Wapres Boediono Mengapresiasi Pendidikan (Bag 2)

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 
 

foto
Salah satu alumni SMA N 1 Padang lulusan pertama, Letnan Jendral TNI (Purn) Ir. H. Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman, memberikan pesan pada tenaga pendidik bahwa apabila pendidikan akan berhasil apabila benar-benar mengaplikasikan apa yang dipelajari, bukan hanya bermodal kecerdasan belaka.

Mengingat tahun 2009 silam, kala itu Padang dilanda gempa dengan kekuatan 7,6 skala Richter yang mengakibatkan kerusakan hebat dan menelan banyak korban jiwa. Rumah dan fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah luluh lantah. Berangkat dari sana, Tzu Chi memberikan bantuan berupa pembangunan kembali gedung SMA N 1 yang sejak dulu telah menjadi kebanggaan masyarakat.

 

Salah satu alumni SMA N 1 Padang, Azwar Anas, yang merupakan mantan Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan Indonesia pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993), turut mengungkapkan perasaan gembiranya melihat sekolahnya dulu telah begitu banyak menghasilkan siswa-siswa berprestasi yang didukung dengan bangunan dan juga fasilitas yang lengkap. “Kalau dalam bentuk bangunan dan peralatannya jauh berbeda pada saat saya dulu sekolah, sebab SMA 1 itu adalah sekolah perjuangan karena saya adalah alumni yang pertama sesudah perang kemerdekaan tahun 1951. Jadi sebelumnya adalah sekolah yang dipimpin oleh tokoh pejuang kita, Bagindo Azis Khan. Sesudah itu SMA 1 ini menjadi sekolah permindo baru kemudian menjadi SMA 1. Saya murid pertama lulus,” kenangnya sambil mengumbar senyum.

Kini sekolah perjuangan tempatnya menuntut ilmu telah menjadi sekolah dengan taraf internasional dan siap menelurkan siswa-siswi berprestasi yang akan menjadi penggantinya kelak. Dengan logat minang yang khas, tidak lupa mantan Gubernur Sumatera Barat selama dua periode (1977-1987) ini menyampaikan pesan pada para pendidik dan juga siswa-siswi, “Apabila kita hanya berdoa saja tanpa ada pengamalan sebagaimana yang diamalkan oleh Yayasan Tzu Chi yang tidak hanya bicara tapi juga dipraktekkan. Kita harus mengajarkan pada anak-anak kita untuk praktek cinta kasih, penanaman cinta lingkungan, mengubah diri yang dulunya angkuh dengan melihat tentang kesusahan orang lain. Saya juga berpesan pada SMA 1 untuk menjadi pelopor dalam mengamalkan dari pesan Master Cheng Yen untuk tidak membedakan. Jadi semua agama ada memang untuk alam semesta, untuk manusia.”

Apresiasi bagi Tzu Chi
Setelah empat tahun berlalu dari gempa Padang, kota ini kini telah menjadi kota yang berdiri kembali setelah jatuh terpuruk beberapa tahun lalu. Termasuk juga SMA N 1 Padang yang kembali didirikan atas kerjasama pemerintah setempat dengan Tzu Chi pada 10 November 2009 dan diresmikan pada 7 Agustus 2010. Kini SMA yang telah bertaraf internasional tersebut menjadi sekolah percontohan yang tidak hanya megah dalam bangunannya namun juga megah dalam intelektualitas dan berkarakter. Berikut ini merupakan pendapat-pendapat dari para pemimpin masyarakat mengenai kontribusi Tzu Chi;

Dengan keadaan gempa di tahun 2009, gedung SMA N 1 yang di jalan Sudirman itu roboh dan tidak bisa ditempati sehingga para siswa belajar di tenda-tenda dan kegiatan lain tidak bisa dilaksanakan dan tidak efektif untuk mereka. Kemudian Yayasan Buddha Tzu Chi membangunkan gedung sekolah semegah ini lengkap dengan tanah dan ruang-ruang lain, ruang ibadah, ruang olahraga, dan berbagai perlengkapan lain. Ini merupakan sumbangsih yang luar biasa sehingga fasilitas ini memungkinkan untuk para murid dapat memperoleh prestasi belajar sehingga sekarang lebih berprestasi lagi.” Drs. H. Suardi Dahlan, Kepala Sekolah SMA N 1 Padang.

foto   foto

Keterangan :

  • Menilai mengenai keberadaan Tzu Chi, Fauzi Bahar, Walikota Padang mengungkapkan bahwa keberagaman bukan merupakan penghalang namun merupakan keindahan tersendiri karena dengan perbedaan, banyak hal yang dapat ditukar, dipelajari, dan diteladani (kiri).
  • Sabtu, 8 Juni 2013, Wapres dan rombongan Mentri datang mengunjungi SMA N 1 Padang dalam rangka silaturahmi dengan para siswa dan mahasiswa penerima beasiswa di kota Padang (kanan).

Hadirnya Yayasan Buddha Tzu Chi di tengah-tengah kami di kota Padang dengan membantu sarana prasarana pendidikan sangat membantu karena apabila tidak dibangun seperti ini anak-anak akan menganggur belajar atau belajar di luar sekiranya tidak seperti tujuan pendidikan. Namun dengan bangunan seperti ini, anak-anak kita dapat berkonsentrasi belajar, nyaman, aman dan gedungnya juga ramah bencana dengan konstruksi baja.” Drs. Sayuti Datuak Rajo Pangulu, M.Pd, Ketua Umum Pucuk Pimpinan Lembaga Kerapatan Adat Ala Minangkabau.

Terimakasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena telah memberikan gedung sekolah yang terbaik di Sumatera barat dengan gedung yang safety area karena kontruksi baja. Termasuk apabila ada gempa, para orangtua murid akan tenang karena anak mereka berada di tempat yang aman.” Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si, Walikota Padang.

“Saya berterimakasih sekali semenjak SMA lama itu terkena gempa, kemudian datang Yayasan Buddha Tzu Chi membangunkan sekolah ini. Sekolah ini saya kira sekolah yang terbesar di Sumatera Barat dan sudah memiliki persiapan-persiapan dalam waktu yang jauh dengan kelengkapan fasilitas dan apabila nanti ada datang bencana di sini sudah yang pertama disiapkan tempat untuk evakuasi dan diamankan. Bahkan dapat pula tempat helicopter (helipad). Yang harus dicatat adalah bahwa kecerdasan spiritual, Kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional tidak akan mungkin berhasil apabila tidak diaplikasikan. Nah inilah kehebatan dari Buddha Tzu Chi, mereka tidak hanya bercerita saja, tidak hanya diucapkan tok, tapi juga diamalkan. Ini yang harus.” Letnan Jendral TNI (Purn) Ir. H. Azwar Anas Datuak Rajo Sulaiman, Alumni pertama SMA N 1, Padang.

Saya dengar SMA N 1 ini merupakan sumbangan yang paling berharga dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Saya ingin memberikan penghargaan kepada yayasan Buddha Tzu Chi atas sumbangsihnya bagi masyarakat, saya juga mendengar bahwa selain membantu pembangunan sekolah, Yayasan Buddha Tzu Chi juga memberikan bantuan sosial lain tanpa membedakan agama, ras, suku, dan lain sebagainya. Ini sangat bagus, yayasan seperti inilah yang kita inginkan, jangan mengait-kaitkan dengan sara. Inilah yang saya ikut hargai dari apa yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.Prof. Dr. Boediono, M.Ec, Wakil Presiden RI.

 

Selesai

  
 

Artikel Terkait

Niat Membantu Sesama

Niat Membantu Sesama

19 Desember 2019

Sabtu, 14 Desember 2019,  relawan komunitas He Qi Barat 1 kembali mengadakan kegiatan donor darah di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Alur Dahlia, Tegal Alur, Jakarta Barat.

Donor Darah untuk Sehat Jasmani dan Mental

Donor Darah untuk Sehat Jasmani dan Mental

28 Juli 2022

Relawan dari komunitas Sunter (He qi Pusat) bekerjasama dengan palang Merah Indonesia (PMI) mengadakan donor darah di RS. Royal Progress Sunter pada Minggu, 24 Juli 2022. Ada 14 orang relawan yang membantu kegiatan donor darah ini.

Bangunan Lintas Agama

Bangunan Lintas Agama

03 September 2009 Dana swadaya yang besarannya Rp 500,- hingga Rp 1.000,- per anak ini sebenarnya telah dikumpulkan sejak setahun lalu oleh para siswa dan guru dari berbagai agama melalui program Gerakan Pengumpulan Uang Jajan (GPUJ).
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -