Tekad untuk Terus Bersumbangsih

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 
foto

Liem Cun Bie bersama Lu Lien Chu dan Shinta saat mengumpulkan uang dari celengan bambu yang diserahkan Cun Bie. Selain menyisihkan uang dari hasil berdagang, Cun Bie juga menggalang dana dari para pelanggan siomaynya.

 

Hari itu Liem Cun Bie masih teringat akan masa lalunya ketika ia bertemu dengan Kang Mi Lan dan menikahinya, hingga saat-saat menantikan putri pertamanya Evelyn Sisfani lahir. Kehadiran sang buah hati adalah sebuah kebahagiaan dalam keluarganya, namun ia juga harus menerima kenyataan kalau dirinya yang berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya lulusan sekolah dasar harus bekerja keras bila ingin mempertahankan kebahagiaan itu. Tak banyak yang bisa diusahakan oleh Cun Bie sebagai seorang yang tidak berpendidikan tinggi selain berdagang siomay. Berdagang siomay keliling tidaklah mudah, bahkan ia pernah pulang hanya mengantongi beberapa ribu rupiah saja karena siomay yang ia jajakan hanya laku beberapa buah saja.

 

Keadaan seperti ini seringkali dialami oleh Cun Bie “Dulu tuh saya susah banget. Dagang siomay sering ga laku, sama sekali kagak laku. Tetapi semangat saya harus tetap tinggi kalau tidak begitu anak istri saya tidak ada yang kasih makan,” ujar Cun Bie. “Saya terus berdoa biar dapet jalan yang bener buat kasih nafkah keluarga.” Hingga akhirnya ia menemukan konsumen yang sesungguhnya (pelanggan) setelah itu pendapatan Cun Bie bisa dikatakan lumayan.   

Terus Bersumbangsih
Jumat, 21 Agustus 2009 adalah ketiga kalinya Cun Bie menyerahkan celengan bambu kepada Tzu Chi. Selain celengan yang ia jajakan selama berdagang siomay, Cun Bie juga menyerahkan celengan bambu yang ia miliki di rumah. Ikut bersumbangsih dalam celengan bambu merupakan ungkapan rasa syukur Cun Bie kepada Tzu Chi atas bantuan yang pernah ia terima sebelumnya, yaitu bantuan pengobatan kepada putri keduanya Theresia Sisfani yang mengidap tumor teratoma (monster). “Saya berterima kasih kepada Buddha Tzu Chi yang sudah membantu anak saya bisa sehat. Saya juga bisa bahagia merasakannya. Sekarang, saya balas budi untuk membantu orang lain karena saya sudah ditolong. Jadi saya juga harus bisa menolong orang lain lagi,” katanya.

foto  foto

Ket : - Mengucap syukur dan bersumbangsih kepada yang membutuhkan merupakan wujud dari langkah
           seseorang di jalan kemanusiaan. (kiri)
        - Shinta, relawan Tzu Chi saat menerjemahkan perkataan Lu Lien Chu, Ketua Tzu Chi Tangerang. Lien Chu            mengharapkan agar kelak Cun Bie bisa bergabung sebagai relawan di Tzu Chi. (kanan)
           

Karena telah merasakan uluran cinta kasih selama ia mengalami kesulitan dan rasa tanggung jawabnya untuk menyalurkan kembali cinta kasih kepada orang lain yang membutuhkan, Cun Bie bertekad akan terus menyisihkan penghasilannya ke dalam celengan bambu dan terus mengajak orang lain untuk ikut berdana ke Tzu Chi. “Selama Buddha Tzu Chi berdiri terus, seterusnya saya ga bakal berhenti sampai di sini, anak saya sudah sehat ga mau lagi bantu. Ga seperti itu. Seterusnya selama Buddha Tzu Chi masih ada di Indonesia,” katanya bertekad.

Cun Bie juga telah menyerahkan sebuah celengan bambu kepada salah satu saudaranya, Hun Mi yang sehari-hari berdagang bakmi untuk turut aktif menyisihkan penghasilannya ke dalam celengan. Selain itu, untuk lebih menunjukkan kepeduliannya kepada sesama, pada tanggal 15 Agustus 2009, Cun Bie dan Mi Lan mewujudkannya dengan mengikuti aksi donor darah yang diadakan di Kantor Perwakilan Tzu Chi Tangerang, Lippo, Karawaci. “Semua yang saya lakukan hanya untuk kebaikan, biar di masa yang akan datang menerima karma yang baik. Walaupun dengan sedikit, dengan cara yang tidak seberapa (berdana dengan celengan bambu -red) saya tetap seterusnya berbuat baik, ” aku Cun Bie.

foto  foto

Ket : - Sedikitnya sudah tiga kali Liem Cun Bie menyerahkan celengan bambunya kepada Tzu Chi. Selain itu ia juga
          mengajak salah satu saudaranya untuk turut aktif berdana di celengan bambu. (kiri)
          - Lu Lien Chu saat melihat bekas tumor yang telah dioperasi. Theresia sebelumnya mengidap tumor
          teratoma yang biasa disebut juga sebagai tumor monster. (kanan)

Selain Tzu Chi, Cun Bie juga mengucapkan terima kasih kepada salah satu pelanggannya, Cucung. Pasalnya selama Theresia menjalani pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Cucung sering memberikan uang kepada Cun Bie untuk digunakan sebagai biaya tranportasi selama menjalani pengobatan yang kala itu memang sangat dibutuhkan oleh Cun Bie. “Saya berterima kasih sekali kepada orang-orang yang telah memberikan cintanya kepada saya. Selain Buddha Tzu Chi, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Cucung yang sudah banyak bantu saya,” terang Cun Bie  

Menyikapi hal ini, Lu Lien Chu relawan Tzu Chi yang juga Ketua KP Tangerang mengharapkan agar Cun Bie kelak bisa bergabung ke Tzu Chi sebagai relawan. “Dengan melalui berbuat baik, Bapak bisa terus maju tanpa mundur walaupun susah. Tetapi ujung-ujungnya, saya mengharapkan Bapak menjadi relawan Tzu Chi,” harapnya.

Cun Bie adalah salah satu dari sekian banyak orang yang telah mengubah pandangan, dan perilaku hidupnya ke arah yang lebih baik. Tahu bersyukur dan bersumbangsih, serta memantapkan niatnya di jalan kemanusiaan. Semoga ini tidak hanya terjadi pada diri Cun Bie dan penerima bantuan Tzu Chi lainnya, tetapi juga bisa tumbuh di hati setiap orang untuk menapaki langkah di jalan kemanusiaan.

 

Artikel Terkait

Dukungan Terus Mengalir untuk Pelaku UMKM

Dukungan Terus Mengalir untuk Pelaku UMKM

11 November 2021

Angka jumlah pasien Covid-19 saat ini sudah menurun jauh. Tetapi kondisi perekonomian masih belum kembali normal. Kondisi ini menjadi pertimbangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk melanjutkan kegiatan Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi.

Semangat Mendalami Ilmu Baru

Semangat Mendalami Ilmu Baru

16 April 2018
Dalam kegiatan yang diikuti sebanyak 39 relawan komunitas dari semua He Qi Tzu Chi Jakarta, Danny Oey memberikan sharing materi tentang audio gambar, cara setting mic, dan lain-lain sebagai pengenalan dasar dalam Training Relawan Sound System ini.

Kesuksesan sebuah acara tidak hanya tergantung pada peran mereka di atas panggung, tetapi juga dukungan dari tim di balik layar. Salah satunya tim sound system. Dalam setiap kegiatan Tzu Chi seringkali membutuhkan relawan sebagai operator sound system. Namun tidak banyak relawan yang memahami pengoperasian alat-alat pendukung kegiatan ini, sehingga relawan yang terlibat pada bagian ini pun terbatas. Untuk itu pada Minggu (15/4/2018) Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan Training Relawan Sound System di ruang galeri DAAI lantai 1, Tzu Chi Center, PIK Jakarta.

“Ke depan setiap He Qi harus mempunyai tim sendiri supaya bisa bertugas bersama-sama. Ketika bertugas dalam kegiatan besar masing-masing bisa menggunakan cara yang sama, program yang sama,” ujar Jhonny Tani, Koordinator Kegiatan training.

Dalam kegiatan yang diikuti sebanyak 39 relawan komunitas dari semua He Qi Tzu Chi Jakarta, Danny Oey memberikan sharing materi tentang audio gambar, cara setting mic, dan lain-lain sebagai pengenalan dasar dalam Training Relawan Sound Sistem ini. Relawan pun tak sungkan-sungkan menanyakan apa yang mereka belum ketahui selama materi berlangsung. Tidak hanya sebatas materi saja, puluhan peserta ini pun lantas diajak untuk praktik langsung menuju salah satu ruangan sound system.

“Kita samakan semua teknik-teknik untuk operasional kemudian praktik. Harus mengalami dan merasakan sendiri,” ucap Jhonny.

Menambah Wawasan

Relawan diajak untuk bersama-sama praktik langsung di salah satu ruangan sound system di lantai 6 Aula Jing Si. Danny Oey menjelaskan bagaimana mengoperasikan alat-alat yang terdapat di ruangan, mulai dari bagaimana mengendalikan powerpoint pada layar, setting mic, dan lain-lain.

Selama pengenalan tentang alat-alat ini berlangsung, salah satu peserta sibuk menulis pada catatan kecil miliknya. Ia mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan training relawan sound system ini. “Saya mencatat apa sih nama alat ini dan fungsinya untuk apa. Jadi next jika tidak ingat kan bisa lihat catatan lagi,” ucap Eric.

Ia datang dari Tzu Chi komunitas He Qi Pusat dengan membawa semangat untuk belajar ilmu baru. Mengikuti kegiatan training relawan sound system memang menjadi pengalaman perdananya, namun Eric sering kali membantu relawan bagian sound system di komunitasnya. “Kalau saya di komunitas bagian support, back up saja yang lebih simple-simple,” ujarnya tersenyum.

Relawan yang aktif pada Misi pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini mengaku dengan mengikuti kegiatan training selama tiga jam ini bisa menambah wawasan baginya tentang sound system penunjang kegiatan Tzu Chi. Selama praktik berlangsung, Eric pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mencoba alat-alat yang ada.

“Yang pasti jadi lebih tahu alat-alat yang digunakan, seperti apa mengoperasikannya. Paling tidak ada gambaran sedikit,” terang relawan cakom ini.

“Cara menyetel layar gimana,” sambung Sukardi yang saat itu berdiri di sebelah Eric untuk mencoba mengopersikan alat-alat di ruang sound system.

Sukardi yang merupakan perwakilan dari komunitas He Qi Utara 2 ini datang untuk memahami ilmu baru baginya. “Saya pengen belajar dan pengen tahu tentang sound system,” ucapnya.

Training sound system ternyata juga menarik minat relawan Tzu Chi wanita. Tak sedikit dari mereka yang datang untuk belajar sesuatu yang baru, bahkan awam dengan bidang sound system. Salah satunya Theresia, relawan komunitas He Qi Barat 1. “Saya pengen belajar, pengen tahu (sound system),” kata relawan komite ini.

Theresia memang sudah pernah bertugas di bagian sound system pada kegiatan Xun Fa Xiang di komunitasnya. Tak memiliki bekal pengalaman tentang sound system tentu ia mengalami tantangan. “Pertama-tama sulit sih, tapi kalau sering dilatih pasti nggak akan sulit,” terangnya. Dengan mengikuti training ini, Theresia merasa banyak memperoleh pengalaman baru baginya. “Belajar ini sangat membantu. Meski saya masih bingung karena pertama kali tapi mesti terus belajar,” ungkapnya tersenyum.

Melihat antusias relawan yang ikut dalam kegiatan training ini, Jhonny berharap semua orang bisa berkontribusi untuk support kegiatan. “Makin banyak relawan sound system makin memudahkan, kalau setiap He Qi ada relawan sound system bisa bantu setiap kegiatan. Mereka juga bisa setting alat, sehingga dalam acara apapun tidak bingung,” pungkas Jhonny.

Editor: Metta Wulandari
Kesempatan Istimewa Mengunjungi Hualien dan Bertemu Master Cheng Yen

Kesempatan Istimewa Mengunjungi Hualien dan Bertemu Master Cheng Yen

29 Mei 2023

Siapa yang tak gembira bisa mengunjungi kampung halaman batin insan Tzu Chi di Hualien, Taiwan dan bersua dengan Master Cheng Yen. Inilah yang dirasakan siswa-siswi Tzu Chi School jelang acara kelulusan mereka.

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -