Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Jurnalis : Ivana Chang, Desminar (Tzu Ching Batam), Fotografer : Anand Yahya

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Aula Jing Si Batam yang telah hampir selesai proses pembangunan konstruksinya, menjalani topping off (pemasangan kerangka atap) pada Minggu, 20 November 2016.

“Awalnya kami hanya berpikir ingin membangun kantor sendiri, karena kantor yang ditempati sekarang ini adalah pinjaman dari seorang relawan kita. Tapi pada akhirnya, justru mengarah jadi membangun Aula Jing Si di Batam. Meski ini tidak mudah, namun kami menjalani dengan sukacita,” kata Diana Loe, Ketua Tzu Chi Batam.

Apa bedanya antara membangun kantor dengan Aula Jing Si? Ternyata sangat berbeda. Aula Jing Si adalah bangunan khas Tzu Chi yang merupakan tempat pelatihan bagi masyarakat dan ladang pelatihan Bodhisatwa dunia. Karena itu, setiap bangunan Aula Jing Si di seluruh dunia memiliki sejumlah standar yang harus dipenuhi, antara lain harus mengutamakan penghijauan, juga harus kokoh dan bertahan lama. Dengan upaya untuk memenuhi standar-standar inilah, Aula Jing Si Batam mulai dibangun sejak peletakan batu pertamanya dilakukan 14 Juni 2015 lalu, dimana Djaya Iskandar dipercaya menjadi Ketua Komite Pembangunannya. Setelah berjalan satu tahun lebih, bangunan berlantai 6 itu mulai terlihat bentuknya. Untuk menandai selesainya satu tahap pembangunan, tanggal 20 November 2016 Tzu Chi Batam mengadakan acara Topping Off (Pemasangan Atap) “rumah baru” mereka.

“Karena pembangunan aula kita sudah sampai di lantai 6 m maka topping off ini bermaksud untuk memberitahukannya pada masyarakat dan relawan di Batam ini, mengundang supaya orang-orang datang mengenal dan melihat Aula Jing Si kita,” jelas Diana Loe. Acara ini dihadiri oleh relawan dan donatur Tzu Chi Batam, relawan Tzu Chi dari Tanjung Balai Karimun, Selat Panjang, dan Medan, perwakilan relawan Tzu Chi Singapura, juga para komite dari Tzu Chi Jakarta, di antaranya Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei dan wakilnya Sugianto Kusuma.

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Pimpinan Tzu Chi Batam menyerahkan 36 baut emas kepada Komite Pembangunan Aula Jing Si Batam, yang kemudian menyerahkannya ke seniman bangunan untuk memasang atap aula.

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Rangka atap Aula Jing Si Batam diangkat dengan crane dari lantai dasar ke bagian atap, lalu langsung dipasang dan dikunci.

Rumah Bagi Pulau-pulau

Penampilan lonceng dan genderang membuka acara topping off, yang dilangsungkan di lantai 5 Aula Jing Si. Kemudian rangka atap diangkat dengan crane (mesin derek) dari lantai dasar hingga ke atap, dan ditempatkan pada posisinya. Di sana, 6 orang seniman bangunan telah menanti dan bersiap mengunci rangka atap pertama tersebut dengan 36 baut emas. Demikianlah prosesi topping off dilangsungkan. “Saya ikut bersyukur dan bersukacita dengan kegiatan topping off hari ini, semoga Aula Jing Si Batam sungguh-sungguh menjadi tempat pelatihan diri bagi para Bodhisatwa juga tempat yang penuh cinta kasih,” ungkap Liu Su Mei. Sementara, perwakilan Tzu Chi Singapura Zhao Xing Yu mengatakan, “Tadi saat kami melihat kerangka atap sudah terpasang, rasanya sangat terharu. Kami sangat ingin mengucapkan ‘gan en’ terhadap shixiong shijie di sini, karena Tzu Chi Batam telah membimbing relawannya dengan baik.”

Tiga puluh enam baut emas yang dipasang merupakan simbol apresiasi pada donatur yang telah mendukung biaya pembangunan Aula Jing Si Batam yang memang tidak sedikit. Kepada mereka diberikan pula kenang-kenangan baut emas kecil. Di antara para donatur, terdapat sepasang lansia yang adalah ayah dan ibu dari seorang relawan yaitu Susanti Shijie. Ayah dan ibunya masing-masing menyumbang sebuah baut emas. Hari itu keluarga besar Susanti hadir dan ikut bersuka cita dengan penutupan kerangka atap aula Jing Si. Mewakili keluarga, Yang Anna (adik ipar Susanti Shijie) mengungkapkan, “Kita sudah melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan Tzu Chi Batam selama ini, seperti baksos juga bantuan ke orang-orang. Karena itu ya sebisa mungkin kita men-support aula ini supaya Tzu Chi punya wadah yang lebih besar, tempat yang bisa menampung para Bodhisatwa, dan bisa berbuat lebih banyak untuk Batam.” Selain 2 buah baut emas yang sudah disumbangkan, keluarga besar ini juga merencanakan sumbangan dana dalam bentuk yang lainnya untuk Aula Jing Si Batam.

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Diana Loe (kiri), Rudy Tan (kedua dari kiri), dan Djaya Iskandar (paling kanan) serta relawan Tzu Chi Batam meyakini bahwa keberadaan Aula Jing Si Batam sangat dibutuhkan.

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Keluarga Susanti Shijie membantu dana pembangunan Aula Jing Si Batam dengan simbol 2 buah baut emas atas nama ayah dan ibunya (paling kanan).

Topping off menandai sebuah titik dalam proses pembangunan Aula Jing Si Batam sebelum dilanjutkan sampai selesai dan siap digunakan. “Untuk pembangunan struktur kita sudah selesai 96%, finishing luar dalam mungkin sudah 70-80%, sedangkan kalau interior baru jalan 5%,” Djaya Iskandar menerangkan. Sedangkan untuk dana pembangunan, Tzu Chi Batam masih terus melakukan penggalangan dengan berbagai kegiatan seperti bazar vegetaris maupun paket seperti baut emas, kursi teratai, ataupun genteng berkah-kebijaksanaan.

Rudy Tan, Wakil Ketua Tzu Chi Batam menyatakan, “Saat ada tekad maka ada kekuatan. Memang masih jauh perjalanan kita untuk Aula Jing Si ini, tapi setidaknya kita lihat rangkanya sudah ada, tinggal bagaimana kita selesaikan pembangunan ini.” Meski tidak mudah namun Diana, Iskandar, dan Rudy juga relawan Tzu Chi Batam sama-sama meyakini bahwa pembangunan Aula Jing Si Batam harus dan bisa diselesaikan. “Kita kan lokasinya jauh dari Jakarta, sedangkan tetangga-tetangga pulau kita kan cukup banyak karena provinsi ini memang banyak pulau. Semoga nantinya para relawan itu tidak harus jauh-jauh ke Jakarta tapi bisa menjalani pelatihan di sini. Dengan begitu, mudah-mudahan apa yang diharapkan Master Cheng Yen, yaitu Tzu Chi bisa menerangi ke seluruh penjuru Indonesia, bisa tercapai,” ujar Rudy.


Artikel Terkait

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -