Ceramah Master Cheng Yen: Berbuat Baik di Jalan Bodhisatwa

Bumi sungguh telah mengeluarkan peringatan. Bencana banjir dan kebakaran terjadi di mana-mana. Saya sering berkata bahwa kita harus mawas diri dan berhati tulus.

Kekuatan alam sangatlah besar. Ini berkaitan erat dengan pikiran manusia. Baik diri sendiri maupun semua orang, hal, dan materi di sekitar kita, termasuk lingkungan, semuanya berkaitan erat dengan pikiran kita. Karena itulah, kita harus membangkitkan niat untuk memanfaatkan kehidupan guna membawa manfaat bagi dunia. Itulah kehidupan yang bermakna.

Bencana-bencana yang terjadi di seluruh dunia, dari kecil hingga besar, semuanya berawal dari pikiran manusia. Jadi, pikiran manusia bisa membawa pengaruh besar. Sungguh, kita harus memperhatikan seluruh dunia karena dunia ini berkaitan erat dengan semua orang.

Saya sering berkata bahwa manusia harus hidup berdampingan dengan alam. Kita semua hidup di atas bumi dan di kolong langit yang sama. Ketidakselarasan iklim terjadi di seluruh dunia. Kita sungguh harus bermawas diri dan berhati tulus.

 

Ketidakselarasan iklim sungguh telah terjadi di seluruh dunia. Kita sungguh bukan khawatir berlebihan. Setiap orang harus mawas diri. Dengan mawas diri, kita baru bisa bertobat. Dengan bertobat, kita baru bisa meningkatkan kewaspadaan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tetap harus menunaikan kewajiban dan meningkatkan kewaspadaan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak melukai makhluk hidup. Kita harus berusaha untuk melindungi kehidupan. Ini disebut menghormati dan mengasihi kehidupan.

Kita juga harus senantiasa bersyukur bisa hidup aman dan tenteram. Kita harus paham bahwa hidup tenteram atau dilanda bencana, itu dipengaruhi oleh hukum sebab akibat. Jadi, setiap orang harus memahami pentingnya menjalin jodoh baik dan melakukan kebajikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita hendaknya melakukan kebajikan dan membimbing orang-orang berbuat baik. Kita hendaknya membuka jalan yang bisa ditapaki orang-orang menuju ketenteraman. Kita harus membuka Jalan Bodhisatwa agar orang-orang bisa menapakinya dan melakukan kebajikan.

Tahun depan merupakan tahun ke-30 Tzu Chi mengadakan kegiatan daur ulang. Tzu Chi telah melakukannya secara nyata. Selain tahu dan setuju tentang pentingnya daur ulang, kita juga telah melakukannya selama 30 tahun. Kita melakukan daur ulang demi menjaga kelestarian lingkungan. Jika kita tidak memulai kegiatan daur ulang saat itu, kondisi saat ini mungkin semakin buruk.


Kini PBB pun mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang. Selain diimbau untuk menjaga kelestarian lingkungan, orang-orang juga diimbau untuk menerapkan pola makan vegetaris.

Sejak beberapa tahun yang lalu, Tzu Chi terus mengimbau orang-orang untuk bervegetaris setiap kali makan setiap hari. Sebagai manusia, kita bisa memilih untuk bervegetaris, berbeda dari hewan-hewan yang memangsa hewan lain. Contohnya kucing yang memangsa tikus dan harimau yang memangsa hewan lain. Janganlah kita mengonsumsi daging.

Demi kesehatan kita, kita hendaklah mengonsumsi tanaman pangan. Dengan membiasakan diri mengonsumsi tanaman pangan, akan ada semakin banyak lahan yang bersih untuk menanam tanaman pangan. Akibat besarnya populasi manusia, banyak lahan yang digunakan untuk permukiman. Dengan padatnya penduduk dunia dan begitu banyak orang yang ingin tinggal di rumah besar dan mewah, dibutuhkan lahan yang luas. Selain itu, juga ada peternakan.

 

Setiap hari, lebih dari 200 juta ekor hewan dibunuh untuk memenuhi nafsu makan lebih dari 7 miliar orang. Jadi, banyak lahan yang digunakan untuk peternakan dan mengalami pencemaran serius. Selain pencemaran yang ditimbulkan manusia, hewan ternak juga menimbulkan pencemaran yang berkali-kali lipat dari manusia.

Singkat kata, kita harus sungguh-sungguh merenungkan hal ini dan segera mengimbau orang-orang untuk bervegetaris. Dengan demikian, barulah kita bisa mengurangi emisi karbon dan pencemaran dapat berkurang.

Lihatlah topan yang terbentuk karena perbedaan tekanan udara tinggi dan rendah. Kita harus menjaga kelestarian lingkungan agar tidak sering terbentuk topan yang berkekuatan tinggi, seperti topan yang menerjang Jepang kali ini. Topan ini mendatangkan hujan deras dan angin kencang.

Untuk menghalau bencana, setiap orang hendaknya cermat dan bersungguh hati setiap waktu. Jadi, mari kita lebih bersungguh hati.

Pikiran manusia berkaitan erat dengan alam
Menggalakkan pola makan vegetaris dilandasi hati penuh welas asih
Berbuat baik di Jalan Bodhisatwa
Tahu, setuju, dan melakukan daur ulang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Oktober 2019

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -