Welas Asih Bagi Pasien Katarak

Jurnalis : Moses Silitonga, Rendy N (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Dok. Tzu Chi Sinar Mas


Dokter Alboin CS (berdiri) bersama Dokter Agus dari klinik mata di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menangani satu dari 8 pasien katarak yang dibantu Tzu Chi.

Setelah sebelumnya melakukan survei pasien dan berkoordinasi dengan klinik mata di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, relawan Tzu Ch Xie Li Kalimantan Tengah 1 secara berkala memberikan bantuan untuk operasi katarak kepada 8 orang pasien penerima bantuan. Bantuan operasi bagi 8 pasien katarak tersebut dibagi menjadi 3 kelompok.

Di antara 8 pasien tersebut, 7 orang menderita katarak ODS (Oculus Dexter et Sinister) yaitu katarak di dua mata sekaligus. Kondisi tersebut mengharuskan operasi dilakukan secara bertahap antara mata yang satu dan lainnya dengan jarak waktu minimal satu minggu. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan mata dan fisik pasien.

Operasi pertama dilakukan pada Rabu 7 Maret 2018. Sementara itu operasi tahap berikutnya dilakukan secara bertahap setiap hari Rabu. Pada operasi kelompok pertama, ada lima pasien: Bapak Chamdun, Ibu Aluh A, Ibu Salmah, Ibu Nawarah, dan Bapak M. Nasir.


Relawan menjemput dan mengantarkan kembali para pasien sebagai bentuk cinta kasih dan tanggung jawab dalam pendampingan pasien.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, sekitar 4.5 jam dari Desa Sandul, Desa Bumi Jaya, dan Desa Tanjung Rangas, relawan dan 5 pasien tiba di Klinik Mata pada sekitar pukul 15.30 WIB. Di sana mereka tidak membuang waktu dan langsung melakukan pendaftaran serta pengecekan kesehatan.

Operasi pada kelompok pertama ini dilakukan tepat pukul 18.30 WIB dan selesai pada pukul 21.00 WIB. Setelah mendapatkan obat dan tata cara pemakaian obat serta bimbingan singkat dari perawat dan dokter klinik, relawan dengan penuh cinta kasih mendampingi masing-masing pasien. Esok harinya, dr. Alboin CS, dokter di perkebunan Sinar Mas sekaligus relawan pemerhati, menyempatkan waktu untuk melakukan kunjungan kasih.

“Melakukan pendampingan pasien operasi katarak sangat menyenangkan,” aku dr. Alboin CS. “Di sini kami bisa banyak belajar untuk mengembangkan diri seperti belajar untuk bersyukur, belajar bersabar, welas asih, berbagai rasa suka maupun duka,” imbuhnya.

Sepekan berselang (14 Maret 2018), sama seperti operasi pada kelompok pertama, kelompok kedua yang antara lain: Ibu Aluh A, Bapak M. Nasir Ibu Rusmiyati, Ibu Jalmas, dan Ibu Muainah menjalani operasi. Begitu juga pada kelompok tiga (4 April 2018) yang terdiri dari: Ibu Salmah, Ibu Nawarah, Ibu Jalmas, dan Ibu Muainah.

Bahagia Bisa Kembali Melihat Dunia

“Saat saya tahu kalau saya terkena katarak, saya pesimis,” kata M. Nasir. “Pikiran saya, saya pasti nggak bisa sembuh karena biayanya (berobat) mahal, tapi ternyata ada yang mau bantuin,” ungkap M. Nasir. Bapak 60 tahun ini juga menambahkan bahwa ia kini mendapatkan semangat kembali karena penglihatannya berangsur membaik.

Bukan hanya Nasir yang merasakan kebahagiaan. Semua pasien yang dibantu Tzu Chi merasakan hal yang sama. “Terima kasih kepada perusahaan dan Tzu Chi yang telah mewujudkan harapan saya dan anak-anak saya untuk kesembuhan katarak yang udah lama saya alami,” kata Aluh A (59).


Dokter Alboin CS, dokter di perkebunan Sinar Mas sekaligus relawan pemerhati, menyempatkan waktu untuk melakukan kunjungan kasih di rumah pasien pascaoperasi katarak.

Selama memberikan bantuan operasi katarak, relawan tidak hanya menjalinan cinta kasih antara pasien dan keluarganya saja, namun juga dengan seluruh lingkungan di sekitarnya. Hal itu pula yang membuat aparat desa juga warga berterima kasih kepada Tzu Chi.

“Yang dilakukan para relawan ini menumbuhkan dan menguatkan rasa kekeluargaan dan persaudaraan di antara kami, warga, keluarga, dan juga dengan relawan-relawan,” ungkap Mulyadi, Plt. Kepala Desa Tanjung Rangas.

Editor: Metta Wulandari

1.      Relawan menjemput dan mengantarkan kembali para pasien sebagai bentuk cinta kasih dan tanggung jawab dalam pendampingan pasien.


Artikel Terkait

Memanfaatkan Waktu untuk Bersumbangsih

Memanfaatkan Waktu untuk Bersumbangsih

10 Maret 2016

Selama lima hari, 24-28 Februari 2016 relawan konsumsi yang dikoordinatori Rosmin Surbakti terus bersumbangsih menyajikan makanan dengan memasak setiap harinya pada baksos kesehatan Tzu Chi di Sampit, Kalimantan Tengah. Mulai dari belanja bahan-bahan ke pasar, memasak, hingga menyajikan makanan, mereka lakukan dengan penuh sukacita.

Rasa Bahagia Menjelang Operasi

Rasa Bahagia Menjelang Operasi

26 Februari 2016
Sebelum menjalani operasi, para calon pasien mengikuti screening dengan menjalani serangkaian proses pemeriksaan kesehatan, seperti tes gula darah, tekanan darah, dan kesehatan mata calon pasien. Setelah dirinya dinyatakan lolos untuk screening, rasa senang dan bahagia tak dapat disembunyikan Aidil. Selama 61 tahun, ia betul-betul mendambakan agar bisa melihat kembali dunia dengan sempurna.
Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bahagianya Warga Usai Menjalani Operasi Katarak

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bahagianya Warga Usai Menjalani Operasi Katarak

13 Februari 2023
Tzu Chi bersama RS Metro Hospitals dan Polres Metro Tangerang Kota mengadakan baksos kesehatan. Baksos ini melayani pasien katarak, pterygium, bibir sumbing, hernia, bedah minor, dan khitan.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -