Ceramah Master Cheng Yen: Bersikap dan Bertutur Kata Lembut

Bodhisatwa sekalian, saya berharap dengan memasuki silsilah Dharma Jing Si, kalian dapat menyerap Dharma ke dalam hati; dengan memasuki mazhab Tzu Chi, kalian dapat terjun ke tengah masyarakat.

Dengan Dharma di dalam hati, kalian akan dipenuhi sukacita Dharma. Dengan terjun ke tengah masyarakat, kalian akan bahagia dan damai.

Namun, saya ingin memberi tahu kalian bahwa setiap kali berbicara, kita harus sangat waspada. Saya sering berkata bahwa kita harus bertutur kata baik. Kita juga harus bertutur kata baik untuk membimbing orang lain. Jika tidak bisa bertutur kata baik, bagaimana kita membimbing orang?

Yang pertama dari Empat Metode Pendekatan ialah berdana. Berdana bukan hanya dengan uang, tetapi juga dengan sikap dan tutur kata. Sikap dan tutur kata yang baik dapat membuat orang lain dipenuhi sukacita saat melihat kita. Tutur kata, sikap, dan penampilan kita akan meninggalkan kesan bagi orang lain. Melihat kita begitu ramah, secara alami mereka akan bersedia bergabung dengan kita. Dengan demikian, kita telah membimbing orang. Ini yang disebut berdana dengan Dharma.

Dalam interaksi antarmanusia, kita harus berdana dengan cinta kasih dan bergandengan tangan. Saya menggandeng tanganmu dan dia menggandeng tangan saya. Ada banyak tangan yang bergandengan. Kita harus bergandengan tangan dengan erat. Jika kita melepaskan tangan seseorang maka bukan hanya hubungan dengan orang tersebut yang terputus, hubungan dengan orang-orang di belakangnya juga mungkin terputus.

 

Kita tidak boleh menggoyahkan tekad pelatihan orang lain. Saya berharap kalian bisa merekrut Bodhisatwa dunia. Saat kita mengadakan kegiatan, tugas bisa dijalankan dengan mudah karena ada banyak orang.

Saya melihat di berbagai tempat, diadakan acara doa bersama dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah. Saya juga melihat para relawan kita terjun ke jalan untuk melakukan sosialisasi dan mengadakan acara doa bersama di komunitas. Meski turun hujan, acara tetap diadakan. Sungguh, kita melihat kekhidmatan yang tidak bisa digoyahkan oleh cuaca.

Jadi, sesungguhnya apa yang membuat tekad pelatihan kita goyah?

Apa yang membuat kita menggoyahkan tekad pelatihan orang lain?

Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Saat berkumpul mengikuti kegiatan, insan Tzu Chi hendaknya saling bersyukur. Tanpa dukungan orang lain, bagaimana kita bisa mengadakan persamuhan Dharma yang penuh jalinan jodoh istimewa?

Saya berharap semua orang mengingat bahwa Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Kita telah menapaki jalan yang dibentangkan sesuai Sutra. Setiap Sutra mengajari kita bagaimana melangkah. Inilah Dharma.

Saya sering berkata pada semua orang untuk menyerap Dharma ke dalam hati, mempraktikkan Dharma dalam keseharian, dan membina konsentrasi. Jika kita bersungguh hati, kita bisa menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya dalam keseharian.

 

Tadi, saya berkata bahwa kita harus menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari dan menyatukan hati Buddha dengan hati kita. Kita meneladani Buddha dengan harapan mencapai Kebuddhaan. Demikianlah yang Buddha katakan pada kita. Buddha bukan berkata, “Kalian adalah ciptaan-Ku.” Bukan demikian.

Buddha memberi tahu kita bahwa setiap orang memiliki hakikat Kebuddhaan dan kebijaksanaan yang setara dengan Buddha. Hanya saja, kita diselimuti kegelapan batin sehingga tidak bisa memahami banyak prinsip kebenaran tentang manusia, hal, materi, dan hukum alam. Kita mudah tersesat.

Di alam semesta ini terdapat hukum alam. Dalam hubungan antarmanusia juga terdapat nilai-nilai moral. Namun, makhluk awam bukan hanya melanggar hukum alam, tetapi juga melanggar nilai moral.

Kini kita bisa melihat kondisi banyak keluarga. Pendidikan masyarakat, nilai-nilai kekeluargaan, hubungan antara orang tua dan anak, dan sebagainya, semuanya sudah berbeda dari dahulu. Inilah yang saya khawatirkan. Jika manusia melanggar nilai moral dan tidak memahami hukum alam, maka empat unsur alam akan tidak selaras.

Kita harus sangat bersyukur ada orang yang berusaha untuk melenyapkan takhayul dan membimbing orang-orang menuju keyakinan benar. Kita terus mengimbau orang-orang untuk mengurangi pembunuhan hewan. Bulan Tujuh Imlek adalah bulan penuh berkah.

Bayangkanlah, jika satu keluarga bersembahyang dengan tiga jenis daging, berarti tiga nyawa terenggut. Jika kita dapat menginspirasi lebih banyak keluarga untuk tidak bersembahyang seperti itu, kita dapat menyelamatkan banyak kehidupan.


Sesungguhnya, saya ingin memberi tahu kalian bahwa kita harus menggunakan kekuatan cinta kasih untuk melenyapkan takhayul. Jika kita bisa melenyapkan takhayul maka masyarakat akan harmonis.

Untuk menjalankan misi Demi Ajaran Buddha, Demi Semua Makhluk, saya harus membimbing orang-orang untuk memahami ajaran benar. Setelah memasuki Mazhab Tzu Chi, kita harus terjun ke tengah masyarakat agar lebih memahami kondisi masyarakat. Dengan demikian, merekrut Bodhisatwa di tengah masyarakat akan lebih mudah.

Bodhisatwa sekalian, menginspirasi relawan baru membutuhkan kerja keras. Karena itu, terhadap saudara se-Dharma, kita harus saling bersyukur dan menghormati serta memberikan bimbingan. Jika kalian bisa merekrut Bodhisatwa dunia dan membimbing mereka dengan baik, saya akan dipenuhi sukacita dan rasa syukur.

Tidak mudah terlahir sebagai manusia dan mengenal Dharma, apalagi menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita hendaknya menghargai kehidupan ini dan jalinan jodoh di antara kita. Kita hendaknya saling bersyukur karena kalian semua merupakan murid saya yang baik. Saya menjalankan misi demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.

Bodhisatwa sekalian, tanpa kalian yang mengulurkan tangan dan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati dan tenaga untuk bersumbangsih bagi masyarakat, saya tidak akan bisa membawa manfaat bagi masyarakat. Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Berkat adanya kamu, dia, dan begitu banyak orang yang bersumbangsih, baru ada Mazhab Tzu Chi. Ajaran Jing Si ada berkat adanya Mazhab Tzu Chi. Karena itu, kita harus semakin mementingkan pewarisan ajaran Jing Si. Jadi, saya bersyukur pada kalian semua.

Di Jalan Tzu Chi tidak boleh kurang seorang pun dari kalian. Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat bersatu hati. Saya meneladani hati Buddha, kalian pun demikian. Kita harus menyatukan hati kita dengan hati Buddha.

Memahami ajaran Buddha dan membina kebijaksanaan
Bersikap dan bertutur kata lembut serta menghargai jalinan jodoh Dharma
Berbagi keyakinan benar untuk melindungi kehidupan
Memiliki tekad pelatihan yang teguh dan tidak tergoyahkan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 Agustus 2019

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -