Ceramah Master Cheng Yen: Berikrar untuk Menyelamatkan Kehidupan

“Saya Rejean, penderita skoliosis dari Pulau Bohol, Filipina. Setelah satu tahun berlalu dari tahun lalu hingga saat ini, sekarang saya kembali berdiri di sini. Sekarang saya sudah sembuh. Saya merasa seperti orang normal pada umumnya. Sekarang saya adalah mahasiswi jurusan pekerjaan sosial yang menerima beasiswa dari Tzu Chi karena saya berharap bisa membantu lebih banyak orang,” ujar Rejean, kasus medis Filipina.

“Akhir-akhir ini saya sering pergi melakukan kunjungan kasih dan memberi semangat kepada orang yang menderita penyakit. Contohnya Trisha, saya mendorongnya untuk tegar. Jika saya bisa melewatinya, berarti dia juga bisa. Yang bisa saya lakukan untuk Tzu Chi adalah mendukung Tzu Chi, terutama dalam pelestarian lingkungan. Sekarang saya juga sudah bervegetaris. Semua ini adalah berkat Tzu Chi,” lanjut Rejean.

“Terakhir, saya ingin mengingatkan semua orang bahwa selalu ada kesempatan di dunia ini. Sekarang saya adalah relawan Tzu Chi. Terima kasih, Kakek Guru, Tzu Chi, dan tim medis,” pungkas Rejean.


Kita mulai menjalin jodoh dengan kedua gadis remaja yang tadi naik ke panggung itu sejak gempa di Pulau Bohol pada tahun 2013. Di Pulau Bohol, komisaris kehormatan Tzu Chi, Bapak Xu, menemukan kondisinya dan membawanya kembali ke sini untuk menjalani perawatan. Kita bisa melihat bahwa setelah sembuh, dia kembali ke Filipina dan kuliah di sana. Dia tak hanya menjalani kehidupan seperti orang normal, tetapi juga mengambil jurusan ilmu pekerjaan sosial dan terjun ke tengah masyarakat untuk membantu orang.

Beberapa hari yang lalu, ketika saya tiba di Taipei, gadis yang lain juga datang menemui saya. Di Aula Jing Si Xindian, dia memberi tahu saya bahwa dia sudah mengurus administrasi rawat inap. Beberapa hari kemudian, dia menjalani operasi. Setelah saya kembali dari Taichung dan melihatnya lagi sekarang, dia sudah bertambah tinggi 10 cm. Ilmu kedokteran sungguh menakjubkan.

Kita juga bisa melihat Ibu Yang. Kondisinya sangat mendesak. Tim medis berupaya menyelamatkannya dengan menggenggam setiap waktu. Tim medis bertindak cepat untuk menyelamatkan nyawanya. Setiap kali melihat para dokter dengan sepenuh hati dan tenaga menyelamatkan nyawa orang, saya dipenuhi rasa syukur dan rasa terima kasih yang tanpa batas. Saya juga sangat berterima kasih dan tersentuh oleh TIMA.

Mereka secara berkala membersihkan rongga mulut pasien vegetatif persisten di Genesis Social Welfare Foundation. Sekarang, bau tidak sedap di rongga mulut pasien sudah berkurang. Petugas penjaga di sana sangat  berterima kasih atas bantuan TIMA.

Selain itu, banyak orang yang tinggal di pegunungan tak bisa turun gunung untuk menerima perawatan medis. Jadi, insan Tzu Chi sering naik ke gunung untuk mengunjungi mereka. Anggota TIMA lebih sering lagi naik ke gunung untuk merawat dan mendampingi mereka. TIMA memberi perawatan dan pendampingan dalam jangka panjang. Contohnya, ada sebuah keluarga yang keempat anaknya merupakan penyandang disabilitas berat.

Sekelompok anak itu sekarang sudah berusia 30-40 tahun. Ibu mereka sudah berusia 70 tahun, sedangkan ayah mereka sudah meninggal. Insan Tzu Chi dan para dokter terus merawat mereka, juga terus membimbing mereka untuk memanggil Ibu. Ibu mereka berkata, "Saya memiliki 4 orang anak, tetapi tak ada satu pun yang bisa memanggil Ibu."


Hari itu, salah satu anaknya memanggilnya Ibu. Sang ibu sangat gembira dan berkata, "Selama puluhan tahun menjaga mereka, saya terus menunggu mereka bisa memanggil saya Ibu. Sekarang saya sudah merasa sangat puas."

Inilah yang saya dengar dari dokter TIMA di Aula Jing Si Xindian. Saya mendengar Bodhisatwa TIMA berbagi tentang bagaimana mereka mengadakan pengobatan gratis di pegunungan dan desa-desa. Mereka berbagi banyak kisah yang menyentuh tentang interaksi dokter dan pasien. Meski tak ada hubungan darah, tetapi mereka memiliki cinta kasih dan welas asih dengan semangat senasib dan sepenanggungan.

Buddha mengajarkan kepada kita untuk memahami prinsip kebenaran. Tidak ada orang yang memberi kita penderitaan. Penderitaan adalah buah dari karma yang kita ciptakan sendiri. Kita harus memahami prinsip kebenaran dengan jelas dan menerima dengan sukarela karma yang kita ciptakan di masa lalu. Jadi, kita harus bertobat.

Berhubung sudah tahu harus bertobat, maka dalam kehidupan ini kita harus mulai lebih banyak menjalin jodoh baik dan menciptakan karma baik. Dengan begitu, dengan sendirinya kita bisa menerima kehidupan ini dengan sukarela dan di masa mendatang juga akan mendapat jalinan jodoh baik.

Setelah melihat laporan medis selama setahun, saya sangat bersyukur. Kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Melihat pasien bisa pulih kembali, saya sungguh sangat gembira.

“Master yang terhormat dan terkasih, seluruh staf medis RS Tzu Chi Taipei selamanya tak akan melupakan bagaimana Master bekerja keras dalam membimbing insan Tzu Chi untuk mendirikan rumah sakit. Kami akan melindungi setiap kehidupan dengan segenap jiwa dan raga. Kami akan membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan dalam diri kami serta bersumbangsih dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin,” kata Zhao You-cheng, kepala RS Tzu Chi Taipei.

“Di saat yang sama, kami juga akan menginspirasi lebih banyak orang yang berhati bajik di dunia agar memiliki tekad yang sama dan bergabung dengan keluarga besar Tzu Chi sehingga dapat memperkuat tim kita dalam mengemban lebih banyak tanggung jawab dan menghadapi tantangan. Ini adalah ikrar yang tulus dari saya dan seluruh staf RS Tzu Chi Taipei,” pungkas Zhao You-cheng.

Saya sangat bersyukur dan juga tersentuh. Saya percaya pada ikrar kalian dengan sepenuh hati karena semua pasien sangat membutuhkan ketulusan dan cinta kasih dari tim medis. Ini adalah janji kita untuk menyelamatkan nyawa orang. Dokter dan Bodhisattva sekalian, hari ini ada begitu banyak orang di sini, saya berharap kalian semua dapat menjadi orang yang dapat diandalkan untuk mewariskan misi kesehatan Tzu Chi.


Saya berharap dokter, perawat, dan seluruh staf medis bisa menjadi penyelamat bagi orang lain. Mereka yang menderita penyakit dapat mengandalkan perawatan kalian yang penuh cinta kasih. Inilah harapan terbesar saya.

Tahun baru hampir tiba. Kali ini saya datang untuk mendoakan kalian semua. Semoga semua orang membangun ikrar dan tekad. Semoga semuanya berjalan sesuai harapan di tahun baru mendatang. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Pasien mengandalkan kalian. Terima kasih. Saya mendoakan kalian.

 

Melindungi semua makhluk dengan cinta kasih dan welas asih

Misi kesehatan mewariskan cinta kasih dan ketulusan

Berjanji untuk menyelamatkan kehidupan

Dokter tak hanya mengobati penyakit pasien, tetapi juga batin pasien

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Desember 2018

Editor: Stefanny Doddy

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -