Ceramah Master Cheng Yen:Bekerja Sama untuk Membentangkan Jalan Cinta Kasih

Sungguh, para pengungsi menempuh setiap inci jalan dengan sangat sulit. Mereka tidak memiliki tempat tinggal serta harus menempuh jarak sejauh ribuan kilometer dan menghadapi berbagai rintangan. Perjalanan mereka sungguh sangat sulit. Yang mereka inginkan hanyalah kehidupan yang aman dan tenteram, tetapi itu saja sangat sulit.

Beberapa hari ini, kita terus memperhatikan perkembangan insan Tzu Chi dari sebelas negara yang berkumpul di Serbia untuk membagikan barang bantuan. Disayangkan sekali, setelah kita mempersiapkan barang bantuan dan tiba di Serbia, banyak negara yang mengumumkan bahwa akan menutup perbatasan mereka bagi para pengungsi. Jadi, para pengungsi tak bisa pergi ke mana pun.

Sebelum menjangkau perbatasan Serbia, para pengungsi sudah tertahan di perbatasan antara Yunani dan Makedonia yang sudah tertutup. Mereka harus melintasi Makedonia, baru bisa tiba di Serbia. Jadi, meski insan Tzu Chi telah tiba di Serbia, tetapi para pengungsi tidak bisa menjangkau Serbia.


Awalnya, insan Tzu Chi mendapat informasi bahwa pengungsi yang melintasi Serbia berjumlah sekitar 1.000 hingga 1.500 orang setiap hari. Dengan informasi yang semula kita dapatkan itu, kita pun mempersiapkan 10.000 set pakaian musim dingin untuk orang dewasa dan anak-anak yang akan dibagikan selama sepuluh hari. Kita telah membeli 10.000 set pakaian musim dingin bagi para pengungsi dan telah meminjam gudang setempat untuk menyimpannya. Kita berharap dapat membagikannya kepada para pengungsi yang melintasi Serbia. Namun, saat relawan kita telah tiba di Serbia, para pengungsi malah tertahan di perbatasan. Berhubung para pengungsi di Serbia tidak bisa melanjutkan perjalanan mereka, maka kita pun berinisiatif untuk mencurahkan perhatian kepada mereka.

Lihatlah, saat relawan kita memberikan pakaian musim dingin kepada mereka, anak-anak yang masih kecil tersenyum dengan polos. Namun, ekspresi anak-anak yang usianya sudah lebih besar berbeda dengan anak-anak kecil itu. Anak-anak yang usianya lebih besar sudah dapat memahami apa yang  terjadi dan telah merasakan penderitaan. Mereka tidak tahu bagaimana masa depan mereka, di mana mereka dapat beristirahat, dan di mana mereka dapat menetap. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Terdapat banyak kisah tentang para pengungsi.

Para staf Da Ai TV juga berusaha memahami kondisi setempat bersama para insan Tzu Chi. Sungguh, mereka melihat banyak penderitaan dan banyak orang yang penuh cinta kasih di sana, bukan hanya insan Tzu Chi.


Saya sangat berterima kasih kepada juru bicara Dewan Kota Samac, Bosnia. Jalinan jodohlah yang membimbing kita bertemu dengan beliau. Pada bulan November tahun lalu, juru bicara Dewan Kota Samac, Bosnia ini datang ke Taiwan bersama insan Tzu Chi. Beliau datang untuk berterima kasih kepada Tzu Chi karena pada tahun 2014, saat Bosnia dilanda banjir besar, insan Tzu Chi pergi ke sana sebanyak tiga kali untuk memberikan bantuan. Sumbangsih tanpa pamrih insan Tzu Chi telah menjalin jodoh baik di sana.

Lalu, pada akhir bulan November tahun lalu, kita menerima kabar bahwa Kementerian Luar Negeri Hongaria mengirimkan sepucuk surat kepada Kementerian Luar Negeri kita. Surat tersebut berisi permohonan kepada Tzu Chi untuk memberikan bantuan kepada Serbia. Kebetulan, saat itu, juru bicara tersebut berada di Taichung. Saya pun menceritakan hal ini kepada beliau dan bertanya apakah beliau bisa turut membantu. Beliau langsung menyanggupinya dan  berkata bahwa Serbia merupakan negara tetangga mereka. Beruntung, ada beliau dan Relawan Ptaff dari Jerman yang berkoordinasi dengan pemerintah Serbia tentang bagaimana cara menolong para pengungsi yang bersinggah di sana. Berkat kerja keras mereka, barulah kita bisa memberikan bantuan di Serbia.

Berhubung insan Tzu Chi pernah memberikan bantuan di Bosnia, maka kali ini, saat kita membutuhkan bantuan tenaga, juru bicara Dewan Kota Samac beserta istrinya dan relawan lain yang berjumlah 18 orang juga pergi ke Serbia untuk membantu. Beruntung, kali ini ada beliau yang membantu.


Saya juga sangat berterima kasih kepada Relawan Ptaff dari Jerman. Beberapa tahun ini, kesehatannya tidak begitu baik. Namun, tidak peduli betapa sulitnya perjalanan, dia tetap rela menempuhnya. Kondisi sesulit apa pun, dia selalu berusaha mengatasinya. Meski kesehatannya tidak begitu baik, dia tetap maju selangkah demi selangkah. Bukankah ini berkat kekuatan cinta kasih?

Singkat kata, kekuatan cinta kasih berasal dari sebersit niat. Saya sungguh sangat tersentuh melihat Relawan Ptaff yang berusaha mengatasi segala kesulitan. Kita bisa melihat para insan Tzu Chi yang berasal dari Inggris dan Perancis yang jaraknya sangat jauh dari Serbia. Karena itu, mereka harus naik pesawat ke sana. Relawan Ptaff dan relawan lainnya dari Jerman harus berkendara melintasi lima negara, baru bisa tiba di Serbia. Mereka memilih untuk berkendara karena ada beberapa relawan yang akan bergabung dengan mereka di tengah jalan.

Singkat kata, insan Tzu Chi dari sebelas negara kini telah berkumpul di Serbia. Mereka akan mengatasi segala kesulitan untuk mengantarkan 10.000 set pakaian musim dingin ini ke tangan para pengungsi secara langsung. Mereka harus mengatasi berbagai rintangan. Orang yang penuh cinta kasih sangatlah banyak.

Kita hendaknya menonton Da Ai TV untuk mengetahui hal-hal yang Tzu Chi lakukan di seluruh dunia. Insan Tzu Chi bagaikan Bodhisatwa dunia yang terus bersumbangsih bagi dunia. Inilah Bodhisatwa dunia zaman sekarang. Setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa. Asalkan melihat sumbangsih mereka, setiap orang pasti akan terinspirasi.

Melihat senyuman anak-anak yang polos saat menerima pakaian musim dingin

Menciptakan siklus kebajikan dengan bersumbangsih bagi sesama

Memiliki kesatuan tekad untuk membentangkan jalan cinta kasih

Tetap menolong orang yang membutuhkan meski harus mengatasi berbagai rintangan

 Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Maret  2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Maret 2016

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -