Tunas Muda di Jalan Bodhisatwa

Jurnalis : Beti Nurbaeti (Tzu Chi Tangeran), Fotografer : Andre Tanvis (Tzu Chi Tangerang)
Para siswa dengan tekun ditemani papa dan mama mengikuti kelas budi pekerti ini.

Dalam rangka membentuk karakter seorang anak agar menjadi pribadi yang baik, berakhlak mulia, memiliki toleransi yang tinggi, tangguh, dan berbudi pekerti yang baik, Tzu Chi Tangerang berupaya mewujudkan hal ini dengan mengadakan pendidikan kelas budi pekerti. Seperti pada Minggu, 11 September 2023, sebanyak 21 relawan Tzu Chi Tangerang dengan penuh semangat mengadakan kelas budi pekerti untuk anak-anak dengan jenjang kelas Qin Zi Ban kecil (SD) dan Qin Zi Ban Besar (SMP).

Ditemani kedua orang tua (papa dan mama) para siswa Kelas Pendidikan Budi Pekerti Tzu Chi ini berbaris rapi mengikuti para pendamping (mentor) yang merupakan para relawan Tzu Chi. Kelas budi pekerti ini diadakan satu bulan sekali. Setiap kali pertemuan diisi dengan tema-tema yang berbeda dan menarik, dengan tujuan agar anak-anak belajar berbakti kepada orang tua, bersyukur, hidup bermasyarakat dengan harmonis dan penuh rasa tanggung jawab, serta mencintai lingkungan di mana pun mereka berada.

Salah satu cara melatih kemandirian di kelas budi pekerti dengan mengisi absensi secara mandiri

Duifu (Mentor) Lan Nio memperbaiki tatanan rambut siswa. Kerapihan menjadi salah satu ciri budaya humanis Tzu Chi.

Kisah Suka Cita Kelas Budi Pekerti
Banyak kisah inspiratif dari kelas budi pekerti kali ini, salah satunya diungkapkan oleh Celia Chrisnobel Yo (12 tahun) yang berasal dari Serang dan bersekolah di Global Indonesia School Cilegon Serang, Banten. Celia sangat senang dan bahagia bisa mengikuti kelas budi pekerti ini. Sebelum memulai kegiatan, Celia bersama teman-temannya melakukan penghormatan kepada Kakek Guru (sebutan murid budi pekerti untuk Master Cheng Yen) Pendiri Tzu Chi, berdoa dan melafalkan sepuluh Sila Tzu Chi dengan penuh semangat. Celia sangat terkesan dengan pradaksina. “Saya sangat senang melakukan pradaksina karena ini merupakan pengalaman pertama saya, dan ini merupakan hal yang sangat berarti karena banyak pelajaran berharga di dalamnya,” kata Celia.

Celia dan sang mama yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Hal yang sama juga dirasakan Ida Rusmiyati (40 Tahun), orang tua Celia. Ida sungguh terkesan dengan sistem pembelajaran di kelas budi pekerti ini. “Sistem pembelajaran di sini sangat mendekatkan orang tua dan anak, (terutama) sesi merekatkan kertas yang sudah disobek membuat saya dan Celia bekerja sama menyatukannya Kembali,” jelas Ida.

Apa yang dirasakan oleh murid dan orang tua ini sejalan dengan tujuan dari penyelenggaraan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi ini. Seperti diungkapkan Lenah, salah satu relawan yang juga coordinator kegiatan ini. “Kelas budi pekerti ini bertujuan mendidik Xiao Pu Sa (Bodhisatwa Kecil) yang berbakti pada orang tua dan bersyukur atas apa yang dia miliki,” terang Lenah.

Kegiatan makan Bersama untuk menumbuhkan kebersamaan antara anak dan kedua orang tua mereka.

Matahari di luar makin meninggi, namun kegembiraan di dalam ruangan kelas tetap terpancar di wajah anak-anak dan para mentor. Sebelum kelas berakhir para siswa makan bersama dengan para mentor dan orang tua, dan kemudian anak-anak mencuci tempat makan mereka masing-masing. Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapat pendidikan.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Ajaran Baru, Semangat Baru

Ajaran Baru, Semangat Baru

23 Juli 2014

Lingkungan yang baik dapat memberikan dampak positif bagi anak, sedangkan lingkungan yang kurang baik bisa berdampak buruk bagi kepribadian anak. Melalui lembaga Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang baik dengan adanya pendidikan budi pekerti. Pendidikan budi pekerti harus ditanamkan sejak dini pada diri anak agar nantinya menjadi orang yang mempunyai pengetahuan yang didasari moral baik. 

Kelas Budi Pekerti: Asal Usul Tahun Baru Imlek

Kelas Budi Pekerti: Asal Usul Tahun Baru Imlek

23 Januari 2019

Pada Minggu, 20 Januari 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin setiap bulannya yaitu kelas budi pekerti. Pada pertemuan kali ini, para Xiao Tai Yang diberikan tema yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek yang akan jatuh pada bulan Februari 2019.


Perpisahan Awal dari Pertemuan

Perpisahan Awal dari Pertemuan

19 Juni 2019

Sebanyak 99 orang peserta mengikuti Kelas Pendidikan Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao: setingkat SMP dan SMA). Ada yang baru mendaftar, dan ada pula anggota Tzu Shao yang akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di kota lain.

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -