Waisak Tzu Chi 2018: Merayakan Waisak Dalam Kesederhanaan

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Yogie.P (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati Hari Waisak, Hari Ibu Sedunia, dan Hari Tzu Chi Internasional, pada Minggu, 13 Mei 2018. Sebanyak 250 orang berpartisipasi pada kegiatan kali ini.

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merayakan Hari  Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia, pada Minggu, 13 Mei 2018. Suasana penuh kesederhanaan terlihat dalam setiap perayaan Hari Waisak di Tzu Chi. Master Cheng Yen selalu mengajarkan murid-muridnya untuk selalu hidup dalam kesederhanaan. Walau sederhana, tapi tidak mengurangi rasa khidmat dan ketulusan dalam merayakan Waisak.

Tahun ini, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati Hari Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu sedunia di kantor yayasan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan di tempat-tempat yang berbeda, seperti di Sekolah Maha Bodhi, di depo daur ulang Tzu Chi dan saat ini kembali lagi di Kantor Tzu Chi.


Tampak para peserta dengan khidmat dan khusyuk mengikuti semua sesi Waisak yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Karimun.

“Waisak tahun ini kita merayakannya di kantor sendiri. Setiap tahun kita laksanakan di luar dengan kondisi yang panas-panasan. Sekarang kita coba untuk laksanakan di kantor, hal ini karena persiapannya lebih mudah dilakukan, dan logistik juga dekat,” ujar Sukmawati, selaku Ketua Tzu Chi Karimun.

Dengan pindahnya lokasi di kantor diharapkan dapat menarik masyarakat untuk dapat hadir di perayaan Waisak Tzu Chi karena letak kantor yang dekat dengan masyarakat dan banyak yang sudah tahu lokasinya. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh 250 orang, di antaranya ada seorang Bhikkhu, romo pandita, relawan serta masyarakat sekitar.


Setiap Tahunnya, kegiatan Waisak yang diadakan Tzu Chi Karimun ini selalu mendapatkan dukungan dari Romo-Ramani. Tampak relawan sedang berfoto bersama setelah mengikuti kegiatan Waisak.

Merayakan Waisak tidak harus dengan perayaan yang mewah, walaupun dilaksanakan dengan sederhana tetapi tidak mengurangi makna dan pesan dari Hari Waisak itu sendiri. Seperti yang dirasakan oleh salah satu guru agama yang berkesempatan hadir pagi itu. Romo Sariyanto telah mengikuti kegiatan waisak di Tzu Chi selama lima kali.

“Saya lihat di Tzu Chi ini Hari Waisak selalu dilakukan dengan penuh sederhana. Tetapi ini tidak merubah makna dari hari waisak itu sendiri. Seperti yang telah Buddha teladankan pada setiap muridnya untuk selalu mengajarkan kesederhanaan. Pada prinsipnya Tzu Chi ini juga saya lihat telah mengembangkan prinsip ajaran buddha untuk selalu menebarkan cinta kasih, welas asih pada semua mahkluk yang membutuhkan,” kata Romo Sariyanto.


Relawan mendampingi masyarakat Karimun yang baru pertama kali mengikuti kegiatan Waisak di Tzu Chi. Tampak mereka masih bingung dalam melakukan prosesi Pemandian Buddha Rupang.

Sudah lama bekerja sebagai guru di Karimun, tentunya ia sudah tahu banyak tentang Tzu Chi. Romo Sariyanto melihat secara langsung bagaimana Tzu Chi bersumbangsih pada masyarakat Karimun.

“Tzu Chi memang organisasi yang bagus. Kita hidup di masyarakat pasti satu sama lain saling membutuhkan. Tzu Chi menjadi salah satu organisasi di Karimun yang terkenal untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan,” sambung Romo Sariyanto.

Keluarga merupakan bagian penting dalam kehidupan ini. Dukungan keluarga sangat penting bagi relawan untuk melakukan kegiatan. Seperti yang telah dirasakan oleh Suriati. Dukungan keluarga menjadikan dirinya lebih aktif dan bersemangat dalam menjalankan setiap kegiatan. Suaminya sangat mendukung suriati untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. Suaminya tidak pernah mengeluh setiap ditinggal dirinya untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi.  

“Keluarga saya sangat mendukung saya untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. Hal inilah yang membuat saya untuk terus aktif dalam mengikuti kegiatan. Dan saya mengharapkan di hari Waisak ini keluarga saya semakin bahagia, dunia bebas dari bencana, masyarakat aman dan damai serta hati manusia tersucikan,” kata Suriati.

Niat tulus untuk bersumbangsih


Romo Sariyanto yang juga seorang guru agama merasakan kesederhanaan dalam peringatan Waisak di Tzu Chi Karimun. Ia juga melihat secara langsung bagaimana Tzu Chi bersumbangsih pada masyarakat Karimun.

Perayaan Hari Waisak Tzu Chi ini menjadi pengalaman yang baru Bagi Indra, salah satu relawan baru. Belum genap dua bulan Indra menjadi relawan. Perkenalannya dengan Tzu Chi dimulai saat diadakannya pelatihan relawan baru di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi bulan April lalu. Walaupun berasal dari pulau yang berbeda dengan pulau Karimun tetapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk menjadi relawan.

Untuk mengikuti kegiatan ini dia harus naik kapal terlebih dahulu selama 30 menit. Pagi-pagi sekali Indra harus mempersiapkan diri agar dirinya tidak terlambat untuk mengikuti kegiatan ini. “Waisak Tzu Chi ini merupakan perayaan Waisak yang berbeda dengan kegiatan Waisak yang sebelumnya saya ikuti. Di sini saya merasa lebih khidmat dan bersungguh-sungguh dalam berdoa” kata Indra.


Indra, salah satu relawan yang baru bergabung di Tzu Chi Karimun ini bertekad untuk selalu membantu orang yang membutuhkan.

Indra juga merasakan kebahagiaan setelah bergabung menjadi relawan. Ia sudah sempat ikut kegiatan kunjungan kasih, donor darah dan kali ini ikut perayaan Waisak.

“Saya merasa senang dan bahagia dapat mengikuti kegiatan Tzu Chi. Saya juga berharap dapat terus membantu orang yang membutuhkan,” sambung Indra.

Kegiatan Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun  berjalan dengan baik dan lancar. Semoga doa yang tulus yang telah dipanjatan oleh setiap orang yang hadir dapat menjadikan dunia bebas dari bencana, masyarakat aman dan damai, serta hati manusia dapat tersucikan. Begitu juga Yayasan Buddha Tzu Chi di Karimun dapat semakin maju dalam mengembangkan cinta kasih dan welas asih yang universal.

Editor: Khusnul Khotimah

Romo Sariyanto yang juga seorang guru agama merasakan kesederhanaan dalam peringatan Waisak di Tzu Chi Karimun. Ia juga melihat secara langsung bagaimana Tzu Chi bersumbangsih pada masyarakat Karimun.


Artikel Terkait

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -