Tiga Persen dari Dua Ratus Juta

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoBerbekal sebuah mikroskop, dokter spesialis THT mengarahkan pandangannya ke pasien. Dari pengamatan di mikroskop inilah, ia melakukan tindakan operasi medis terhadap pasien yang sedang dibaringkan di meja operasi.

Ayu Lestari Oktavia (19), seorang santriwati dari Pesantren Nurul Iman Parung Bogor yang mengalami gangguan pendengaran sejak lama, seusai menjalani operasi, ia kini dapat mendengar dengan normal kembali. Di bulan Desember 2009 silam, bersama dengan 11 pasien telinga lainnya ia mengikuti Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-1 khusus para pasien telinga hidung tenggorokan (THT).

 

Rasa Syukur dan Terima Kasih
“Dua-duanya (telinganya –red). Paling parah sebelah kanan. Banyak keluhan terhadap diri sendiri,” ujar Ayu di sela-sela Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-2 khusus para pasien THT tanggal 10 Januari 2010 yang diselenggarakan di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Saat telinganya masih sakit, Ayu harus benar-benar beradaptasi dengan kondisi yang dialaminya. Walau masih bisa mendengar sedikit-sedikit, ia tetap harus bertatap muka agar bisa mendengar apa yang dikatakan oleh teman-temannya. Karena itu, wajar saja jika ia kemudian merasa minder karena memiliki kekurangan. Beruntung, teman-temannya di pondokan selalu bersikap baik kepadanya.

Saat ini, setelah operasi kondisinya sudah semakin membaik. “Alhamdullilah mendingan, setengah-setengah tapi sudah lumayan,” kata Ayu lagi saat sharing sebelum baksos kedua dimulai. Saat sharing itu, ia juga mengatakan kurangnya pendengaran itu sudah dialaminya sejak kecil. Saat mondok di Pesantren Nurul Iman, kebetulan diadakan sebuah bakti sosial kesehatan oleh Tzu Chi. Ia pun lantas mendaftarkan diri. Dan oleh dokter, ia pun dianjurkan untuk menjalani operasi THT.

Meski hari itu ia tidak menjalani operasi, Ayu tetap datang untuk membantu pelaksanaan bakti sosial kesehatan. “Jadi relawan untuk memberikan rasa terima kasih kepada para tim medis dan relawan,” ungkapnya. “Setelah sembuh muncul rasa syukur, terima kasih, mau membantu mereka yang menderita, dan tidak egois,” tambahnya seraya memberikan semangat kepada 7 orang pasien yang akan dioperasi.   

Zuhri seorang pasien dari baksos kesehatan Tzu Chi I khusus THT juga tidak mau ketinggalan. Dalam sharing, ia mengungkapkan bahwa sebelum dioperasi ia tidak memiliki teman karena penyakit yang diidapnya. “Ada masalah dengan telinga. Sulit mendengar,” katanya grogi. Beruntung, teman-temannya di Pondokan tetap bersikap baik kepadanya. Karena telah sembuh ia pun bertekad, “Kalau ada kesempatan mau membantu.”

foto  foto

Ket : - Sesaat menjelang pelaksanaan operasi, para pasien THT ini berdoa bersama berharap operasi dapat              berlangsung lancar dan sukses. (kiri)
        - Tidak saja mengobati, relawan Tzu Chi juga berbagi kisah dan semangat untuk para pasien yang hendak             menjalani operasi, terlebih lagi bagi mereka sudah membayangkan betapa seramnya pelaksanaan sebuah             operasi medis.(kanan)

Si Kembar Saat Baksos  
Di ruang tunggu operasi, seorang anak laki-laki bernama Wardana (17) sudah duduk manis di kursi roda sambil ditemani relawan Tzu Chi dari Kantor Perwakilan Tangerang. Sementara itu saudara kembarnya, Wardani (17) rupanya sudah masuk dan sedang menjalani operasi. Wardana sejak kecil telah mengalami gangguan pendengaran di telinga kirinya. “Tahu ada masalah pada saat sudah mulai menginjak remaja,” jelasnya saat diwawancara.

Sama seperti Ayu, Wardana yang juga santri ini dianjurkan untuk menjalani operasi THT di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Menurut dokter, gendang telinganya berlubang. Saat ditanya, apakah ia takut saat akan menjalani operasi, ia menjawab, “Engga takut. Ini kesempatan untuk jalani operasi.”

Jangan Sepelekan Pilek Pada Anak
Menurut dokter ahli spesialis THT Soekirman Soekin, sebetulnya infeksi dari telinga tengah ini umumnya perluasan dari infeksi jalan atas, seperti pada hidung dan tenggorokan. Jadi pilek jangan disepelekan. Karenanya pilek anak-anak dari kecil jangan dibiarkan. Jika dibiarkan, nanti akan ada kerusakan di saluran telinga (dinamakan telinga tengah). “Kalau ini dibiarkan, berlarut, dan menjadi menahun inilah yang terjadi. Radang telinga tengah menahun,” tuturnya gamblang.

Untuk pengobatan infeksi telinga tengah ini sebetulnya dapat dicegah dan diobati dengan tindakan antibiotik dan operasi. Namun, jika sudah menjalar ke telinga dalam, rumah siput, atau ke alat keseimbangan maka operasi menjadi satu-satunya pengobatan.

foto  foto

Ket:: - Rumitnya sistem syaraf di telinga manusia membuat para ahli medis ini bekerja ekstra hati-hati dan teliti. (kiri).
        - Dr Soekirman Soekin (62) dibantu 2 orang asistennya sedang mengoperasi 1 dari 10 pasien THT yang            terdaftar dalam baksos kesehatan THT Tzu Chi yang kedua ini. (kanan)

Bukan Baksos Kesehatan Biasa
Menurut Soekirman Soekin lagi, telinga adalah organ anatomi manusia yang paling rumit dan sulit. Sulit dan rumit karena kecil tetapi isinya banyak yang penting. Di dalam telinga, terdapat tulang-tulang pendengaran, pembuluh darah besar, syaraf untuk muka, dan alat keseimbangan.

“Tulang-tulang pendengaran itu yang paling kecil besarnya ¾ dari beras. Ada 3 tulang di sana yang harus disusun dan juga diselamatkan kalau belum terkena,” kata dokter yang sangat interest dengan telinga ini.

Menurutnya lagi, saat ini di Indonesia 3% dari jumlah masyarakatnya mengidap penyakit telinga yang jika dikalkulasikan jumlahnya sekitar 6 jutaan orang yang masih menunggu operasi. “Ini aja 10 pasien (dalam baksos-red) kita sudah 1 hari penuh. Jadi untuk mencapai 6 juta kapan kira-kira kita akan selesai,” pungkasnya. Belum lagi, rakyat Indonesia membutuhkan hal ini. Makin jelek kualitas hidup sosial ekonominya makin tinggi prevelansinya. Ditambah lagi biaya operasi yang relatif besar sehingga orang-orang yang tidak mampu pun tidak menggapainya.

“Saya tertarik dengan ini (baksos THT-red), kemudian pengurus-pengurus di Tzu Chi saya ajak untuk melakukan kegiatan sosial yang lain dari biasa,” pungkasnya. Sebagai seorang dokter ahli THT, Soekirman mengatakan bahwa fasilitas kesehatan Tzu Chi yang mendukung menjadi salah satu faktor ia bergabung dalam barisan tim medis Tzu Chi. Tidak hanya itu,  cara Tzu Chi mengkoordinasi pasien-pasien ini juga menjadi pertimbangan penting baginya. “Mereka bisa ditemukan di tempat-tempat yang tepat, di mana mereka adalah masyarakat dengan kemampuan ekonomi lemah,” tandasnya.

Buah Cinta Kasih Semua Orang
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-2 khusus pasien THT ini diselenggarakan oleh relawan Tzu Chi dari Kantor Perwakilan Tangerang. 15 relawan Tzu Chi Tangerang dibantu 9 relawan dari Pesantren Nurul Iman bertugas menyukseskan baksos ini. “Di tahun 2010, baksos seperti THT direncanakan 1 bulan 1 kali kecuali bulan Februari dan September,” kata Shijie Shinta, selaku salah satu koordinator baksos.

Saat Soekirman Soekin ditanya bagaimana dengan penghasilannya? Ia menjawab, “Dibayar sama Tuhan dan nilainya lebih tinggi.” Bagi ia sendiri, baksos ini rupanya adalah ajang bagi-bagi ilmu dan membahagiakan orang lain. “Tidak bisa dinilai dan tidak bisa dibayar dengan uang,” jelasnya.

 
 

Artikel Terkait

Memberi Tanpa Pamrih

Memberi Tanpa Pamrih

20 Desember 2010 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PMI menggelar kegiatan donor darah. Minggu, tanggal 19 Desember 2010 jam 9 pagi, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara melakukan kegiatan donor darah rutin 3 bulan sekali yang diadakan di Sekolah Amitayus, Jelambar, Jakarta Barat.
Semangat Berdonor Darah Bantu Selamatkan Nyawa Orang Lain

Semangat Berdonor Darah Bantu Selamatkan Nyawa Orang Lain

09 September 2016
Relawan Tzu Chi komunitas KJ2 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) kembali menggelar kegiatan donor darah. Kegiatan pada Sabtu, 27 Agustus 2016 ini diikuti oleh 83 peserta.
Titik Pemilihan Sampah di Kebayoran Lama

Titik Pemilihan Sampah di Kebayoran Lama

27 Februari 2014 Depo pelestarian lingkungan yang berlokasi di halaman sekolah Surya Dharma jalan Toepekong Kebayoran Lama Jakarta Selatan ini rutin dilaksanakan setiap hari minggu pagi.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -