Upaya Relawan Tzu Chi Sinar Mas Tingkatkan Kesehatan di Sekitar Perkebunan

Jurnalis : Bintang Pertiwi (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : 3 in 1 Xie Li Kalimantan Timur 1, Surono (Tzu Chi Sinar Mas)

Muh. Refan (10) didampingi Suryanto Bun melakukan pemeriksaan kondisi penglihatan mata dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda guna mendapatkan lensa yang sesuai dengan kondisi mata Refan agar bisa membaca dengan normal kembali.

“Waktu terus berlalu tanpa henti. Kita harus menggenggam waktu. Dengan menggenggam setiap detik, kita dapat melakukan banyak hal baik..”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

“Gosok gigi berapa kali dalam sehari?” tanya drg. Gusma, dokter gigi dari Ardianto Klinik Muara Wahau. Ada yang menjawab tiga kali sehari, dua kali sehari, bahkan ada yang menjawab sepuluh kali sehari. Jawaban polos dari anak-anak ini menambah kehangatan dalam bakti sosial yang berlangsung di Gedung Serba Guna Desa Makmur Jaya, Kongbeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur, pada Sabtu, 20 Oktober 2025.

Dokter Gusma mengatakan, sebagian besar anak yang memeriksakan giginya mengalami gigi berlubang. Ia menyarankan agar jika memiliki masalah lebih serius segera melakukan pemeriksaan di klinik terdekat. “Banyak anak yang giginya berlubang, terutama dari pesantren. Bisa jadi mereka kurang memperhatikan kesehatan gigi, seperti menggosok gigi secara teratur. Tadi sudah kita sarankan, jika memang ada keluhan lain bisa langsung ke klinik terdekat supaya mendapat penanganan yang tepat,” ujar drg. Gusma.

Cintya (9) seorang santriwati melakukan pemeriksaan giginya yang berlubang akibat kurangnya perhatian dalam menjaga kebersihan gigi dan kurangnya pendampingan dari orang tua.

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari komunitas Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3 melakukan screening tes visus kepada para pasien mata sebelum mendapatkan lensa kacamata yang sesuai.

Suryanto Bun, Pembina relawan Tzu Chi Sinar Mas dari komunitas Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3, menyarankan relawan untuk menyusun program terkait perawatan gigi, terutama bagi anak-anak di pesantren. “Kita lihat pasien gigi ini kebanyakan anak-anak pesantren. Ke depan, relawan bisa membuat program penyuluhan kesehatan gigi, cara merawat gigi, bahkan mendemokan cara menggosok gigi yang benar. Karena jika tidak diberi perhatian khusus, bagaimana mereka bisa fokus sekolah kalau giginya sakit semua,” ujar Suryanto Bun seusai meninjau lokasi pemeriksaan gigi.

Muhammad Guruh Santoso, siswa SMK Al-Qur’an dan Dakwah Alam Pondok Pesantren Darul Mukhlasin, Kongbeng, datang memeriksakan giginya. Ia sering merasakan linu terutama saat mengonsumsi minuman dingin. Dokter mengatakan bahwa Guruh mengalami gangguan saraf pada giginya. Pemeriksaan gigi ini sangat disyukuri oleh Guruh. “Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dokter yang sudah memeriksa gigi saya karena dari dokter itu saya mengetahui banyak tentang penyakit yang saya rasakan,” ucap Guruh lirih.

Selain anak-anak sekolah, pemeriksaan gigi ini juga dimanfaatkan oleh orang dewasa. Sebanyak 88 orang memeriksakan giginya. Setelah pemeriksaan, 44 orang disarankan untuk menjalani tindakan lanjutan di Ardianto Klinik Muara Wahau.

Para relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3 melakukan pemeriksaan atau screening mata menggunakan alat untuk mengukur ketajaman penglihatan dalam jarak tertentu (Snellen chart).

Pada waktu yang sama, di ruang lain Gedung Serba Guna Desa Makmur Jaya ini juga dilakukan pemeriksaan mata bagi anak-anak sekolah. Banyak murid dari sekolah negeri maupun swasta menjadi sasaran pemeriksaan mata dan mendapatkan kacamata gratis. Selain itu, pemeriksaan mata juga melayani orang dewasa.

Tahapan pemeriksaan mata diawali dengan skrining yang dibantu relawan untuk mengategorikan pasien dengan penglihatan normal, rabun jauh, atau rabun dekat. Pemeriksaan skrining dilakukan dengan tes visus (ketajaman penglihatan), yaitu membaca huruf dari jarak enam meter dengan menutup salah satu mata dan membaca barisan huruf dari yang terbesar hingga terkecil. Setelah diketahui butuh pemeriksaan lanjutan, relawan mengarahkan pasien ke tenaga ahli untuk diperiksa ukuran lensa yang sesuai agar penglihatan lebih jelas.

“Saya tadi sempat pusing karena lensanya diganti-ganti, Bu. Tapi saya senang dapat kacamata gratis, nanti saya bisa membaca dan belajar tanpa kesulitan melihat huruf. Terima kasih Tzu Chi atas kacamatanya,” ucap Muh. Refan, siswa kelas 4 SD Muara Wahau.

Karmelia Viani Semu, siswi SMP Negeri 02 Kongbeng, juga memeriksakan matanya. Ia mengeluhkan pandangannya agak kabur ketika melihat papan tulis di sekolah. Kebahagiaan tampak di wajahnya saat mencoba lensa kacamata. “Terima kasih sudah membantu mata saya supaya mudah membaca dan tidak pusing saat belajar,” ujar Karmelia dengan hati gembira.

Karmelia Viani Semu, siswi SMP 02 Kongbeng sedng menjalani mengecekan ukuran lensa kacamata yang didampingi oleh Mohtar Lutfi, tenaga ahli dari optik.

Mohtar Lutfi, tenaga ahli dari optik, menjelaskan bahwa penurunan penglihatan anak-anak bisa disebabkan penggunaan gawai berlebihan. “Banyak anak kesulitan melihat huruf dengan jelas. Biasanya karena duduk terlalu belakang di kelas, membaca tanpa penerangan cukup, atau terlalu sering bermain handphone. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan dan mengatur waktu anak bermain gawai agar dapat mengurangi paparan cahaya layar ke mata,” jelas Mohtar Lutfi.

Dalam pemeriksaan mata ini, ada 172 orang yang menjalani proses skrining untuk bantuan kacamata. Dari jumlah tersebut, 96 orang dinyatakan lolos untuk mendapat bantuan kacamata yang akan diserahkan pada 8 November 2025.

Pemeriksaan gigi dan bantuan kacamata ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan warga serta para siswa di sekitar wilayah operasional perkebunan Sinar Mas.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Benih Cinta Kasih Tzu Chi Tumbuh Hingga Ujung Barat Indonesia

Benih Cinta Kasih Tzu Chi Tumbuh Hingga Ujung Barat Indonesia

25 Oktober 2025

Tzu Chi Medan bersama relawan Sabang dan Banda Aceh mengadakan bakti sosial kesehatan, memberikan layanan medis dan edukasi bagi warga Sabang serta menumbuhkan semangat cinta kasih di ujung barat Indonesia.

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

05 September 2024

Penyakit Hernia yang diderita Suci Ramadani sangat menghambat aktivitas dan cita-citanya. Rasa khawatir juga terus menghantui Suci, sampai akhirnya ia berhasil menjalani operasi.  

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-105 : Tempat untuk Bersandar

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-105 : Tempat untuk Bersandar

26 Maret 2015
Tim medis Tzu Chi dalam setiap baksos tidak hanya mengobati penyakit pasien, namun juga menenangkan batin mereka. Mereka bersumbangsih dengan kesungguhan dan cinta kasih. Hal ini membuat warga setempat merasa dikasihi dan memiliki tempat bersandar.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -