Ceramah Master Cheng Yen: Berpegang Teguh pada Tekad untuk Menyucikan Dunia


Buddha berceramah untuk membabarkan Dharma. Inilah yang disebut berceramah. Seseorang dapat mengumpulkan banyak orang dan membabarkan Dharma kepada mereka. Inilah yang disebut berpidato. Ketika seseorang berdiri di atas panggung dan menyampaikan pidato yang dipahami semua orang, orang-orang akan merasa gembira. Mereka bersedia menerima ajaran, membangun ikrar, dan mempraktikkannya lewat tindakan. Inilah cara untuk menyebarkan ajaran Buddha. Demikianlah hendaknya kita menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.

Bodhisatwa sekalian, dalam puluhan tahun terakhir, kalian telah berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Kalian telah menunjukkannya lewat perbuatan kalian. Kita melihat keindahan, ketulusan, dan cinta kasih dalam ajaran Buddha. Intinya, inilah cinta kasih agung. Dengan cinta kasih agung, kalian bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu bersyukur. Inilah yang disebut cinta kasih agung.

Bodhisatwa sekalian, inilah yang selalu dilakukan oleh para insan Tzu Chi. Semua orang berhimpun untuk melakukan hal yang sama. Saya benar-benar sangat bersyukur. Saya berharap kalian tidak hanya bersungguh-sungguh dalam pementasan adaptasi Sutra. Yang paling penting ialah berdoa untuk kedamaian dunia dengan penuh ketulusan hati. Saya bekerja keras untuk menyucikan hati manusia. Lihatlah, saya telah melakukan hal ini selama puluhan tahun. Waktu tidak menunggu siapa pun. Saya ingin melakukan hal ini selamanya dan meneruskan jalinan jodoh ini, tetapi ini semua di luar kendali saya. Meski demikian, setidaknya jiwa kebijaksanaan saya telah diteruskan.

Kalian bisa mendengarkan ceramah saya berkat jalinan jodoh di antara kita. Kalian harus mewariskan semangat untuk menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Semangat ini berasal dari zaman Buddha, yaitu semangat untuk membimbing semua makhluk. Hingga kini, lebih dari 2.500 tahun telah berlalu. Saya pasti telah menjalin jodoh baik dengan kalian selama berbagai kehidupan sehingga kita bisa memiliki hati dan tekad yang sama serta kalian dapat mengikuti langkah saya ke dunia ini. Di kehidupan ini, kita kembali berhimpun bersama. Ketika mendengar ceramah saya, kalian sangat sukacita dan berikrar kepada saya, "Saya bersedia."


Lihatlah di balik keberhasilan pementasan ini, ada kerja keras banyak orang. Anggota Tzu Cheng kita telah melakukannya dengan baik. Saya melihat banyak anggota Tzu Cheng kita yang telah lanjut usia. Meski demikian, mereka telah berikrar bersama saya untuk tidak menyerah pada usia. Kita tidak boleh menyerah pada usia. Mari kita menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Kita tidak tua karena jiwa kebijaksanaan kita awet muda.

Usia tua adalah bagian dari hukum alam, tetapi kita harus memiliki keyakinan di dalam hati,” kata Ji Jing-yang relawan Tzu Chi berusia 85 tahun.

“Ini merupakan jalinan jodoh yang baik. Kita hendaknya menggenggam kesempatan ini untuk berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Orang yang lanjut usia seperti kita mungkin tidak bisa mengingat gerakan dengan jelas. Jika orang lain hanya perlu melihat sekali atau dua kali, kita mungkin perlu melihat tiga atau empat kali. Kita harus bekerja keras dan menyemangati diri sendiri,” kata Yang A-xia relawan Tzu Chi berusia 81 tahun.

“Kalian lihatlah ibu saya, beliau telah berusia 80-an tahun, tetapi pikirannya masih sangat tajam,” kata Su Mei-ling relawan Tzu Chi

“Saya selalu melakukan joging untuk meningkatkan kekuatan kaki dan stamina saya. Saya merasa bahwa ini adalah sebuah misi. Dengan adanya misi, saya merasa bahwa jiwa raga saya penuh energi,” kata Lin Zhi-hui relawan Tzu Chi berusia 84 tahun.


Kehidupan tidaklah kekal. Bumi juga tidak kekal dan mengalami 4 fase perubahan. Tubuh kita mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati, sedangkan bumi mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Pikiran kita juga mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Sekarang, para insan Tzu Chi selalu membangkitkan niat untuk berbuat kebajikan dan menciptakan berkah. Kita berbuat kebajikan dan menciptakan berkah. Jadi, seluruh pikiran dan perbuatan kita selalu terhubung dengan kebajikan dan berkah. Inilah yang disebut kebijaksanaan. Dengan memiliki kebijaksanaan yang teguh dan arah tujuan yang benar, para relawan dapat berbuat kebaikan dan menciptakan berkah. Jadi, saya sangat terharu.

Dalam puluhan tahun terakhir, Tzu Chi dapat menyebarkan semangat Buddha pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu hingga sekarang. Ikrar kalian menampilkan keindahan dari ketulusan hati. Ketika kalian menyerukan "saya bersedia", ini tidak hanya dilakukan dengan suara, tetapi juga dengan hati yang tulus. Ikrar ini merupakan sebutir benih dan benih ini akan terbawa dari kehidupan ke kehidupan. Benih ini bukan baru terbentuk sekarang, melainkan telah terakumulasi sejak lama. Hanya dengan berpegang teguh pada ikrar, barulah kita bisa memiliki benih yang begitu matang dan padat.

Bodhisatwa sekalian, kita benar-benar perlu terjun ke tengah masyarakat untuk menyucikan hati manusia. Sekarang, bencana yang terjadi akan makin banyak akibat karma buruk kolektif semua makhluk. Makin besar populasi manusia, karma buruk yang tercipta juga makin besar. Sebagai Bodhisatwa, inilah saatnya bagi kita untuk mulai membimbing orang-orang dan menyucikan hati mereka agar Bumi kita dapat terlindungi dan bertahan lebih lama. Inilah cara kita melindungi Bumi.


Dalam Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi, kita melakukan pelestarian lingkungan untuk melindungi Bumi. Kita berbagi tentang misi Tzu Chi di Konferensi PBB. Bodhisatwa sekalian, kita dapat melihat bahwa kita berada di panggung dunia. Apa yang kita lakukan dapat mengedukasi orang-orang. Hal-hal yang telah dilakukan oleh para insan Tzu Chi dan bagaimana kita bersumbangsih bagi dunia telah menjadi perhatian banyak orang. Jadi, saya sangat bersyukur.

Melihat para insan Tzu Chi dari dahulu hingga sekarang, saya merasa sangat sukacita dan bersyukur. Namun, usia saya makin bertambah. Demikian pula para relawan senior Tzu Chi. Meski mereka lebih muda dari saya, tetapi seiring berlalunya waktu, mereka juga akan mencapai usia yang sama seperti saya. Jadi, kita harus menggenggam waktu dengan baik. Terlebih, kehidupan tidaklah kekal dan usia kehidupan kita sangat singkat. Genggamlah waktu dengan baik untuk bersumbangsih dan kita akan memperoleh berkah. Jadi, kita harus mengakumulasi berkah, terutama anak-anak muda.

Makin dini mereka bergabung dengan Tzu Chi, makin banyak pula mereka mempelajari tentang bagaimana relawan Tzu Chi menangani urusan duniawi. Ketika mereka terjun ke tengah masyarakat kelak, mereka akan tahu bagaimana cara bersikap dan melakukan segala hal. Anak-anak muda adalah generasi penerus kita. Apa yang mereka lakukan akan memengaruhi masa depan. Untuk itu, kalian harus menyemangati anak-anak muda dan mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi. 

Berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra dan memahami prinsip kebenaran
Menyebarluaskan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Mewariskan jiwa kebijaksanaan dan mempertahankan tekad
Berpegang teguh pada tekad untuk menyucikan dunia   

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 November 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 30 November 2023
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -