Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih dengan Ketekunan dan Kesatuan Hati

“Ibu, turun salju selebat ini, jangan keluar,” kata anak dari Wang Jinhua Relawan daur ulang.

Tidak apa-apa, turun salju baru bisa mendapatkan barang daur ulang. Meski cuaca seperti ini, saya tetap tidak boleh bersantai. Saya harus mengumpulkan barang daur ulang setiap hari.Di sana ada sebuah kotak. Saya akan memungutnya. Ini semua adalah pusaka. Jika Bumi terlindungi, manusia juga akan terlindungi. Tanpa Bumi, apa manusia bisa bertahan hidup? Jika Bumi selamat, manusia juga akan selamat. Inilah yang Master katakan,” jawab Wang Jinhua.

Kita bisa melihat seorang Bodhisatwa lansia di Heilongjiang yang sangat jauh dari Taiwan. Di tanah bersalju yang sangat jauh, dia melakukan daur ulang. Dia memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Setelah menonton Da Ai TV, dia sangat tersentuh dan mulai diam-diam melakukan daur ulang.

Dia melakukan daur ulang pada musim semi, musim panas, musim gugur, hingga musim dingin. Dia sangat dipenuhi berkah. Putra dan menantunya sangat berbakti. Mereka tidak tega melihatnya melakukan daur ulang seorang diri dan tidak berani melarangnya melakukan daur ulang. Mereka menuruti keinginannya dan mendampinginya melakukan daur ulang.

doc tzu chi

“Semua orang harus membangkitkan tekad untuk mengasihi Bumi dan menyucikan hati manusia. Hati manusia harus disucikan terlebih dahulu. Bumilah yang menopang kehidupan manusia. Adakalanya, putra saya berkata, “Ibu, jangan mencari uang lagi.” Saya berkata, “Bisa bersumbangsih adalah keuntungan saya. Saya sudah lanjut usia, jika tidak bersumbangsih sekarang, maka semuanya akan terlambat,” ujar Wang Jinhua Relawan daur ulang.

“Mari kita bersatu hati dan bergotong royong untuk mengemban misi Tzu Chi. Saya telah membulatkan tekad untuk mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan. Saya ingin menemui Master secepat mungkin,” sambungnya.

Saya merasa bahwa dia adalah orang yang penuh berkah dan kebijaksanaan. Dia ingin datang ke Taiwan untuk menemui saya. Dia berkata bahwa sepanjang hidupnya, dia tidak pernah naik pesawat terbang. Namun, dia tidak merasa takut. Apa pun yang terjadi, dia tetap ingin bertemu dengan saya.

doc tzu chi

“Kelas pelatihan relawan telah berakhir. Apakah Anda memiliki harapan,?” tanya relawan.

“Harapan saya adalah menjadi murid Master yang sesungguhnya. Saya ingin bertemu dengan Master dan berguru kepada Master,” kata Wang Jinhua.

Berguru kepada Master.

“Mengikuti langkah Master hingga akhir hayat saya,” lanjutnya

Mengikuti langkah Master hingga akhir hayat.

Saya merasa bahwa dia sangat bersiteguh dan keras kepala. Dia bersikeras untuk bersujud di hadapan saya. Rasa hormatnya yang penuh cinta kasih sungguh membuat orang tersentuh. Dengan memberikan penghormatan tadi, kamu telah berguru pada saya. Untuk menjadi murid saya, kamu harus melapangkan hati dan menjaga kemurnian hati. Kamu harus sering berbagi tentang Tzu Chi.

“Ya,” jawabnya.

Kamu sangat mengagumkan.

“Terima kasih, Master,” ucapnya.

Saya mendoakanmu. Saya juga mendoakanmu.

“Terima kasih, Master,” ucapnya.

Kamu sangat berbakti. Pagi tadi, saya sangat tersentuh. Kamu sangat berbakti, mendampingi ibumu ke sini. Begitu pula dengan sang menantu. Jaga kesehatan baik-baik, ya? Tahun depan kembali lagi. Kalian sangat berbakti. Kalian harus lebih sering mengikuti kegiatan. Kalian juga boleh mengikuti pelatihan relawan.

“Kami sudah mendaftar untuk ikut pelatihan, bahkan saya juga mendaftar,” kata dia.

Baik, saya mendoakanmu. Putra dan menantunya yang sangat berbakti mendampinginya datang ke Taiwan. Sang putra bahkan menjadikan rumahnya sebagai posko pendidikan daur ulang Tzu Chi. Mereka sungguh membuat orang tersentuh. Meski sudah berusia 80-an tahun, dia tetap bersumbangsih secara diam-diam tanpa memandang pergantian musim. Dia memiliki tekad yang teguh.

doc tzu chi

Keluarga Bodhisatwa ini sungguh membuat saya sangat tersentuh. Kasih sayang antarmanusia bisa terjalin begitu panjang dan jauh. Meski sebelumnya tidak pernah bertemu, tetapi dia mendengar ceramah saya setiap hari. Dia juga berkata pada saya bahwa dia membaca buku elektronik Tzu Chi. Saya bertanya padanya, “Apakah kamu bisa menonton Da Ai TV?”

Dia berkata, “Bisa. Saya juga bisa menggunakan buku elektronik Tzu Chi.” Bertemu dengan murid lansia yang datang dari jauh ini, saya sungguh merasa dipenuhi sukacita dalam Dharma. Jalinan jodoh sungguh tidak bisa diprediksi. Inilah jalinan jodoh antarmanusia.

Kita bisa melihat usai Tahun Baru Imlek, setiap orang kembali pada posisi masing-masing. RS Tzu Chi Taichung juga mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek.

“Dalam hidup ini, apa yang terpenting? Ketekunan. Dalam rumah sakit, apa yang terpenting? Kesatuan hati. Master terus mengingatkan untuk bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Bersatu hati adalah yang pertama. Mari kita penuhi rumah sakit ini dengan semangat budaya humanis Tzu Chi,” kata dr. Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

Benar, yang terpenting dalam hidup ini adalah ketekunan dan yang terpenting dalam rumah sakit adalah kesatuan hati. Jika setiap orang bisa bekerja dengan giat dan menggenggam waktu untuk bersumbangsih di posisi masing-masing, maka saya yakin, kita bisa menciptakan dunia yang cemerlang. Sebaliknya, sikap bermalas-malasan adalah permulaan dari keterpurukan. Jadi, kita harus mempertahankan potensi kebajikan setiap orang.

Pada awal tahun baru ini, banyak hal yang membuat saya dipenuhi sukacita dan sangat tersentuh. Selama beberapa hari ini, saya melihat lebih dari 30.000 orang di 47 lokasi di 9 negara bersungguh hati mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek. Insan Tzu Chi di setiap ladang pelatihan di Taiwan juga sangat bersungguh hati. 

Tahun ini, relawan kita penuh dengan semangat Dharma. Para relawan kita menyerap inti sari Dharma ke dalam hati dan membangun ikrar agung, tekun dan bersemangat mendengar dan mempraktikkan Dharma, menjadi teladan untuk membimbing orang-orang bersumbangsih dengan kesatuan hati, dan memahami makna ajaran Buddha yang sesungguhnya. Setelah insan Tzu Chi di seluruh Taiwan menyerap inti sari Dharma ke dalam hati, setiap orang membangun ikrar agung.

Kita bisa melihat meski perahu Dharma terombang-ambing, tetapi tekad pelatihan para relawan kita tidak mundur. Ini sungguh sangat menyentuh. Singkat kata, tidak ada yang sulit jika kita bisa menyerap Dharma ke dalam hati. Asalkan terdapat Dharma di dalam hati, maka akan ada banyak orang yang menyebarkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Sejak beberapa hari yang lalu hingga kemarin, ada banyak orang dari 9 negara yang mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek. Mereka juga berbagi tentang perkembangan dan pemikiran mereka. Saya sungguh sangat tersentuh. Hal yang menyentuh sangatlah banyak.

Relawan di tempat yang jauh melakukan daur ulang dan mendengar ceramah pagi Master

Rela menempuh jarak yang jauh demi bertemu dengan Master

Bekerja sama dengan harmonis dan menjalankan tugas masing-masing

Membangun ikrar agung di Tahun Baru Imlek dan giat bersumbangsih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Februari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 Februari 2017

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -