Bersumbangsih Tanpa Pamrih dan Membimbing Dokter Baru

Pemberkahan Akhir Tahun tahap pertama telah selesai. Saya melakukan perjalanan dari wilayah tengah Taiwan ke wilayah selatan dan kembali ke wilayah timur Taiwan. Saya sangat bersyukur bisa kembali dengan selamat. Ini adalah hal yang paling saya syukuri. Kali ini, saya melakukan perjalanan selama 21 hari. Pada hari pertama, kami menuju Keelung. Saya sangat gembira melihat tempat pelatihan kita di sana memiliki suasana baru. Setiap orang sangat tekun dan bersemangat. Tempat itu sedang dalam tahap akhir renovasi yang dilakukan sendiri oleh insan Tzu Chi. Saya bisa melihat sebuah tempat pelatihan yang agung di sana. Bukan hanya tempat pelatihan yang agung, yang terpenting saya juga bisa melihat kerja sama yang harmonis antarrelawan. Suasana di sana sangat harmonis.

Saat saya duduk untuk mendengar mereka berbagi, para relawan laki-laki berkata, “Master, kami sangat bersyukur. Kami sangat bersyukur karena para anggota komite perempuan kita telah bekerja keras bagaikan laki-laki. Pekerjaan seberat apa pun, mereka dapat membantu kami melakukannya. Baik mengangkat barang-barang maupun naik ke tempat yang tinggi, semuanya dapat mereka lakukan.” Para relawan perempuan berkata, “Master, kami sangat bersyukur kakak-kakak Tzu Cheng tidak hanya berperan sebagai pelindung, tetapi juga selalu terlebih dahulu mengambil pekerjaan kasar. Bahkan pekerjaan kami pun, mereka berusaha membantu. Mereka bisa menyiapkan makanan dan minuman. Ini adalah tanggung jawab kami, tetapi para relawan laki-laki kita juga berinisiatif untuk membantu.”

Mendengar mereka saling memuji dan bersyukur, saya dapat merasakan keharmonisan mereka. Melihat tempat pelatihan ini, saya sangat bersyukur. Saya berterima kasih kepada pemilik lahan ini, Relawan Wen. Bertahun-tahun yang lalu, dengan membawa sertifikat tanah dan peta, dia mendatangi saya dan berkata, “Saya berharap lahan ini dapat berguna bagi Master.” Kita bisa melihat bahwa lahan itu sangat indah. Meski posisinya ada di lereng bukit, tetapi ia termasuk lahan permukiman yang sah secara hukum dan memiliki akses transportasi yang mudah. Namun, untuk mendirikan bangunan di sana, kita harus berhati-hati. Bagaimana pun, masih ada komunitas di lahan yang lebih tinggi. Posisi lahan kita paling rendah. Karena itu, bangunan kita harus kokoh, baru bisa melindungi komunitas di atas kita. Karena itu, proses perancangan dan pembangunannya menghabiskan waktu lama.

Lahan itu sungguh sangat besar dan bangunan kita juga sangat kokoh. Saya sangat berterima kasih kepada Relawan Wen, istrinya, dan juga anak-anaknya yang begitu gembira melihat Relawan Wen menyumbangkan lahannya. Saya harus berterima kasih kepada keluarga Bodhisatwa ini. Kita juga jangan melupakan Relawan Lee yang menyumbangkan satu unit apartemen di kota untuk dijadikan kantor perwakilan Tzu Chi. Namun, ruang apartemen itu tidak terlalu besar sehingga tidak dapat memuat relawan Tzu Chi yang jumlahnya terus bertambah. Karena itu, kakak beradik keluarga Chou juga menyediakan pabrik mereka untuk Tzu Chi. Mereka sekeluarga dengan bersungguh hati merenovasi kembali pabrik mereka.

Tempat pelatihan ini juga menumbuhkan banyak Bodhisatwa dunia. Kali ini, saat Aula Jing Si Keelung yang baru mulai dibangun, kakak beradik Chou beserta seluruh anggota keluarga berpartisipasi dalam proyek pembangunan ini dari awal hingga akhir, dari hal yang besar hingga kecil, termasuk penampilan luar bangunan. Relawan Chou berkata kepada saya, “Master, pohon-pohon yang kita lihat ini, semuanya dicangkok dari Griya Jing Si. Kami sudah mulai mempersiapkannya sejak beberapa tahun yang lalu.” Mereka memindahkan satu demi satu tunas pohon dari Griya Jing Si ke Keelung. Jadi, pohon-pohon itu melambangkan akar Dharma yang diambil dari Griya Jing Si dan bertumbuh di sana. Saya sungguh sangat tersentuh.

Mereka sangat bersungguh hati, bahkan dalam hal yang sangat kecil sekalipun. Hari itu, berhubung sudah sampai di Keelung, saya memutuskan untuk berkunjung ke Xizhi. Yang sangat menarik adalah saat tiba di Kantor Perwakilan Tzu Chi Xizhi, saya tidak melihat banyak orang. Saya merasa sangat nyaman. Saat saya tiba, beberapa relawan yang berjaga di Jing Si Books & Café segera berlari untuk membuka pintu. Namun, mereka tidak bisa membukanya. Mereka sangat tegang. Setelah masuk ke dalam aula, saya melihat sekeliling dengan saksama. Saya berkata bahwa meski telah berkunjung berkali-kali ke Xizhi, saya tidak pernah memperhatikan bangunan itu dengan baik karena yang terlihat adalah orang-orang. Saya tidak dapat melihat lantainya dan tidak dapat mendongakkan kepala untuk melihat langit-langit. Hari itu, saya merasa sangat nyaman. Saya dapat merasakan kaki saya melangkah di atas lantai dan dapat mendongakkan kepala untuk melihat langit-langit serta mengelilingi bangunan itu dengan bebas.

Saya sangat tersentuh melihat barang-barang antik yang diletakkan di dalam ruangan. Kami merasa sangat penasaran dan berulang kali menyentuh barang-barang itu. Kami dapat merasakan kebersihannya. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Saat saya berkunjung ke posko daur ulang, wah, kondisi di sana bersih sekali. Setelah dipilah, barang daur ulang disusun dengan sangat rapi. Saya juga sangat berterima kasih kepada relawan daur ulang kita yang begitu mementingkan pelestarian lingkungan dan tempat pelatihan diri itu. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu berkata, “Terima kasih, Master telah menyediakan posko daur ulang bagi kami sehingga kami dapat bersumbangsih.”

Sesungguhnya, merekalah yang mencari tempat untuk dijadikan posko daur ulang. Lahannya juga mereka cari sendiri. Sesungguhnya, saya yang harus berterima kasih kepada kalian semua. Kebaikan kalian tidak habis untuk saya ucapkan. Setelah itu, saya berkunjung ke RS Tzu Chi Taipei di Xindian. Pencapaian misi kesehatan kita membuat saya sangat bersyukur dan tersentuh. Kita bisa melihat para staf medis kita bekerja keras untuk melindungi kehidupan dengan penuh cinta kasih. Mereka merawat pasien dengan penuh perhatian. Kita bisa melihat dokter kita yang masih muda juga sangat bersungguh hati dalam menyelamatkan dan merawat pasien. Para dokter senior dengan penuh cinta kasih mendampingi dan membimbing mereka.

Sungguh, saya bisa melihat harapan dunia medis. Saya juga berkunjung ke RS Tzu Chi Taichung dan RS Tzu Chi Dalin. Ini akan saya ceritakan di lain waktu. Singkat kata, sepanjang perjalanan ini, saya telah melihatsetiap relawan dan staf medis kita melindungi Taiwan dengan penuh cinta kasih. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Bersatu hati, bekerja sama, dan saling memuji

Relawan daur ulang bersumbangsih tanpa pamrih

Dokter senior membimbing dan mendampingi dokter baru dengan penuh cinta kasih

Melindungi semua makhluk dengan penuh perhatian

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -