Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih bagi Dunia Tanpa Penyesalan

Lewat siaran berita, kita bisa melihat bahwa beberapa hari ini, di wilayah barat dan tengah Taiwan terjadi banyak bencana akibat guyuran hujan deras. Menurut prakiraan Biro Cuaca Pusat, hujan akan bergerak ke selatan. Semoga saat bergerak ke selatan, curah hujannya dapat menurun. Untuk itu, semua orang harus mawas diri dan tulus.

Kita harus membina ketulusan dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa waspada. Jangan merasa sombong dan meremehkan hujan deras dan banjir seperti ini. Kita harus rendah hati dan mengecilkan ego. Kita hendaknya menghormati dan mengasihi alam, bukan merasa tidak takut. Curah hujan yang tinggi kali ini bukan didatangkan oleh topan. Permulaan musim hujan Asia Timur saja sudah mendatangkan curah hujan tinggi. Kita bisa melihat kegiatan belajar di banyak sekolah dihentikan.

 

Di Kabupaten Nantou, kegiatan belajar di enam atau tujuh sekolah telah dihentikan. Mengapa? Karena akses jalan terputus dan terjadi tanah longsor. Anak-anak di wilayah pegunungan tidak bisa berangkat ke sekolah. Jadi, bahkan sekolah pun telah terkena dampak bencana. Kita sungguh harus mawas diri dan tulus. Bencana ini membawa dampak bagi semua orang.

Beberapa hari ini, kita bisa melihat bahwa cuaca di AS sangat tidak bersahabat. Saat ini, di sana seharusnya sudah hampir memasuki musim panas, tetapi masih turun salju dan hujan es. Ini adalah kondisi cuaca yang tidak biasa. Selain itu, banjir juga terus terjadi. Melihat perubahan iklim yang ekstrem, setiap orang hendaknya membangkitkan rasa hormat dan segan terhadap kekuatan alam.

Dahulu saya sering berkata bahwa kita harus menghormati langit, mengasihi bumi, dan menciptakan berkah. Sebagai umat manusia, kita harus menggenggam kesempatan dan menjaga batin kita agar tetap berada di arah yang benar. Kita harus menghormati yang harus dihormati dan bersumbangsih dengan cinta kasih saat ada orang yang membutuhkan.

Lewat siaran berita, kita juga melihat seorang bapak berkata bahwa menernakkan babi tidaklah benar.

“Baik menernakkan babi maupun udang, kita menggunakan nyawa mereka untuk menjaga kelangsungan hidup kita. Saya merasa bahwa itu tidak benar,” kata Xie Jia-fa.  Xie Jia-fa beserta istrinya kini beralih menanam buah naga

Karena itu, dia beralih dari menernakkan babi ke menanam pohon buah. Dengan mengubah pola pikir, kita dapat memilih profesi lain untuk menjaga kelangsungan hidup kita agar bisa merasa tenang. Jika bisa tulus dan mawas diri, kita mungkin bisa meredam perubahan iklim dan hidup menjadi lebih tenteram.

Kemarin, para staf kita mengikuti rapat yang kita adakan setiap hari Senin. Mereka memberikan laporan tentang misi amal yang kita jalankan di dalam dan luar negeri, seperti bantuan bagi warga kurang mampu dan bantuan darurat. Setiap minggu, ada banyak kasus baru. Dari sini bisa diketahui bahwa orang yang menderita terus bertambah. Orang-orang yang menerima bantuan kita juga terus bertambah. Kita akan terus memberikan bantuan jangka panjang dan bantuan darurat.

Perkembangan Empat Misi Tzu Chi yang dijalankan di berbagai wilayah dan negara tidak habis untuk dilaporkan. Tiga hari yang lalu, insan Tzu Chi Indonesia kembali untuk memberikan laporan. Selain kebajikan dan keindahan Empat Misi Tzu Chi yang sangat menyentuh, kita juga melihat pendidikan yang berkualitas di sana. Anak-anak di sana dipenuhi berkah. Mereka bisa menerima pendidikan di lingkungan yang begitu baik dan keselamatan mereka juga terjaga dengan baik. Selain itu, seragam sekolah mereka juga sangat anggun. Para guru bersungguh hati mengajari anak-anak.

Bulan lalu, insan Tzu Chi AS juga kembali ke Taiwan dan laporan mereka tak luput dari pendidikan. Mereka mengajari anak-anak dengan baik. Kita harus lebih bersungguh hati untuk meningkatkan pendidikan kita agar anak-anak di seluruh dunia dapat membina karakter yang baik.

Di negara yang makmur, kita terus meningkatkan pendidikan kita agar anak-anak yang dipenuhi berkah dapat menciptakan lebih banyak berkah. Saat dipenuhi berkah, kita hendaknya senantiasa bersyukur. Sesungguhnya, saya bersyukur setiap hari. Kini saya telah merasakan secara mendalam bagaimana pengaruh usia tua dan penyakit bagi tubuh manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindar dari tua, sakit, dan mati. Kita hendaknya lebih awal menyadari hal ini dan memanfaatkan kehidupan dengan baik.

Selama satu hingga dua bulan ini, saat relawan dari AS dan negara lain kembali, saya berkata pada mereka, “Saya merasa bahwa tidak ada penyesalan dalam hidup saya.” Saya merasa sangat berpuas diri dan tidak memiliki penyesalan. Tzu Chi telah berusia 50 tahun lebih. Sebelum mendirikan Tzu Chi, saya telah memenuhi tanggung jawab saya terhadap keluarga dan berbakti kepada orang tua. Setelah meninggalkan keduniawian, saya telah menjalankan Tzu Chi selama lebih dari 50 tahun. Sungguh, tiada penyesalan dalam hidup saya. Saya sangat bersyukur.

 

Pergantian musim mendatangkan bencana serius

Jangan lupa untuk menghormati alam dan menciptakan berkah

Bersumbangsih bagi dunia setelah memenuhi tanggung jawab terhadap keluarga

Berpuas diri tanpa penyesalan dalam hidup ini

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 Mei 2019

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -