Ceramah Master Cheng Yen: Air Dharma Mengairi Batin Semua Makhluk


Saya sangat terharu dan bersyukur. Saya sangat berterima kasih atas ketulusan para insan Tzu Chi di seluruh dunia. Mereka telah memperlihatkan semangat ajaran Buddha kepada semua orang dengan menjadi Bodhisatwa dunia. Kekompakan mereka sungguh indah.

Untuk dapat menyebarkan ajaran Buddha di negara-negara Afrika, sungguh bukanlah hal yang mudah. Selama puluhan tahun, para relawan membagikan tetes demi tetes air Dharma di tempat yang tengah dilanda kekeringan. Dharma bagaikan air. Tanpa air Dharma, tempat itu sangat kering.

Para relawan membagikan tetesan air Dharma untuk membasahi tempat itu sedikit demi sedikit. Dengan kesabaran dan cinta kasih, mereka telah membasahi beberapa tempat yang sangat kering. Karena itu, sering dikatakan, "Dharma bagaikan air yang mengairi batin semua makhluk." Demikianlah Dharma.

Di Afrika, para relawan melakukan tindakan nyata. Mereka mengajak warga setempat untuk membentuk barisan yang panjang. Terdengar lantunan nama Buddha dalam setiap langkah mereka. Mereka sungguh tekun dan bersemangat. Langkah mereka juga sangat rapi. Mereka menggunakan gerobak untuk membawa semua barang yang diperlukan saat upacara pemandian rupang Buddha. Mereka mendorong gerobak dengan tulus. Mereka harus mendorong gerobak dalam jarak yang sangat jauh.


Lihatlah, banyak orang telah berkumpul di lokasi acara. Mereka menggambar garis di tanah sebagai penanda tempat upacara dan semua orang melepaskan alas kaki saat memasuki lokasi acara itu. Melihat tekad dan ketulusan di balik tindakan mereka, bagaimana mungkin saya tidak mengungkapkan terima kasih? Setiap orang dari mereka adalah murid saya yang baik karena mereka selalu memiliki hati yang penuh rasa syukur dan rasa hormat untuk menggunakan apa yang mereka miliki dan berusaha melakukan yang terbaik.

Lihatlah batok kelapa yang ada di atas meja. Para relawan dengan cermat menghaluskan pinggiran batok kelapa karena mereka takut batok kelapa yang dibelah memiliki pinggiran yang tajam yang dapat melukai tangan orang. Mereka sangat bersungguh hati menggosok pinggiran batok kelapa hingga menjadi halus dan batok kelapa itu terlihat mulus dan mengkilap. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki hati yang sangat tulus.

Melihat semangkuk air bersih itu, saya merasa air itu bagaikan air Dharma yang memurnikan hati semua orang. Ketika tangan mereka menyentuh air di dalam mangkuk, saya merasa seperti sedang bersama mereka dan saya pun merasakan kesejukan di hati. Inilah yang disebut ketulusan hati. Saya yakin mereka memiliki hati yang sama dengan saya. Kami merasakan perasaan yang sama, yaitu ketulusan hati.


Para relawan juga memainkan sandiwara untuk menggambarkan bagaimana saya membangun rumah sakit puluhan tahun lalu. Lihatlah penampilan mereka yang luar biasa. Mereka menggambarkan kekhawatiran saya saat mencari lahan dan ketulusan saya dalam membangun rumah sakit. Saya sering mengatakan kepada para relawan bahwa keyakinan yang mereka anut haruslah berisi pengetahuan, pandangan, dan arah yang benar. Sama halnya dalam Buddhisme, kita harus memiliki pengetahuan, pandangan, dan arah yang benar.

Kita tidak mendiskriminasi orang lain, melainkan merangkul semua orang dari berbagai agama. Hati kita harus terbuka dan lapang. Kita melakukan segala sesuatu dengan tulus. Kita telah melihat bahwa mereka memiliki keyakinan yang benar dan ketulusan.

Begitu pula di Zimbabwe, kita melihat bahwa tempat tinggal para relawan jauh dari lokasi acara. Untuk mengikuti upacara pemandian rupang Buddha, mereka harus berangkat dari rumah sehari sebelumnya agar dapat tiba tepat waktu di lokasi acara. Lihatlah betapa agungnya upacara ini. Dengan hati yang khusyuk dan tulus, mereka berbaris dengan rapi. Saya benar-benar merasa upacara pemandian rupang Buddha mereka sangat indah dan khidmat. Saya sangat terharu dan bersyukur.

Selain itu, juga ada upacara di Afrika Selatan. Di kantor cabang Tzu Chi Afrika Selatan, banyak relawan muda yang bersungguh hati dalam mengadakan upacara ini. Ini sungguh tidak mudah. Pada awalnya, para relawan seperti Bapak Michael Pan, Bapak Shi Hong-qi, dan beberapa pengusaha Taiwan lainnya menghadapi banyak situasi berbahaya ketika membawa ajaran Buddha masuk ke Afrika Selatan.


Di era penuh dengan konflik dan kekerasan, mereka mengalami banyak situasi berbahaya hanya untuk membawa ajaran Buddha bagi orang-orang di sana dan memurnikan hati manusia. Mereka melakukannya dalam keadaan yang sulit dan dengan keterbatasan sumber daya. Jadi, dari apa yang kita lihat hari ini, kita tahu asalkan kita dapat menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan keyakinan, kita akan dapat melihat orang-orang memiliki keyakinan dalam kedamaian dan kedamaian dalam keyakinan.

Di dalam kehidupan masyarakat yang damai, kita menginspirasi orang-orang untuk memiliki keyakinan. Inilah hal yang kita lihat sekarang. Saya sangat terharu dan masih banyak hal yang patut disyukuri. Harap para insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat memanfaatkan teknologi modern untuk saling berinteraksi, saling memuji, dan saling menyemangati. Inilah yang disebut mengairi batin dengan air Dharma. 

Mengatasi kondisi sulit dan keterbatasan sumber daya serta memurnikan hati
Melakukan persembahan dengan tulus di Puncak Burung Nasar
Memiliki keyakinan benar dan ketekunan serta membangkitkan ikrar welas asih
Air Dharma mengairi batin semua makhluk   
 
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 31 Mei 2023
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -