Berterima Kasih Kepada Tenaga Medis yang Mengobati Korban Luka-luka

Kita bisa melihat penderitaan di dunia ini. Kita juga bisa melihat ketidakselarasan empat unsur alam. Di berbagai negara yang jauh di seluruh dunia, baik bencana alam, bencana akibat ulah manusia, maupun insiden yang tidak terduga, semuanya terus terjadi. Karena itulah, ajaran pertama yang Buddha babarkan kepada kita adalah tentang penderitaan, sebab penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Beliau mengingatkan kita bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Beliau juga menjelaskan kepada kita bahwa berbagai bencana di dunia bermula dari kegelapan batin manusia.

Kegelapan batin manusia telah menciptakan kekeruhan yang tebal di dunia. Kekuatan dari ombak kegelapan batin ini sangatlah besar. Karena itu, kita harus membangkitkan kekuatan cinta kasih untuk melawan kegelapan batin. Untuk memecahkan ombak kegelapan batin dan kekeruhan, kita membutuhkan aliran jernih dan kekuatan cinta kasih.

Lihatlah insiden ledakan kali ini yang sebelumnya tidak pernah terjadi di Taiwan. Akibat ledakan ini, banyak anak muda yang kini tengah berjuang di ambang kematian dan banyak tenaga medis yang bekerja siang dan malam untuk memberi pendampingan dan membantu para korban luka-luka untuk tarik-menarik dengan dewa kematian. Saat mengobati dan mengganti obat para korban, para tenaga medis sungguh merasa sangat khawatir. Mereka juga memikirkan berbagai cara untuk menenteramkan fisik dan batin para korban. Mereka berharap penderitaan para korban luka-luka dapat teringankan dan hati para korban dapat merasa lebih tenang. Ini merupakan harapan terbesar para tenaga medis yang tidak kalah dengan harapan keluarga korban.

Karena itu,kita sungguh harus memberi dukungan terbesar kepada para tenaga medis dan sangat berterima kasih kepada mereka. Tentu saja, dalam upaya penyelamatan pascaledakan, ada banyak pahlawan tanpa nama, seperti petugas pemadam kebakaran, polisi, dan orang di sekitar lokasi ledakan yang mengembangkan cinta kasih untuk membantu.

Dalam insiden kali ini, kita sungguh bisa melihat kebajikan dan cinta kasih warga Taiwan. kita sungguh bisa melihat kebajikan dan cinta kasih warga Taiwan. Ini sungguh pantas dipuji. Ada pula seorang anak muda yang meski terluka, tetapi tetap membantu upaya penyelamatan. Dia tidak menyadari bahwa sepasang kakinya menderita luka bakar yang parah. “Ada seorang perempuan yang kebetulan berjongkok di samping saya. Jadi, saya menolongnya. Saya menuntunnya ke tempat yang ada air untuk membasahi lukanya. Apakah Anda tidak tahu bahwa Anda juga terluka? Saya terheran-heran saat melihat kulit saya begitu jelek dan berlubang-lubang,” ucap bapak Liao, korban luka-luka.

Sungguh, kita bisa melihat dampak ledakan kali ini. Tiga hari sudah berlalu sejak malam terjadinya ledakan. Hari ini sudah memasuki hari keempat. Ketahuilah bahwa bagi anak-anak muda yang mengalami luka bakar yang parah, satu detik terasa bagaikan satu tahun. Bagaimana mereka melewati hari-hari mereka? Tentu saja, orang tua mereka yang berada di rumah sakit jauh lebih sedih, khawatir, dan berharap bisa mendengar kabar baik. Dengan menenangkan hati keluarga korban, barulah tenaga medis bisa berfokus untuk merawat korban dengan tenang. Jadi, kita sangat membutuhkan bantuan para relawan untuk menenangkan hati para keluarga korban. Agar kekuatan cinta kasih ini dapat dikembangkan, saya berharap setiap rumah sakit bisa mengizinkan relawan kita untuk menghibur keluarga korban. Pada saat seperti ini, jika hati manusia tenang, barulah masyarakat bisa harmonis.

Kali ini, pemerintah Kota New Taipei akan menanggung biaya pengobatan para korban selama tiga bulan. Untuk mengobati satu pasien, dibutuhkan kulit manusia buatan, salep, albumin, dan lain-lain yang memakan biaya lebih dari 100.000 dolar NT per hari. Biaya yang harus dikeluarkan begitu besar. Selain itu, tenaga medis yang harus dikerahkan juga sangat banyak.

Lihatlah Kepala RS Chien dari Rumah Sakit Tzu Chi Taichung. Dia merupakan dokter spesialis bedah plastik dan sangat ahli dalam perawatan luka bakar. Karena itu, dia juga pergi ke Rumah Sakit Tzu Chi Taipei untuk mencurahkan perhatian dan membantu para dokter kita di sana. Jika perlu, seluruh staf medis kita yang sangat berpengalaman dalam merawat pasien kritis atau pasien luka bakar dapat pergi ke Taipei untuk membantu. Kini setiap rumah sakit sangat sibuk. Jadi, saya berharap setiap orang dapat menjaga keselamatan diri agar tidak ada lagi pasien dalam kondisi kritis yang harus dilarikan ke unit gawat darurat. Dengan demikian, para dokter juga dapat berfokus untuk merawat korban yang menderita luka parah akibat ledakan kali ini.

Selama beberapa hari ini, semua staf medis di rumah sakit besar di Taipei sangat bekerja keras. Bisa kita bayangkan pada malam terjadinya ledakan, betapa banyak tenaga medis yang bergegas kembali ke rumah sakit setelah menerima kabar tentang insiden cedera massal. Setiap orang bergegas kembali ke rumah sakit untuk membantu merawat para korban luka-luka. Selain itu, para petugas pemadam kebakaran dan polisi juga sangat bekerja keras. Di dunia ini, kita tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan ketidakkekalan dan bencana yang terjadi.

Singkat kata, kita tetap harus berdoa dengan tulus. Beberapa hari ini, kita terus menggerakkan insan Tzu Chi di seluruh Taiwan. Di berbagai wilayah, para relawan Tzu Chi terus mengimbau setiap orang di komunitas untuk berdoa dengan hati yang tulus bagi para korban ledakan. Ini masih kita lakukan hingga sekarang. Selanjutnya, saya berharap kita dapat mengajak masyarakat untuk mengadakan acara doa bersama berskala besar bagi semua orang di seluruh dunia dan para korban ledakan di Taiwan kali ini. Semoga setiap orang dapat melewati cobaan inidan masyarakat bisa semakin aman dan tenteram.

 

Bencana terjadi silih berganti di dunia ini

Setiap orang hendaknya memiliki kesadaran bahwa kehidupan ini tidaklah kekal

Berterima kasih kepada para tenaga medis yang mengobati korban luka-luka

Berdoa dengan tulus semoga korban luka-luka dapat melewati cobaan ini

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 Juli 2015

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -