Tragedi Kapal Tenggelam di Banting Pantai Kelanang

Jurnalis : Soon Hock Chuan dan Siow Lee Kien, Fotografer : Soh Teck Hing, Chen Min Chang

Pada jam 12 tengah malam tanggal 18 Juni, sebuah kapal yang mengangkut 97 pekerja Indonesia tenggelam ke dalam laut Banting Pantai Kelanang setelah kapal itu dihantam ombak keras yang disertai badai. Sekitar jam 11 malam, pusat penyelamat mengonfirmasikan bahwa 61 penumpang telah diselamatkan, sementara 9 orang meninggal, dan 27 orang dikhawatirkan hilang.

Di antara mereka yang selamat, 30 orang dikirim ke kantor polisi Teluk Panglima Garang, sementara 31 lainnya ditahan di kantor bea cukai Klang. Jenazah korban meninggal dikirim ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Klang. Sejumlah 150 tentara dan aparat kepolisian dikerahkan untuk melakukan pencarian dan operasi peyelamatan melalui jalur laut dan udara. Regu ini akan ditempatkan di lokasi sampai 27 korban yang hilang tersebut ditemukan.

Menurut petugas Malaysia yang berwenang, mayoritas penumpang kapal adalah pekerja Indonesia yang bekerja di seluruh Malaysia. Mereka bersama keluarga dan kerabat mereka, termasuk di dalamnya seorang anak berumur 4 tahun dan seorang wanita hamil. Mereka semua memiliki ijin kerja resmi di berbagai industri di Malaysia, meliputi bidang konstruksi, restoran, ataupun menjadi pembantu rumah tangga. Dengan tibanya bulan puasa, para pekerja ini ingin kembali ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Bersama-sama dengan beberapa orang lainnya yang merupakan penduduk tidak resmi, mereka membayar agen kapal untuk mengatur pelayaran meninggalkan Malaysia menuju Aceh secara ilegal.

Hanya Ingin Pulang Dengan Selamat
Jam 11 siang, seorang relawan Tzu Chi mendapat berita dari internet perihal tragedy tenggelamnya kapal ini dan segera menyampaikannya ke Kantor Penghubung Klang. Kantor Tzu Chi Klang segera menghubungi para relawan yang tinggal di daerah sekitar untuk berkunjung ke lokasi dan mengamati keadaan, di samping itu mereka juga membentuk tim tanggap darurat bencana. Setelah menerima pemberitahuan tersebut, relawan Nai Keng Hak segera berdoa di kantornya untuk keselamatan para penumpang.

Sejumlah 22 relawan Klang dan Selangor  berangkat ke kantor polisi Teluk Panglima dimana 30 orang yang selamat ditempatkan. Hanya 2 orang relawan yaitu, Nai Keng Hak dan Lee Ley Hua, serta Duta Besar Indonesia, H.E. Herman Prayitno, yang diijinkan masuk ke dalam ruang penahanan. Dengan lemah lembut Nai meletakkan tangannya di pundak salah seorang korban yang selamat yang masih dalam keadaan syok. Dengan air mata berurai, ia berkata dengan lembut, “Saya hanya ingin pulang dengan selamat.”

Relawan Nai merasa prihatin melihat para korban selamat, yang duduk di lantai tanpa alas. Karena suhu malam akan menjadi  lembab dan dingin di ruang penahanan, para relawan segera mempersiapkan berbagai barang yang diperlukan seperti selimut yang hangat, odol, sikat gigi, handuk, roti dan produk khusus wanita yang dibagikan pada mereka.

Karena pengunjung yang diijinkan masuk ke ruang penahanan dibatasi hanya 5 orang, Nai segera mengatur agar empat relawan bergabung dengan Duta Besar Indonesia untuk membagikan barang-barang tersebut. Meski beberapa relawan lainnya tidak diperkenankan untuk masuk ke ruang penahanan, namun kasih dan perhatian mereka telah menyentuh hati orang-orang yang selamat melalui barang bantuan yang dibagikan.

Para relawan mendistribusikan barang bantuan dengan sikap hormat dan mendoakan setiap orang yang selamat tanpa menghiraukan mereka ditahan sebagai pekerja ilegal. Relawan Lee memeluk orang-orang yang selamat bagai seorang ibu yang penuh kasih dan berkata, “Ini adalah doa kami untuk kalian. Dapat selamat adalah hal yang terbaik.”

Duta Besar Menyaksikan Kasih Universal
Relawan Hng Chin Hing menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan sejarah dan misi Tzu Chi kepada Duta Besar Indonesia dengan menunjukkan buku “Two Decades of Inspiring Great Love  in Malaysia”. Ia juga menceritakan tentang Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Aceh dan memberikan nomor kontak Tzu Chi Indonesia kepada Duta Besar. Saat melihat seragam biru putih yang dikenakan para relawan, Alia Fitrati, sekretaris Duta Besar teringat bahwa sebelumnya pernah mendengar tentang Tzu Chi dari kerabatnya saat terjadi bencana Tsunami Asia Selatan bertahun-tahun yang lalu.

Duta besar menyampaikan dukacita yang mendalam kepada para keluarga korban dan menginformasikan bahwa orang-orang yang selamat ini pun sudah sangat tertekan dan telah  kehilangan segalanya. Dalam konferensi pers, beliau juga menyampaikan penghargaannya kepada bantuan kemanusiaan Tzu Chi. Beliau berkata, “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena sudah memperhatikan kepada orang yang selamat dan memberi mereka selimut dan barang-barang yang bermanfaat.”

Beliau juga menginformasikan bahwa pemerintah Indonesia sudah memberikan wewenang sepenuhnya kepada negara sahabat Malaysia untuk melakukan penyelamatan, mencatat, dan menginvestigasi tragedi ini. Beliau lalu mengambil kesempatan untuk menyarankan kepada seluruh pekerja Indonesia agar tidak menggunakan jalur ilegal untuk kembali ke asal negaranya. Mulai tahun ini, kedutaan Indonesia sudah bekerja sama dengan agen-agen untuk memastikan bahwa meski seorang pekerja berstatus tidak resmi pun dapat pulang ke kampung halaman dengan selamat.

Pelayanan di Pusat Penyelamatan
Jam 10 malam, dalam malam yang dingin dan berangin, para relawan tiba di pusat penyelamatan dan membagikan roti serta minuman kemasan kepada regu penyelamat, yang sepanjang hari telah mengerahkan segenap upaya dalam operasi penyelamatan di garis depan. Para relawan berterima kasih kepada regu penyelamat atas semangat mereka memberikan bantuan kemanusiaan pada tragedi ini dan juga mengungkapkan hormat dan menyemangati mereka.

Kepala operasi penyelamatan, Yahya Bin Mohd Sham, menginformasikan bahwa setiap orang turut berduka atas tragedi tersebut. Namun, adalah sangat penting untuk mengerahkan segala upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang selamat dan meminimalkan jumlah korban. 

Ia juga mengatakan bahwa upaya penyelamatan memperoleh dukungan penuh dari kerja sama dengan empat organisasi pemerintah, yaitu Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Polisi Maritim, Polisi Kerajaan, dan Departemen Pertahanan Sipil. Mereka sudah mengerahkan 19 kendaraan lengkap dengan berbagai ukuran dan sebuah helikopter dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Ditambah pula petugas kesehatan juga diturunkan untuk menyediakan bantuan kesehatan.

Setelah memberi pengarahan pelaksanaan misi penyelamatan, Komandan Yahya mengungkapkan penghargaan dan terima kasihnya kepada relawan Tzu Chi atas perhatian yang mereka berikan. Ia berkata bahwa kehadiran Tzu Chi sebagai organisasi Buddha di pusat penyelamatan ini telah memberikan dukungan yang menyentuh para regu penyelamat, serta menunjukkan semangat kasih sayang.

Sumber: www.tzuchi.org, Penerjemah: Susy Grace Subiono


Artikel Terkait

Berita Internasional: Makanan Hangat untuk Korban Gempa Sichuan

Berita Internasional: Makanan Hangat untuk Korban Gempa Sichuan

29 April 2013 Setelah gempa berkekuatan 7.0 SR terjadi di Yaan, Sichuan, lima relawan Tzu Chi memasuki Kabupaten Lu Shan, daerah yang mengalami kerusakan paling parah untuk melakukan survey pemberian bantuan.
Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

Berita Internasional: Bantuan untuk Korban Gempa di Meksiko

27 Desember 2017

Hong Liangdai sangat beruntung dapat selamat dari kematian, hal ini membuat dirinya mempunyai harapan yang lebih besar terhadap kehidupan. Setelah mengalami kecelakaan mobil beruntun, ia melangkah terus memenuhi kewajiban dengan penuh semangat, yakni membagikan bantuan bagi warga Meksiko yang baru saja ditimpa bencana gempa bumi.

Tempat Tidur Lipat Serba Guna Jing Si

Tempat Tidur Lipat Serba Guna Jing Si

11 September 2014 Banyak korban dan anak kecil yang menderita akibat bencana banjir. Beliau mendiskusikan solusi penanganan bencana dengan relawan Tzu Chi dan memikirkan untuk menciptakan tempat tidur lipat yang akan digunakan untuk korban selamat dari bencana.
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -