Ceramah Master Cheng Yen: Bersatu Hati Menyucikan Hati Manusia

Dalam Acara ramah tamah relawan daur ulang wilayah utara Taiwan, Master Cheng Yen berjumpa dengan para relawan daur ulang di Kompleks Tzu Chi Guandu, pada tanggal 14 November 2015. Dalam perjumpaan tersebut, Master Cheng Yen berinteraksi dengan para relawan daur ulang di sana. 

“Tahun ini saya berusia 86 tahun. Saya merasa sangat beruntung bisa bertemu Master hari ini. Saya sangat bersyukur,” ujar Hou Huang Su-li, relawan daur ulang. “Apakah kondisi kesehatanmu sudah membaik?”tanya Master Cheng Yen. “Sudah lebih baik,” jawabnya.

“Saya sangat berterima kasih kepada dokter-dokter di RS Tzu Chi,” ujar Hou Huang Su-li. “Dokter yang mengobatimu sudah menceritakan kondisimu kepada saya,” ucap Master cheng Yen. “Saya sangat berterima kasih kepada dua dokter itu. Entah bagaimana berterima kasih kepada mereka,” tutur Hou Huang Su-li .

Setelah itu adara relawan daur ulang lainnya yang menhampiri master. “Pada hari Selasa,saya memasak untuk semua orang,” terang Lin Wang Yue-e. “Apakah kamu bersedia memasak untuk saya?” tanya Master Cheng Yen. “Tentu saja saya bersedia, terima kasih. Saya dapat bertemu Master hari ini karena mengikuti kegiatan bedah buku,” ujar Lin Wang Yue-e, relawan daur ulang lainnya.  “Kalian juga mengikuti kegiatan bedah buku?” tanya Master cheng Yen. “Ya,” jawabnya. “Kalian lebih tekun daripada saya,” ujar Master Cheng Yen sambil mengacungkan kedua ibu jari tangannya.

Dalam sharing ada juga seorang relawan lansia maju ke depan panggung. “Berilah salam kepada Master,” ajak relawan. “Baik. Master. Bagaimana cara menyampaikannya? Master, semoga Master sehat selalu dan panjang umur,” ujar Wang Gen-zhi, relawan daur ulang yang telah berusia 89 tahun seraya tersenyum malu.

Saya melihat banyak Bodhisatwa lansia yang masih sangat sehat. Selain sangat sehat, mereka juga melindungi bumi dengan sekuat tenaga. Kita bukan hanya membangkitkan cinta kasih untuk menolong sesama, tetapi juga melindungi bumi dan menjaga kebersihan udara agar anak cucu kita dapat hidup di bumi yang kaya sumber daya alam, terbebas dari bencana, dan hidup bahagia.Kita masih memiliki kehidupan berikutnya. Pada kehidupan-kehidupan berikutnya, kita mungkin dapat kembali ke bumi ini dan menikmati kekayaan sumber daya alam. 

Kita dapat memperoleh bahan pangan yang dapat mengenyangkan, pakaian yang dapat menghangatkan, dan semua materi yang kita butuhkan. Jadi, mulai sekarang, kita harus merawat bumi kita dengan baik.

Saya juga mendengar para Bodhisatwa  lansia mengikuti kegiatan bedah buku. Ini dapat mengakumulasi pengetahuan kita untuk kehidupan berikutnya. Tidak masalah jika di kehidupan ini kita tidak menerima banyak pendidikan. Kita dapat mulai belajar dari sekarang untuk mengakumulasi pengetahuan bagi kehidupan berikutnya.

Contohnya seorang anak laki-laki pada usia tujuh atau delapan tahun, dia kembali ke Taiwan dan mulai mendengar ceramah saya. Dia bisa menyerap ajaran saya dan memahami banyak hal. Karena itu, dia diminta untuk maju ke depan dan berbagi kesan dengan kalian semua. Ini untuk membuktikan kepada kalian bahwa pengetahuan bisa terakumulasi dari kehidupan lampau. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati, mendengar lebih banyak Dharma, dan menyerap lebih banyak pengetahuan.

Melakukan daur ulang memang sangat baik karena dapat membawa manfaat bagi bumi, kesehatan, dan anak cucu kita. Namun, jika kita bisa mendengar lebih banyak Dharma dan mengikuti kegiatan bedah buku, maka manfaat yang kita peroleh akan semakin banyak. Pagi tadi, seorang relawan kita berkata kepada saya bahwa dia sudah mengenal Tzu Chi sejak 30 tahun yang lalu. Berhubung merasa rendah diri, maka selama beberapa waktu, dia tidak berani mendekati Tzu Chi. Hingga tahun lalu atau dua tahun yang lalu, saat dia datang untuk menemui saya, dia berkata, “Saya sangat ingin bergabung, tetapi kondisi saya seperti ini.” Master Cheng Yen berkata, “Tidak apa-apa. Kamu juga bisa bergabung. Jika kamu sungguh ingin mengenakan pakaian seragam seperti relawan lainnya, itu tidaklah sulit, cukup ikuti langkah-langkahnya saja.”

“Master berkata bahwa cukup ikuti langkah-langkahnya saja. Namun, saya tidak mengerti perkataan Master. Karena itu, saya bertanya kepada Kakak Luo. Kakak Luo berkata, Jika ingin menjadi relawan Tzu Chi, harus melakukan daur ulang, menggalang donasi, mengikuti pelatihan relawan, dan terjun ke komunitas,” ujar Qiu Ying-ge relawan daur ulang berusia 74 tahun.

Mengapa dia harus mengikuti langkah-langkah itu? Mengenakan pakaian seragam Tzu Chi bukan berarti harus menyumbangkan satu juta dolar NT. Bukan demikian. Untuk menjadi relawan, kita harus mengikuti pelatihan.Mengapa saya meminta para relawan menggalang donasi? Karena saya ingin membuka pintu hati dan melenyapkan rasa rendah diri mereka. Mereka harus berjalan keluar dan menjalin jodoh baik dengan sesama.

Saat pertama kali memperkenalkan Tzu Chi, kita mungkin tidak begitu terampil. Untuk kedua kalinya, kita mungkin lebih terampil. Untuk ketiga kalinya, kita mungkin bisa menjelaskan dengan lancar tentang semangat Tzu Chi. Demi melenyapkan rasa rendah dirinya, saya memintanya untuk menggalang donasi seperti relawan lain. Saya berharap setiap orang dapat menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik sendiri.

Kita harus menjalin jodoh baik dengan sesama. Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus menjalin jodoh baik dan menggalang hati terlebih dahulu. Menggalang hati bisa dilakukan dengan berbagi kisah kebajikan dengan sesama. Setelah mendengarnya, orang-orang akan berpikir, “Jika berbuat baik, saya akan merasa bahagia.” Dengan demikian, orang-orang akan membangkitkan niat baik. Apakah mereka akan membangkitkan niat buruk? “Tidak akan,” ujar para relawan. “Benar,” ucap Master Cheng Yen.

Jika kita membangkitkan niat baik, Jika kita membangkitkan niat baik,maka niat buruk tidak akan timbul. Saat niat baik terbangkitkan, maka niat buruk akan lenyap. Setelah merasakan sukacita saat berbuat baik,secara alami, mereka akan semakin tertarik untuk berbuat baik dan perlahan-lahan memahami bahwa mereka tidak boleh berbuat jahat dan menciptakan penderitaan bagi orang lain. Ini baru orang yang benar-benar melatih diri.

Sesungguhnya, inilah tujuan saya meminta insan Tzu Chi terjun ke masyarakat untuk menggalang donasi. Ini bukan demi menggalang donasi,melainkan demi menggalang hati. Karena itulah, saya sering berkata bahwa tetes demi tetes air dapat membentuk sungai dan butir demi butir beras dapat diakumulasi menjadi beras yang banyak dalam guci besar yang dapat membawa manfaat bagi banyak orang. 

Kita juga mendengar bahwa perang saudara di negara tetangga Yordania, Suriah, di negara tetangga Yordania, yakni Suriah, telah menimbulkan banyak pengungsi. Mendengar hal ini, saya merasa sangat sedih. Tadi, Relawan Chen yang berasal dari Yordania berbagi tentang berapa banyak pengungsi yang telah mereka bantu di Yordania. Ini untuk membuat kita tahu bahwa kita yang berada di Taiwan sungguh penuh berkah. Di Taiwan,kita didampingi oleh banyak Bodhisatwa . Inilah yang disebut “orang-orang dengan kebajikan unggul berkumpul bersama di satu tempat”. Jika kalian mempelajari Sutra Amitabha, kalian pasti tahu bahwa ini berarti kita berkumpul bersama banyak orang yang memiliki hati yang bajik.

Jadi, orang-orang yang baik berarti orang-orang yang penuh cinta kasih. Semua relawan yang berada di aula saat ini, baik yang duduk di dalam maupun di luar, semuanya memiliki hati yang bajik dan penuh cinta kasih.Lihatlah, begitu banyak orang yang penuh cinta kasih yang tinggal di Taiwan. 

Taiwan memiliki cinta kasih yang berlimpah. Jadi, kita bisa menyebarkan cinta kasih kita ke Yordania. Bodhisatwa  sekalian, bagaimana cara membangkitkan kebajikan di dalam hati setiap orang? Dengan menumbuhkan lebih banyak cinta kasih. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa kita harus sungguh-sungguh berbuat baik dan menjaga kelestarian lingkungan.

Sesungguhnya,setiap orang dapat membangkitkan tekad untuk menjadi anggota komite atau Tzu Cheng. Tahun lalu, saya melantik seorang anggota Tzu Cheng di Taoyuan yang telah berusia 90 tahun. Jadi, jangan menyerah pada usia. Jika kalian sudah lanjut usia, maka saya juga sudah lanjut usia. Saya terus berkata kepada setiap orang untuk tidak menyerah pada usia dan selalu menjaga kesehatan. Saat masih sehat, kita harus bersumbangsih. Janganlah kita menyia-nyiakan hidup kita. Bersumbangsih setiap hari berarti menciptakan berkah setiap hari.

Mengasihi dan melindungi bumi serta mempelajari ajaran benar

Terjun ke tengah masyarakat untuk membangkitkan kebajikan orang-orang

Melenyapkan bencana dan menjalin jodoh baik

Memanfaatkan kehidupan untuk menjalankan keyakinan dan ikrar

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 18 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 November 2015

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -