Waisak 2024: Sukacita Membawa Kebahagiaan untuk Semua Makhluk

Jurnalis : Cindy, Cyntia, Sekar dan Floka (Tzu Chi Bandung) , Fotografer : Muhammad Dayar, Sekar Anjani, Alvin Apriyanto (Tzu Chi Bandung)

Perayaan Waisak kali ini relawan dan tamu undangan diajak untuk membuat formasi membentuk angka 20, sebagai pengingat sudah 20 tahun perjalanan Tzu Chi Bandung menebar cinta kasih di Bumi Parahyangan.

Aula Jing Si Bandung kembali menyambut masyarakat untuk hadir dalam rangka doa bersama Waisak pada Minggu, 12 Mei 2024. Acara ini dalam rangka merayakan tiga hari besar, yakni Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, serta Hari Tzu Chi Sedunia. Sebanyak 570 tamu undangan, serta tujuh Sangha hadir dalam acara yang istimewa ini.

Sepanjang acara berlangsung, para tamu undangan dengan khidmat melakukan prosesi Waisak, mulai dari Pemandian Rupang Buddha yang mana semua tamu bergantian menuju altar, membungkukkan badan dan menyentuh air wangi, lalu meditasi jalan. Para relawan dan tamu undangan juga melantunkan doa bersama dengan memanjatkan tiga ikrar. Lalu pelimpahan jasa dengan melantunkan Gatha Pemandian Rupang Buddha dan penghormatan tertinggi kepada Buddha.

Sebanyak 570 tamu undangan hadir melantunkan doa bersama.

Tujuh Sangha hadir memimpin doa bersama Waisak 2024.

Merenungkan Makna Waisak
Waisak memiliki makna yang mendalam. Hari Waisak menjadi ajang refleksi diri, renungan hati, dan mengevaluasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sama seperti yang dikatakan Jhonson Hwang, salah satu tamu undangan. Ia mengatakan bahwa makna Waisak bagi dirinya yaitu perubahan diri dari hal-hal yang negatif.

“Ini menjadi momentun untuk lebih baik, menahan emosi dan sadar diri ke arah yang lebih baik untuk kehidupan dan semua makhluk di dunia.” Ucapnya.

Para relawan begitu khidmat membawa persembahan bunga dan air wangi untuk Buddha.

Trimino Putih (kiri) dan Ida Ratna menjadi penanggung jawab perayaan Hari Waisak kali ini.

Waisak juga tak kalah berarti bagi Trimino Putih, relawan Tzu Chi. Ia berharap semoga semua makhluk dapat memberikan makna lebih bagi sesama. “Waisak merupakan momentum untuk mengingat kembali sang Buddha mulai dari membabarkan Dharma setelah mencapai pencerahan. Jadi harapan saya semoga makhluk hidup bisa lebih bermakna di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.”

Kebahagiaan terpancar di wajah para tamu undangan saat mengikuti prosesi Waisak dari awal hingga akhir acara. Antusiasme mereka tidak lepas dari pandangan.

“Semua orang yang hadir sangat antusias sekali, terlihat dari banyaknya tamu undangan yang hadir untuk mengikuti serangkaian acara Waisak dari awal hingga akhir ini.” Tutur Ida Ratna,  relawan Tzu Chi.

Cindy (kedua dari kanan) merasakan khidmatnya perayaan Waisak.

Seperti antusias yang dirasakan Cindy, salah satu tamu undangan.  “Menurut saya bagus sekali, dari tata penyusunan tempat duduk dan rangkaian acaranya juga unik sekali karena di Indonesia itu sendiri sangat jarang bisa disiplin seperti ini. Dan Tzu Chi budaya disiplinnya itu sangat bagus”. Ujarnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Waisak 2024: Menyebarkan Cinta Kasih dan Mewariskan Dharma

Waisak 2024: Menyebarkan Cinta Kasih dan Mewariskan Dharma

29 Mei 2024

Setiap tahun Tzu Chi Batam mengadakan perayaan Tiga Hari Besar (Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia) dan kali ini dihadiri oleh 645 orang peserta.

Waisak 2024: Doa Tulus untuk Kebahagiaan Semua Makhluk

Waisak 2024: Doa Tulus untuk Kebahagiaan Semua Makhluk

13 Mei 2024

Menyambut Waisak 2024, relawan Tzu Chi melakukan ritual namaskara dan juga kebaktian Sutra Bhaisyajaguru. Dan di balik formasi Waisak, para relawan yang terlibat menyiapkan diri dengan sepenuh hati.

Waisak 2024: Sukacita Membawa Kebahagiaan untuk Semua Makhluk

Waisak 2024: Sukacita Membawa Kebahagiaan untuk Semua Makhluk

17 Mei 2024

Aula Jing Si Bandung kembali menyambut masyarakat untuk hadir dalam rangka doa bersama Waisak pada Minggu, 12 Mei 2024. Sebanyak 570 tamu undangan, serta tujuh Sangha hadir dalam acara yang istimewa ini.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -