Tanggap Darurat Gunung Sinabung

Jurnalis : Nuraina 傅麗蓉 (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊賓 (Tzu Chi Medan)
Mariany, relawan Tzu Chi Medan membagikan masker kepada warga Brastagi yang menggunakan jalan protokol di kota tersebut pascasemburan awan panas gunung Sinabung. (24/05/16).

Sabtu, 21 Mei 2016, sekitar pukul 16.45 WIB, gunung Sinabung kembali menyemburkan awan panas. Luncuran awan panas mencapai jarak 4.500 meter dimana guguran awan panas turun ke desa Gamber, kecamatan Simpang Empat dan menelan 7 korban jiwa. Sementara itu, 2 korban luka bakar yang selamat masih dirawat intensif di RSU Adam Malik, Medan.

Desa Gamber sebenarnya termasuk zona merah, namun karena erupsi gunung Sinabung yang berkepanjangan sejak 29 Agustus 2010, warga yang tinggal disekitar gunung Sinabung sudah terbiasa dengan semburan-semburan asap dari gunung tersebut. Semburan asap yang dikeluarkan juga bervariasi, seperti semburan kecil, terkadang semburan asap menghitam yang membumbung tinggi ke langit. Warga yang tinggal di zona merah tersebut telah diungsikan ke tempat penampungan dan diberi bantuan oleh pemerintah. Namun, beberapa warga yang merasa keadaan sudah aman mencoba kembali ke daerah asalnya untuk bercocok tanam, akhirnya terjadilah bencana yang menelan korban jiwa.


Petani di wilayah Simpang Beganding sedang memeriksa tanaman terong yang terkena abu vulkanik pascasemburan awan panas gunung Sinabung.

Mendengar tanah Karo kembali diselimuti abu vulkanik pasca semburan awan panas gunung Sinabung. Selasa, 24 Mei 2016, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Medan yang berjumlah 13 orang berangkat ke Tanah Karo dengan membawa masker yang akan dibagikan kepada masyarakat di sana. Sesampainya di Simpang Beganding, seluruh pepohonan menjadi putih bagaikan tertutup salju, tanaman petani seperti tomat, terong, kol, serta kebun bunga yang sedang mekar rusak ditutupi debu vulkanik. Atap rumah warga juga memutih dan warga pun sibuk membersihkannya karena tumpukan debu vulkanik juga bisa membuat atap rumah ambruk.

Syukur, koordinator Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Medan membagikan masker kepada salah satu warga Simpang Beganding.

Dengan perasaan berat, para relawan meninggalkan Simpang Beganding menuju ke arah kota Brastagi untuk membagikan masker, di sepanjang jalan menuju kota relawan juga membagikan masker kepada warga yang kita jumpai. "Hari ini kita membagikan 6.000 buah masker untuk warga Brastagi yang melewati jalan protokol, semoga bisa bermanfaat bagi warga karena apa yang kita hirup saat ini sangatlah tidak baik bagi kesehatan," ungkap Syukur, koordinator Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Medan.

Selain membagikan masker kepada warga, relawan Tzu Chi Medan juga membagikan makanan kecil kepada anak-anak di lokasi yang terkena dampak abu vulkanik gunung Sinabung.

Setelah membagikan masker, barisan relawan meninggalkan Tanah Karo dengan sejuta doa dan berharap semoga Sinabung bisa bersahabat kembali sehingga tanah Karo kembali dipenuhi pepohonan yang hijau, sayur mayur yang segar, serta udara yang sejuk.


Artikel Terkait

Langkah Pertama Sebagai Bodhisatwa Dunia

Langkah Pertama Sebagai Bodhisatwa Dunia

28 Maret 2019
Untuk membantu para dermawan menapaki langkah pertama sebagai Bodhisatwa dunia, Tzu Chi Batam mengadakan Pelatihan Misi Amal Tzu Chi pada 24 Maret 2018 di Ruang Isyarat Tangan, Aula Jing Si Batam.
Berkah Dalam Bazar Kue Bulan

Berkah Dalam Bazar Kue Bulan

20 September 2016

Relawan Tzu Chi Batam kembali menyelenggarakan bazar Kue Bulan cinta kasih di BCS Mall, Lubuk Baja, Kota Batam. Bazar kali ini berlangsung selama 8 hari, mulai dari tanggal 7-14 September 2016.

Bantuan Bagi Korban Longsor: Memberi Bantuan dan Harapan

Bantuan Bagi Korban Longsor: Memberi Bantuan dan Harapan

27 Juni 2016
Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi melakukan survei dan memberikan bantuan kepada korban bencana tanah longsor di Dukuh Semampir, Desa Sampang, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -