Berdoa bagi Kedamaian Setiap Keluarga

Di dunia ini, ada banyak bencana yang terjadi. Semua ini disebabkan oleh ketidakselarasan empat unsur. Selain bencana karena ketidakselarasan unsur alam, hidup juga penuh dengan ketidakkekalan. Lihatlah di Kaohsiung. Hingga kemarin, ledakan pipa gas di sana telah 31 hari berlalu. Ledakan yang besar itu telah merusak banyak jalan dan memengaruhi kehidupan banyak keluarga. Karena ledakan itu, banyak keluarga yang hidup menderita dan kehilangan harapan mereka. Banyak orang yang meninggal, mengalami luka-luka, dan mengalami kesulitan ekonomi. Semua ketidakkekalan ini terjadi dalam sekejap. 

Insan Tzu Chi di seluruh Taiwan memberikan perhatian dan pendampingan kepada para korban dengan mengunjungi mereka. Ini telah dilakukan selama 31 hari tanpa henti. Hingga kemarin, kita tetap mengantarkan makan siang untuk mereka. Kemarin, kita mengadakan acara doa bersama sebagai tanda berakhirnya bantuan tahap pertama. Kita mengundang para warga di daerah ledakan dan tokoh masyarakat ke Aula Jing Si untuk berdoa bersama. Kita juga sangat bersyukur karena dalam dua sesi acara doa bersama ini, ada 12.000 orang yang hadir, termasuk lebih dari 100 bhiksu-bhiksuni. Semua orang berdoa bersama. Anggota polisi dan pemadam kebakaran juga menghadiri acara tersebut. Wali Kota Chen juga hadir untuk berdoa bersama. Setiap orang berdoa dengan hati yang paling tulus bagi Kaohsiung.

 

Kita juga berharap makna sesungguhnya dari ajaran Buddha dapat dipraktikkan secara nyata di dunia sesuai harapan Buddha. Selama hidup-Nya, Buddha memberikan ajaran dengan harapan ajaran-Nya ini bisa selamanya ada di dunia. Hingga menjelang wafat, Beliau masih terus memikirkan semua makhluk. Empat Kebenaran Mulia dan meyakini Jalan Mulia Beruas Delapan. Buddha membabarkan Dharma selama 49 tahun. Sejak pertama kali membabarkan ajaran hingga 49 tahun kemudian, Beliau terus berpesan kepada orang-orang untuk selalu mengingat Empat Kebenaran Mulia. Beliau juga berpesan kepada orang-orang untuk selalu berlapang dada. Terhadap orang yang tidak memegang teguh ajaran, kita hendaknya membangkitkan welas asih, memaafkan, dan membimbingnya ke arah yang baik. 

Inilah cinta kasih berkesadaran yang dimiliki Buddha. Beliau memiliki kesadaran yang sempurna dan penuh cinta kasih terhadap seluruh makhluk di dunia. Karena itu, Beliau sangat lapang dada Jadi, Beliau sangat lapang dada, cinta kasih-Nya pun tidak terhingga. Selama hidup-Nya, Buddha mendedikasikan diri dengan harapan setiap orang bisa memiliki hati yang tulus. Miskin akan harta bukanlah yang paling menakutkan. Yang ditakutkan adalah kurangnya tekad mempelajari kebenaran. Jadi, kita hendaknya mementingkan Dharma dan menyerap ajaran Buddha ke dalam hati kita agar dapat memahami ketidakkekalan. Ketidakberdayaan terhadap ketidakkekalan ini membawa penderitaan. 


Kemarin, dalam acara doa bersama dipentaskan opera tentang Ajaran Terakhir Buddha dalam versi sederhana. Dalam acara tersebut, mereka juga mengenang kembali ledakan pipa gas di Kaohsiung. Kehidupan banyak keluarga berubah karenanya. Ada yang terpisah selamanya dengan anggota keluarga yang paling disayangi. Ada juga anggota pemadam kebakaran yang bertekad untuk terus menyelamatkan orang. Orang tuanya juga mendukungnya tanpa penyesalan dan merasa bangga. Meskipun anaknya terluka, orang tuanya tetap mendukungnya. Semua ini sungguh mengharukan. Semangatnya untuk menolong orang lain sungguh membuat saya merasa terharu. 

Kita juga melihat Wakil Kepala RS Chen dan Wakil Kepala RS Chien dari RS Tzu Chi Dalin beserta sekelompok dokter kita  mementaskan lagu “Jing Si Jing Si” yang menggambarkan kereta lembu putih yang menyelamatkan orang-orang. Mereka juga mementaskan kutipan Sutra tentang tabib yang mengobati pasien dengan obat yang sesuai. Ketika manusia sakit atau terluka akibat bencana, mereka membutuhkan pengobatan. Para dokter akan merawat mereka baik secara fisik maupun mental. Saya juga melihat Kepala RS Chao, Wakil Kepala RS Chang, Wakil Kepala RS Huang, Wakil Kepala RS Yu, dan yang lainnya dari RS Tzu Chi Taipei juga hadir dalam acara doa bersama di Kaohsiung dengan sangat tulus. 


Beberapa waktu lalu, di Xindian, juga terjadi ledakan gas. Rumah sakit kita segera melakukan penyelamatan. Beberapa hari yang lalu, saya melihat Kepala RS Chao, wakil kepala RS, dan para staf medis membuat kue bulan dan mengemasnya bersama barang lain. Mereka juga mengunjungi setiap keluarga untuk menenangkan hati para warga dan mengantarkan bingkisan Festival Kue Bulan. Di Xindian, Taipei, Kepala RS Chao memimpin para staf medis mengunjungi setiap keluarga untuk menenangkan hati dan memberikan perhatian kepada mereka. Melihat para staf mengunjungi setiap keluarga, saya sungguh merasakan kehangatan. 

Di Taiwan wilayah selatan dan utara, masing-masing terjadi musibah ledakan. Para staf misi kesehatan Tzu Chi di kedua wilayah membuat kue bulan sendiri dengan kesungguhan hati. Mereka juga sepenuh hati mengemas bingkisan cinta kasih ini. Ketika mengunjungi rumah warga, mereka mengajak para warga untuk berdoa dengan tulus. Ini sungguh mengagumkan. Semua ini adalah kekuatan cinta kasih. Dengan cinta kasih di dalam hati, kita bisa membangkitkan ketulusan orang lain. Hanya dengan mawas diri dan tulus, barulah kita bisa menciptakanmasyarakat yang aman dan tenteram. Semoga masyarakat di Kaohsiung dan seluruh Taiwan dapat hidup harmonis, aman, tenteram, dan terhindar dari bencana. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh relawan dan dokter kita. Terima kasih.

 

Ketakutan para korban sedikit berkurang sebulan pascaledakan

Anggota polisi dan pemadam kebakaran berkontribusi dengan cinta kasih tanpa penyesalan

Melenyapkan penderitaan semua makhluk dan memegang teguh ajaran Buddha

Mengantarkan bingkisan dan menenangkan hati setiap keluarga

  

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 September 2014.

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -