Bervegetaris untuk Mencegah Penyebaran Penyakit

Banyak penderitaan di dunia ini. Bencana akibat ulah manusia, bencana alam, dan berbagai wabah penyakit sungguh membuat kita merasa bahwa dunia sudah benar-benar memasuki masa kemunduran Dharma dan dipenuhi Lima Kekeruhan. Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil yang pernah Buddha babarkan kini telah terjadi semuanya. Semua ini bermula dari ketidakselarasan hati manusia. Ini sungguh membuat kita khawatir.

Kini, wabah virus Ebola bukan hanya menyebar di Afrika, melainkan sudah meluas ke benua lain. Negara-negara di Eropa dan Amerika juga telah melakukan antisipasi. Di perbatasan, mereka melakukan pemeriksaan. karena sudah ada satu kasus Ebola di AS. Karena itu, Amerika Serikat meningkatkan kesiagaan dan memperketat penjagaan di perbatasan.  Wabah ini sangat membuat orang khawatir. Pihak imigrasi Amerika Serikat telah memperketat penjagaan  untuk mencegah penyebaran virus.

Demikian pula di Inggris. Orang-orang yang memasuki perbatasan harus melalui pemeriksaan yang ketat. Di Makedonia, seorang warga negara Inggris yang memasuki wilayah negara itu pada 2 Oktober juga meninggal dunia beberapa hari kemudian. Orang ini diduga meninggal akibat virus Ebola. Pihak terkait di negara itu pun amat berhati-hati dan segera mengirimkan sampel dari tubuh orang itu untuk diuji di Jerman apakah orang itu benar-benar terjangkit Ebola. Semua orang sangat berhati-hati dan waspada. Semua orang takut begitu mendengar virus Ebola.

Ini bukan hanya menjadi masalah di Afrika, melainkan telah menjadi masalah internasional. Di dalam Sutra Buddha telah dibabarkan bahwa suatu saat akan ada wabah penyakit yang akan meluas hanya dalam waktu tujuh bulan. Wabah virus Ebola ini memang sudah berlangsung lebih dari tujuh bulan dan masih terus meluas. Melihatnya, saya sungguh merasa khawatir. Kali ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat juga telah mengkarantina beberapa orang. Di antara orang-orang yang dikarantina itu, ada satu keluarga yang membutuhkan bantuan Tzu Chi. Karena itu, institusi terkait berharap Tzu Chi dapat mengantarkan barang kebutuhan dan makanan bagi keluarga itu.

Insan Tzu Chi menerima permintaan ini dan segera mempersiapkan barang-barang kebutuhan bagi mereka. Berhubung sedang dikarantina, mereka tidak diperbolehkan pulang. Kini kita telah melihat munculnya kasus pertama penderita Ebola di AS. Kita sangat berharap penyebaran wabah dapat segera dikendalikan. “Kami sangat menghargai bantuan kalian. Bantuan yang kalian berikan sangat berarti bagi mereka yang harus dikarantina. Satu hal yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa kita tidak mengucilkan orang-orang yang diduga terjangkit Ebola. Mereka bukan diasingkan, kami hanya ingin memastikan bahwa mereka tidak menunjukkan gejala Ebola. Jadi, kita harus sangat berhati-hati, jangan mengucilkan orang-orang ini. Kita harus merawat  mereka dengan welas asih. Saya yakin Tzu Chi memahami hal ini dengan baik,” ucap Santibanez, Dokter Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Kita harus menyerukan kepada masyarakat bahwa kita harus berwelas asih terhadap orang-orang ini. Melihat kondisi ini, saya teringat wabah SARS pada 2003. Saat itu, insan Tzu Chi di Taiwan juga memberi perhatian bagi warga dan tenaga medis yang dikarantina di rumah sakit ataupun di rumah. Insan Tzu Chi mengantarkan barang-barang kebutuhan bagi mereka. Di Hong Kong, Insan Tzu Chi juga berbuat hal yang sama dengan cinta kasih tanpa pamrih. Mereka menenangkan hati warga dan terus menyediakan berbagai kebutuhan, Kejadian itu sudah berlalu bertahun-tahun.

 

Kini, kita melihat kondisi di Amerika Serikat berkenaan dengan wabah virus Ebola. Warga di sana juga sangat cemas. Insan Tzu Chi juga menerima permintaan untuk menyediakan kebutuhan warga yang dikarantina. Insan Tzu Chi harus menggunakan kebijaksanaan untuk tetap waspada dan menjaga keselamatan diri saat mengantarkan barang kebutuhan bagi warga. Inilah Bodhisatwa dunia. Ke dalam diri, kita harus tekun dan bersemangat. Ke luar, kita harus giat bersumbangsih. Inilah Bodhisatwa dunia. Melihatnya, saya sungguh merasa tersentuh. Sungguh indah jika dunia ini memiliki Bodhisatwa. Namun, yang terbaik adalah tiada bencana yang terjadi di dunia.

Ketidakselarasan di dalam hati manusia adalah potensi bencana yang tersembunyi bagi dunia, belum lagi wabah penyakit yang menakutkan. Ini bukan hanya mengancam kehidupan manusia, tetapi juga membuat hati manusia tidak tenang. Semua ini terjadi dalam interaksi antarmanusia. Penyakit pun menular lewat interaksi antarmanusia. Namun, di manakah sumber penyakit menular? Ia bersumber dari nafsu terhadap makanan yang membuat manusia mengalami kontak dengan hewan atau mengonsumsi daging yang terkontaminasi. Jadi, penyakit masuk melalui mulut. Jika kita tidak mengatasi sumbernya ini, maka sulit untuk melenyapkan wabah penyakit.

Sekitar 40 tahun yang lalu, di Republik Demokratik Kongo, tepatnya di wilayah pesisir Sungai Ebola, ditemukan suatu virus yang akhirnya dinamai sesuai nama sungai itu.Penyakit menular ini belum dapat disembuhkan hingga kini. Meski para ahli di seluruh dunia terus berusaha, tetapi masih belum dapat menemukan obatnya. Asal dari virus ini adalah hewan. Hewan memiliki virus sendiri, manusia memiliki virus sendiri. Namun, kini virus itu telah bermutasi sehingga dapat menjangkiti manusia. Jadi, di masa yang akan datang, kita harus semakin waspada.

Solusi akar dari segala krisis yang ada adalah menyucikan hati manusia. Di Amerika Serikat telah ditemukan kasus penderita Ebola. Karena itu, pemerintah setempat telah meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat antisipasi. Namun, yang tak boleh kita lupakan adalah penyelesaian hingga ke akar masalah. Kita harus memberi bimbingan yang bermanfaat bagi batin manusia agar semua orang dapat memahami dengan jelas bahwa manusia dan hewan seharusnya hidup berdampingan dengan damai. Janganlah kita membunuh hewan, memakan dagingnya, dll. Dengan begitu, semua makhluk  akan dapat hidup berdampingan dan dunia pun akan tenteram dan damai.

Mengantisipasi penyebaran wabah penyakit

Meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri sendiri

Bervegetaris dan meredam nafsu makan daging

Bersumbangsih dengan welas asih yang setara

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -