Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar Melenyapkan Penderitaan Pasien

“Sebanyak 19 dokter dari departemen pengobatan tradisional Tiongkok berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Ini merupakan jumlah partisipan terbesar dari semua departemen medis. Departemen lain juga membuat saya sangat tersentuh. Contohnya departemen gastroenterology, hampir semua dokter turut berpartisipasi. Selain itu, departemen THT juga sangat bersungguh hati. Di bawah bimbingan Wakil Kepala RS Hsu, Hung-pin bisa menampilkan kasih sayang antara guru dan murid. Interaksi mereka dengan para pasien juga sangat menyentuh,” ungkap dr. Chen Qing-yuan, Kepala departemen kedokteran nuklir.

“Saya telah bekerja di RS Tzu Chi Taichung selama 10 tahun. Sebelum rumah sakit ini mulai beroperasi, saya sudah bekerja di sini. Di lahan yang tadinya ditumbuhi rumput liar, kini sudah berdiri dua gedung besar yang digunakan untuk melayani masyarakat. Dengan berdiri di sini, rumah sakit ini bisa membabarkan Dharma tanpa suara. Selama 10 tahun ini, kita bekerja keras di sini dengan sepenuh hati. Di bawah pimpinan para kepala rumah sakit kita, RS Tzu Chi Taichung mencapai prestasi yang gemilang dalam profilaksis, menyelamatkan nyawa pasien, dan memberi pelayanan medis dalam penyaluran bantuan internasional. Ini menyentuh hati seluruh warga Taichung, seluruh wilayah tengah Taiwan,   seluruh Taiwan, bahkan seluruh dunia. Ini tidak bisa ditemui di rumah sakit lain. Rumah sakit lain menanyakan di mana letak nilai Rumah Sakit Tzu Chi. Di sinilah letak nilai Rumah Sakit Tzu Chi,” kata Liao Pei-lin Pengawas departemen keperawatan.

“Pementasan adaptasi Sutra kali ini membuat saya sangat tersentuh. Dalam setiap bagian pementasan adaptasi Sutra Dua Belas Ikrar Agung Bhaisajyaguru, kita bisa melihat Bodhisatwa bermunculan. Setiap kisah mengandung rasa haru dan Dharma. Kami sungguh telah menyaksikan kebenaran, kebajikan, dan keindahan dari cinta kasih universal Tzu Chi. Terlebih, saat Kepala RS Chien sedang berikrar, kami merasakan bahwa seluruh staf rumah sakit bersatu hati. Saya yakin jika kami terus berjuang dan bekerja keras dengan sepenuh hati, maka RS Tzu Chi Taichung bukan hanya akan bersinar di wilayah tengah Taiwan dan melayani banyak orang, tetapi bisa menjangkau dunia internasional dan menjadi teladan rumah sakit berbudaya humanis yang sesungguhnya,” lanjut Liao Pei-lin.

Ceramah Master Cheng Yen

Hari itu, setelah Kepala RS berikrar, saya kembali ke ruangan saya dan berkata kepada para adik kelas saya, “Kita harus membantu Master menjaga rumah ini dengan baik. Kita bersama-sama menjaga rumah ini, ya?” Mereka lalu bersama-sama berkata, “Kami akan membantu Master menjaga rumah di Taichung dengan baik.” Master bisa merasa tenang,” pungkasnya.

Kalimat inilah yang paling menenangkan hati saya dan memperteguh tekad saya. Saya sungguh sangat bersyukur. Kita bersusah payah menempuh perjalanan selama 51 tahun  ini. Tahukah kalian betapa sulitnya perjalanan ini? Kini mendengar kalimat ini, saya sungguh sangat tersentuh. Apakah kalian memiliki tekad yang sama? (Ya) Baik. Jangan melupakan ucapan kalian. Baiklah, terima kasih.

“Di Yordania, kesempatan untuk meneteskan air mata sesungguhnya cukup banyak. Di antaranya, ada beberapa kali, saya hanya memandangi foto Master. Di gurun pasir yang gersang di mana para pengungsi hidup di tengah kondisi yang sangat sulit, yang saya lihat adalah para relawan kita yang begitu perhatian dalam pembagian barang bantuan. Setiap kali, relawan kita selalu mengeluarkan foto Master dan meletakkannya di depan lokasi pembagian barang bantuan. Meski berada di tempat yang sangat jauh, tetapi kami bisa merasakan welas asih Master,” ujar dr. Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.

Ceramah Master Cheng Yen

Tadi, kita mendengar Kepala RS Chien berkata bahwa saat membagikan bantuan di Yordania, relawan kita membawa foto saya ke sana. Terkadang, saya berkata kepada relawan kita, “Mengapa kalian membawa foto saya ke berbagai tempat yang kalian datangi?” Mereka selalu berkata, “Kalau kami pergi dengan membawa foto Master, kami akan merasa sangat tenang.” Karena itu, saya sangat bersyukur. Meski saya tidak pernah pergi ke luar negeri, tetapi semua orang di seluruh dunia adalah keluarga saya. Ini tidak dibatasi oleh perbedaan suku.

Sesungguhnya, saya sangat bersyukur kita memiliki jalinan jodoh dengan Chiou-hwa di Yordania. Sesungguhnya, kita pergi ke Yordania kali ini karena Chiou-hwa telah mengalami kesulitan dalam membagikan barang bantuan. Di gurun pasir itu, cuaca panas terasa terpanggang dan cuaca dingin terasa membeku. Saat turun hujan, kendaraan akan terjebak di dalam lumpur. Seperti inilah penderitaan para pengungsi di sana.

Kita yang berada di Taiwan sungguh harus menghargai apa yang kita miliki. Saya mengerti bahwa profesi sebagai tenaga medis sangat melelahkan. Namun, pasien jauh lebih menderita. Tugas kita adalah melenyapkan penderitaan pasien. Melihat pasienmu sembuh di bawah kontribusimu yang penuh cinta kasih, saya yakin inilah hadiah terbaik bagi kalian.

Rasa pencapaian ini tidak ditentukan oleh besarnya gaji, tetapi oleh banyaknya pasien yang terbebas dari penderitaan. Kalian mengubah penderitaan pasien menjadi kebahagiaan dan memulihkan kesehatan mereka sehingga hidup mereka menjadi berkualitas. Ini bagai menyelamatkan mereka dari alam neraka.

Ceramah Master Cheng Yen

Dalam Sutra Bhaisajyaguru, setiap ikrar agung mengulas tentang penderitaan di dunia ini, seperti kelainan bentuk wajah, rakitis, dan lain-lain. Saya yakin para dokter dan perawat yang membaca isi Sutra ini bisa memahaminya. Buddha juga disebut sebagai Tabib Agung.

“Tanah Suci Lazuardi bisa diartikan bahwa berkat adanya dokter dan perawat alam neraka yang gelap juga bisa berubah menjadi surga yang indah”.

Kita bisa menciptakan Tanah Suci yang damai dan murni di rumah sakit kita. Kita harus percaya diri. Di Tzu Chi, kita memiliki semangat budaya humanis. Setiap orang dengan penuh sukacita memperingati ulang tahun RS Tzu Chi Taichung yang ke-10. Rumah Sakit Tzu Chi adalah rumah kita. Kita semua menganggap RS Tzu Chi sebagai rumah kita dan tempat untuk menjalankan misi. Profesi kalian adalah dokter dan perawat. Tujuan tenaga medis adalah mengobati pasien, bukan menghasilkan uang.

Tzu Chi mendirikan rumah sakit juga bukan demi mengejar keuntungan. Saya tidak pernah bertanya pada kepala RS kita, “Apakah tahun ini RS mendapat keuntungan?” Apakah saya pernah bertanya? Tidak pernah. Setiap kali, saya selalu berkata bahwa kualitas pelayananlah yang terpenting. Yang paling saya inginkan adalah semua orang bersatu hati dan saling membantu. Jadi, kita harus bekerja sama dengan harmonis.

Saat RS Tzu Chi Taipei akan mulai beroperasi, saya memberi mereka beberapa kata, yakni rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih. Kita harus saling bersyukur dan menghormati serta menuju satu arah yang sama, yakni cinta kasih. Kini Kepala RS Chao juga sering mengucapkan kata-kata ini. Dalam berinteraksi dengan para dokter, beliau juga penuh rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih.

Semua tenaga medis saling bersyukur dan menghormati serta memiliki tujuan yang sama, yaitu cinta kasih. Ini adalah hal yang sangat sederhana, tetapi menyatukan hati orang-oran tidaklah mudah. Di rumah sakit kita, boleh dikatakan bahwa menjadi dokter atau perawat adalah tekad kalian, sedangkan tekad saya adalah mendalami ajaran Buddha.

Kini Tzu Chi telah memasuki usia ke-51 tahun. Saya ingin kalian semua tahu bahwa kita membentangka jalan cinta kasih universal ke seluruh dunia dan mempertahankan jalinan kasih saying untuk selamanya. Saya ingin kalian semua tahu bahwa Tzu Chi telah berdiri selama setengah abad. Kita telah menjangkau banyak Negara untuk memberikan bantuan internasional, baik berupa materi maupun tenaga. Inilah yang dilakukan Tzu Chi. Jadi, Tzu Chi bukan hanya fokus pada misi kesehatan, tetapi sungguh-sungguh menjalankan empat misi. Kita juga menjalankan misi amal dan misi-misi lainnya.

Cinta kasih kita sungguh sangat tulus. Saya sungguh sangat bersyukur. Kepala RS, para dokter, dan para relawan, kita harus menjaga rumah sakit dan kualitas pelayanan kita. Sebagai dokter, kalian harus berusaha semampu kalian untuk menyelamatkan nyawa pasien dan memberikan pelayanan yang berkualitas. Inilah yang terpenting.

Salah satu semangat budaya humanis kita adalah bersatu hati. Rumah sakit adalah rumah kita. Kita harus merawat rumah ini dengan baik. Perjalanan kita selama lebih dari 50 tahun ini sungguh tidak mudah dan penuh perjuangan. Meski demikian, saya selamanya tidak akan mengeluh dan akan senantiasa bersyukur.

Pembagian bantuan di Yordania menghadapi berbagai kesulitan

Berikrar melenyapkan penderitaan pasien

Membina rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih universal

Mempertahankan jalinan kasih saying untuk selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Januari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Januari 2017
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -