Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih dengan Kesatuan Hati dan Cinta Kasih Berkesadaran

“Saya bekerja hingga berusia 70 tahun. Kemudian, Kakak Zhong Gui-lan mengantarkan saya untuk melakukan daur ulang, memasak, menyiangi rumput, dan tugas lainnya. Kakak Zhong selalu mengantarkan saya. Saat ada kesempatan, saya akan membantu. Saya sungguh sangat bersyukur kepada Master. Dapat bersumbangsih adalah berkah. Jika tidak, hidup kita akan sia-sia,” tutur Peng Zou Xiu-mei yang berusia 85 tahun dan sudah 23 tahun bergabung dengan Tzu Chi.

“Terima kasih atas ladang berkah yang luas yang Master berikan pada kita. Mari kita bersama-sama mengemban tanggung jawab untuk menggarapnya, oke? (Oke). Hal yang baik harus dilakukan dan permasalahan harus ditinggalkan. Dengan mendukung pencapaian orang lain, diri sendiri juga memperoleh pencapaian. Kami mempraktikkan Kata Renungan Jing Si ini dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Zeng Peng Shen-mei yang berusia 86 tahun dan sudah 22 tahun bergabung dengan Tzu Chi.

Para relawan senior yang telah menjadi saksi sejarah hendaknya sering berbagi bagaimana Tzu Chi berdiri dahulu. Kita harus memberi tahu relawan baru bagaimana kita memperoleh lahan ini dan bagaimana bangunan lama yang kita gunakan sebelumnya. Saat itu, kita harus menambal berbagai tempat yang bocor. Perjalanan ini tidaklah mudah. Kita bahkan menggunakan plastic untuk menutupi lubang.


Sungguh, sebelumnya, di atas lahan ini berdiri Kantor Perwakilan Tzu Chi Hsinchu yang membutuhkan renovasi besar. Kini, kita telah membangun Aula Jing Si yang agung dan lengkap. Kita harus mengasihi rumah kita ini. Rumah ini adalah rumah bersama para insan Tzu Chi di Hsinchu.

Hari ini, kita duduk di Aula Jing Si Hsinchu. Setiap tahun, saat anggota keluarga besar Tzu Chi bertambah, saya mendengar para relawan muda yang memiliki cinta kasih berkesadaran membangkitkan tekad pelatihan yang teguh. Melihat apa yang terjadi di dunia dan apa yang Tzu Chi lakukan, mereka merasa bahwa generasi muda hendaknya mengemban tanggung jawab ini.

Saya bersyukur pada para relawan senior. Tanpa para relawan senior yang membuka jalan, bagaimana mereka bisa memasuki mazhab Tzu Chi? Para relawan senior telah membuka jalan. Meski tengah menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, kita tetaplah manusia awam. Saat ini, kita masih berada di tataran manusia awam. Dalam bekerja sama, setiap orang mungkin memiliki pendapat masing-masing. Ini sulit dihindari. Namun, setelah menuntaskan misi, semua orang akan saling bersyukur dan berkata, “Ingatlah untuk mengajak saya lain kali.” “Jangan lupa menghubungi saya.” Inilah sukacita yang sesungguhnya.

Mereka dipenuhi sukacita dalam Dharma. Bhumi pertama Bodhisatwa adalah Bhumi Sukacita. Agar semua orang merasakan sukacita, kita harus bersumbangsih di tengah masyarakat. Untuk itu, kita harus membuka Jalan Bodhisatwa. Para relawan senior di sini merupakan pelopor yang telah membuka dan melapangkan jalan ini. Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat menggenggam jalinan jodoh baik.

Saat satu tangan bergerak, ribuan tangan ikut bergerak. Setiap orang turut berkontribusi untuk Empat Misi Tzu Chi. Sebagai insan Tzu Chi, kalian menjalankan misi Tzu Chi. Di dunia ini, banyak orang yang dilanda penderitaan. Di berbagai negara, para relawan kita bergerak untuk memberikan bantuan. Sumbangsih mereka sama dengan kita. Setetes air yang mengalir ke lautan akan menjadi bagian dari lautan tersebut.


Kita hendaknya bangga pada Tzu Chi. Tentu saja, tanpa para relawan kita, tidak akan ada Tzu Chi yang bisa kita banggakan hari ini. Tzu Chi berdiri berkat saya, kamu, dan dia yang tak terhingga. Saat satu tangan bergerak, ribuan tangan ikut bergerak. Kita memandang semua makhluk dengan cinta kasih. Saat bencana terjadi, kita harus menyalurkan bantuan. Demikianlah semangat kita. Ini merupakan semangat welas asih dan kebijaksanaan.

Dengan welas asih, kita tidak tega melihat penderitaan semua makhluk. Dengan kebijaksanaan, kita memandang ke seluruh dunia. Di mana pun terdapat penderitaan, kita bisa pergi ke sana untuk memberikan bantuan. Jadi, kita hendaknya senantiasa bersyukur kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang jumlahnya tak terhingga. “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.” Inilah harapan guru saya terhadap saya.

Dalam 40 tahun pertama, saya terus bersumbangsih demi semua makhluk. Saya sibuk mengurus pembangunan fasilitas Empat Misi Tzu Chi. Empat puluh tahun kemudian, setelah fasilitas kita lengkap, saya mulai berfokus membabarkan Dharma. Selama beberapa tahun ini, saya sangat bekerja keras untuk membabarkan Dharma agar dapat menjangkau setiap tempat. Jadi, kita harus menyemangati diri sendiri agar lebih tekun dan bersemangat.

Di tengah masyarakat, ada banyak orang yang menanti kalian untuk membimbing mereka. Jangan biarkan mereka kehilangan jalinan jodoh ini. Kalian semua harus bertekad untuk menginspirasi relawan muda serta memperhatikan dan mendampingi mereka. Mewariskan tanggung jawab adalah hal baik, tetapi dengan memberi pendampingan, pahala kalian semakin tak terhingga.

“Mengemban tanggung jawab dengan berani dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Memberi pendampingan dan perhatian serta mewariskan ajaran Jing Si. Menyerap Dharma ke dalam hati serta tekun dan bersemangat melatih diri. Menggalang hati dan cinta kasih serta bersumbangsih dengan cinta kasih. Menghormati langit, mengasihi bumi, dan menerapkan pola makan vegetaris. Murid-murid Jing Si Hsinchu dengan tulus berdoa  semoga Master selalu sehat, panjang umur, dan membimbing kami menapaki Jalan Bodhisatwa.”

Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Saya berharap kalian bisa senantiasa kompak seperti saat ini. Dunia di masa mendatang sedang menantikan para Bodhisatwa kita untuk membuka dan membentangkan jalan dengan kekuatan cinta kasih. Saya juga berharap murid-murid saya dapat lebih dekat dengan saya dan melapangkan jalan ini. Inilah harapan terbesar saya.


Yang ingin saya sampaikan sangat banyak. Saya dengan tulus mendoakan kalian semoga mulai sekarang, kalian selalu bekerja sama dengan harmonis dan menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia dengan kesatuan hati. Inilah yang kalian katakan hari ini. Saya mendoakan kalian dengan tulus dari lubuk hati saya.

 

Relawan senior membuka jalan dan menjadi saksi sejarah

Mewariskan cinta kasih berkesadaran dari generasi ke generasi

Memperoleh sukacita setelah bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia

Menyebarluaskan mazhab Tzu Chi dengan kesatuan hati

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Desember 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Desember 2018

Editor: Khusnul Kotimah
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -