses layanan kesehatan. Data itulah yang menjadi acuan kami. Kebetulan, di Teluk Setimbul baru dibangun vihara, sehingga kami dapat meminjam tempat di sana. Sebelum survei, kami memang berpikir vihara itu pasti luas dan cukup besar untuk mengadakan acara ini. Saya sangat senang karena melihat laporan dari bulan pertama hingga ketiga, obat yang diberikan benar-benar diminum oleh warga, dan kondisi kesehatan mereka menunjukkan perbaikan,” ungkap Netty, selaku koordinator kegiatan.
Netty, Koordinator Kegiatan, menjelaskan bahwa pengobatan yang diberikan selama Baksos Degeneratif di Teluk Setimbul rutin dikonsumsi oleh warga, dan hasilnya terlihat dari peningkatan kondisi kesehatan mereka.
Baksos Degeneratif yang digelar relawan Tzu Chi di Teluk Setimbul tidak hanya menghadirkan layanan kesehatan, tetapi juga membawa kehangatan dan rasa peduli yang nyata bagi masyarakat. Bagi lansia dan warga yang kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan, kegiatan ini menjadi harapan dan penopang semangat hidup mereka. Melalui pemeriksaan yang mudah diakses, pengobatan gratis, dan pendampingan relawan yang tulus, warga merasakan perhatian yang mendalam dan ketenangan dalam menghadapi kondisi kesehatan mereka.
Kebaikan yang ditunjukkan relawan Tzu Chi ini membuktikan bahwa kepedulian tidak sekadar kata, tetapi tindakan nyata yang mampu mengubah hidup banyak orang, menumbuhkan rasa syukur, dan menghadirkan harapan baru bagi masa depan masyarakat Teluk Setimbul.
Editor: Metta Wulandari