Ceramah Master Cheng Yen: Berdoa bagi Keharmonisan dengan Cinta Kasih yang Meliputi Seluruh Dunia


Bodhisatwa sekalian, hendaknya kalian tekun dan bersemangat setiap hari serta terus mewariskan semangat dari generasi ke generasi. Sejak Tzu Chi berdiri di Taiwan, sudah puluhan tahun berlalu. Semuanya terasa begitu cepat. Saya sendiri pun tidak menyadarinya. Namun, setiap hari, saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa dunia ini sangat luas. Meski Tzu Chi berakar di Taiwan, misi kita terus berkembang di berbagai negara. Saya merasa bahwa kekuatan cinta kasih di dunia ini sangatlah besar.

Bodhisatwa sekalian, saya berharap semuanya dapat menghargai jalinan jodoh yang kita miliki di Taiwan. Setiap hari, Taiwan dipenuhi dengan kedamaian. Namun, hal ini dimungkinkan karena keharmonisan semua orang. Keluarga yang hidup harmonis menunjukkan pendidikan yang baik. Mulai dari pendidikan yang baik di dalam keluarga, kekuatan cinta kasih akan meluas hingga ke masyarakat, terutama kepada mereka yang kesulitan dan kurang mampu.

Di semua negara berkembang di dunia, pasti ada orang yang kesulitan. Di mana ada orang yang kesulitan, di sana ada orang yang penuh cinta kasih muncul. Semuanya saling melengkapi. Melihat hal ini, saya merasa sukacita. Saudara sekalian, lihatlah, dunia ini penuh dengan bencana. Kita harus menonton siaran berita setiap hari. Tidak ada satu hari pun saya melewatkan siaran berita. Hanya dengan begitu, barulah kita bisa memahami apa yang terjadi di masyarakat. Hendaknya kalian membantu saya memikul tanggung jawab.


Kata-kata "saya bersedia" adalah hal yang paling saya sukai belakangan ini. Benar, semua orang hendaknya berkata, "Saya bersedia." Saat saya menyampaikan sesuatu, semuanya mengangkat tangan dan berkata, "Saya bersedia." Ya, semuanya harus bersedia untuk melayani. Kita harus bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Meski berjarak lebih dari 2 ribu tahun sejak zaman Buddha, kita beruntung karena masih dapat meneruskan semangat-Nya.

Tzu Chi sejak awal berdiri selalu berpegang pada semangat Buddha. Kita selalu mewariskan ajaran ini dan menyemangati semuanya untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk dengan tindakan yang nyata. Kita adalah umat Buddha. Apa yang seharusnya kita lakukan bagi dunia? Kita harus mewariskan kebajikan, cinta kasih, bakti, dan ajaran Buddha. Jadi, demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, kita harus menjalankannya dengan baik.

Semua orang adalah bagian dari keluarga Tzu Chi yang dapat bersumbangsih bagi masyarakat. Koin yang dikumpulkan ini membawa harapan bagi dunia. Enam puluh tahun yang lalu, saya melihat begitu banyak penderitaan, kemiskinan, dan ketidakberdayaan manusia. Apa yang bisa saya lakukan untuk membantu mereka? Saya tidak sampai hati, tetapi bagaimana caranya agar dapat benar-benar membantu? Saya berpikir semuanya kembali pada jalinan jodoh.


Saat itu, guru saya menulis surat yang meminta saya pindah dari Hualien. Para umat di Hualien sebenarnya tidak rela, tetapi saya berkata, "Saya tidak bisa melanggar perintah Guru. Saya harus tetap pergi." Para umat pun menulis sepucuk surat permohonan kepada guru saya. Ketika membacanya, beliau berkata, "Kamu memiliki jalinan jodoh di Hualien. Tetaplah tinggal di sana agar merasa tenang." Oleh karena itu, saya pun menetap di Hualien. Hingga saat ini, tidak terasa sudah 50 hingga 60 tahun.

Waktu berlalu sangat cepat. Setiap tahun, ketika melakukan perjalanan untuk acara Pemberkahan Akhir Tahun, sepanjang jalan hingga Taipei dan Taoyuan, saya selalu teringat masa-masa itu. Saya sangat bersyukur atas kemurahan hati guru saya yang membiarkan saya tetap tinggal di Hualien sehingga Tzu Chi ada hingga hari ini.

Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur bisa berada di Hsinchu. Hsinchu adalah sebuah tempat dengan teknologi tinggi dan penuh dengan insan berbakat. Hendaknya semua orang menjaga Tiga Permata dengan baik, yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Untuk melindungi Dharma, kita harus menerimanya dengan baik. Dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat, kita harus menunjukkan cara hidup umat Buddha dalam memperlakukan sesama. Saya berterima kasih kepada semuanya.


Waktu berlalu begitu cepat dan Tahun Baru makin dekat. Saya terlebih dahulu mendoakan semuanya semoga setiap tahun penuh dengan kedamaian dan kebaikan.

Saudara sekalian, semua orang tahu pentingnya mencintai diri sendiri. Namun, jika tidak tahu cara mencintai dunia, bagaimana bisa mencintai diri sendiri dengan benar? Jika tidak mendoakan kedamaian dunia dan keharmonisan masyarakat, bagaimana kita bisa hidup tenang? Jadi, hati kita harus tenang, keluarga harus harmonis, dan masyarakat harus damai, barulah kedamaian dunia bisa terwujud.

Saudara sekalian, hanya cinta kasih yang mampu membawa keharmonisan. Dalam perjalanan setiap tahun, pesan saya tidak pernah berubah. Setiap perkataan saya bukanlah tekad yang dibuat setahun sekali, melainkan tekad yang harus dihidupi 365 hari setahun. Kita harus terus bersumbangsih bagi keharmonisan dunia dan membantu mereka yang kesulitan. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa.

Hati Bodhisatwa selalu hadir setiap menit dan detik. Cinta kasih adalah kata yang paling jujur. Dalam kehidupan ini, agar semua orang dapat bersatu hati, harmonis, dan saling mengasihi, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus. Terima kasih.

Menghargai jalinan jodoh serta menjalani hari dengan tekun dan bersemangat
Bersatu dalam keharmonisan dan berani memikul tanggung jawab
Mewariskan ajaran Buddha dan mengembangkan kebajikan
Berdoa bagi keharmonisan dengan cinta kasih yang meliputi seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 30 November 2025
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -