Waisak 2019: Membalut Perayaan Waisak dengan Aksi Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari


Siswa siswi TK Tzu Chi Indonesia melakukan prosesi Waisak, Jumat, akhir pekan lalu.

Semarak perayaan Waisak masih terasa di Tzu Chi Indonesia. Hari Jumat, akhir pekan lalu (17/5/19), giliran siswa K2–TK Tzu Chi Indonesia, merayakan peringatan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di sekolah mereka di Pantai Indak Kapuk, Jakarta Utara.

Walaupun masih berusia sekitaran 4–5 tahunan, lebih dari 100 siswa mengikuti rangkaian perayaan dengan seksama. Tidak mudah memang mengenalkan anak-anak usia dini dengan prosesi keagamaan. Namun dengan trik yang benar, para siswa bisa memahami prosesi yang sedang mereka ikuti.

Hsu Min Yu, PIC perayaan Waisak menuturkan bahwa cerita yang sederhana di dalam kelas biasa mereka pakai untuk memberikan pemahaman bagi para siswa. Melalui penokohan kartun atau binatang-binatang lucu itu, anak-anak digiring untuk tahu makna berbagai macam hal, tak hanya Waisak.

“Kalau untuk Waisak, kami mengajak mereka mengenal perayaan dalam ajaran Buddha itu apa, maknanya apa, lalu turut berdoa bersama karena sebelumnya kami juga jelaskan tentang banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia,” kata Min Yu. “Melalui Waisak, kami ajak mereka berdoa bencana bisa berkurang,” tambahnya.

Lebih dari 100 anak K2 ikut prosesi Waisak. Mereka dibagi menjadi dua sesi dalam pelaksanaannya.


Hsu Min Yu, PIC perayaan Waisak menuturkan bahwa cerita yang sederhana di dalam kelas biasa mereka pakai untuk memberikan pemahaman bagi para siswa.

Bukan sekadar berdoa, para guru kelas juga mengajak siswa untuk tahu bagaimana cara menyelamatkan Bumi. Yang paling nyata dengan recycle. “Intinya bagaimana melindungi lingkungan ini dengan mendaur ulang. Dengan upaya itu, semoga bencana bisa berkurang,” lanjut guru asal Taiwan ini.

Min Yu menjelaskan bahwa sejak usianya masih sangat kecil, para siswa di kelas nursery maupun kindergarten sudah sedikit demi sedikit menerima pelajaran tentang daur ulang. Mereka dibiasakan untuk memisahkan sampah plastik dan kertas di kelas masing-masing, biasanya dilakukan setelah pelajaran seni.

“Kalau cuma berdoa kan tidak ada praktik nyatanya, mereka tidak tahu dengan jelas bagaimana melindungi bumi. Jadi dengan cara ini semoga ada kesinambungan,” terang Min Yu.

Berbagai Aksi Melindungi Bumi
Tema Waisak Tzu Chi yang adalah Pelestarian Lingkungan dan Vegetarian nyatanya serupa dengan tema yang diangkat TK Tzu Chi Indonesia di tahun ajaran ini (2018/2019). Sekolah sudah giat mempromosikan pelestarian lingkungan melalui berbagai kegiatan. Yang menarik, mereka tak hanya mengajak para siswa, tapi juga melibatkan para orang tua untuk bertindak bersama.

Bagi Iing Felicia Joe, pelestarian lingkungan adalah fokus yang harus segera disebarluaskan ruang lingkupnya. “Makanya sesuai tema, semua kegiatan membubuhkan daur ulang,” kata Iing.

Pada momen ini, para siswa berdoa bersama untuk dunia bebas bencana.


Sejumlah karya para siswa dan orang tuanya dipajang di depan ruang tunggu sekolah. Semua karya itu menggunakan barang daur ulang.

Seperti Occupation Day yang mengundang para orang tua untuk menjelaskan pekerjaan mereka. Bahan-bahan peraganya menggunakan barang daur ulang. Berlanjut dengan mengetahui apa cita-cita para siswa. Bahan peraganya juga menggunakan barang daur ulang. Kardus berwarna-warni serupa mobil pemadam kebakaran terparkir di depan ruang tunggu sekolah. Begitu juga kapal selam dan mobil polisi. Para siswa dibantu orang tuanya membuat bermacam prakarya yang berkaitan dengan cita-cita mereka itu.

Bahkan bagi Iing, barang-barang prakarya daur ulang hasil karya siswa dan orang tuanya terasa lebih berharga dibanding barang mahal lainnya. “Menurut kami, hal itu sesuatu yang luar biasa dari orang tua yang mau meluangkan waktu bersama anak-anak dan bersinergi dengan sekolah untuk mendukung pelestarian lingkungan,” tutur Iing.

Tak sampai di sana, kegiatan Minggu Budaya Humanis juga Peringatan Hari Bumi, semuanya pun tak luput dari tema pelestarian lingkungan.

“Alangkah indahnya kalau semua dari kita bisa ikut terlibat. Bukan hanya dari sekolah tapi juga murid-murid juga bisa menginspirasi orang tua dan bisa membuat masyarakat atau lingkungannya ikut mendukung program ini,” harap Iing.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menghimpun Kekuatan Niat Baik dan Berterima kasih pada Ibu

Menghimpun Kekuatan Niat Baik dan Berterima kasih pada Ibu

23 Mei 2018

Peringatan tiga hari besar Tzu Chi yang digelar insan Tzu Chi Pekanbaru masih menyisakan banyak kisah. Di antaranya bagaimana para koordinator menghadapi kendala-kendala hingga acara dapat berlangsung dengan khidmat.


Bersih-bersih Aula Jing Si Jelang Waisak

Bersih-bersih Aula Jing Si Jelang Waisak

07 Mei 2018
Aula Jing Si di Tzu Chi Center pagi itu masih belum sepenuhnya terang. Namun melongok ke dalam, sudah ada puluhan relawan yang bergotong-royong membersihkan sisi demi sisi di dalam aula. Bersih-bersih Aula Jing Si ini difokuskan untuk peringatan Hari Raya Waisak yang akan digelar pada Minggu, 13 Mei 2018 mendatang.
Niat untuk Kembali ke Jalan yang Benar

Niat untuk Kembali ke Jalan yang Benar

11 Juni 2019
Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan perayaan Waisak di Lapas II B Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada 29 Mei 2019. Relawan juga memberi perhatian dengan membagikan paket kebutuhan sehari-hari untuk warga binaan. 
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -