Ceramah Master Cheng Yen: Bersumbangsih Setiap Saat dan Membawa Manfaat dengan Cinta Kasih Berkesadaran
“Jika setiap sumur yang kita gali menyelamatkan satu orang setiap tahunnya dari ancaman binatang buas maupun gigitan ular berbisa, dalam setahun, kita sudah menyelamatkan lebih dari 3 ribu nyawa. Sementara itu, untuk program penyediaan makanan, karena tingkat pengangguran di Zimbabwe melebihi 80 persen, banyak orang tua muda yang tidak mampu memberi makan anak-anak mereka,” kata Tino Chu, relawan Tzu Chi.
“Setelah ada program penyediaan makanan ini, banyak keluarga akhirnya terbantu. Setiap hal yang kita lakukan sebenarnya demi menyelamatkan kehidupan,” pungkas Tino Chu.
Bapak Tino Chu telah lama bersumbangsih di Zimbabwe. Jika dipikirkan, bukankah ini karena adanya jalinan jodoh dengan saya? Beliau mendengarkan setiap perkataan saya dan mewujudkannya dalam tindakan. Saya sangat berterima kasih padanya. Saya sangat bahagia karena beliau telah menciptakan pahala besar dengan mempraktikkan Dharma dan membawa manfaat bagi banyak orang. Saya berterima kasih dengan ketulusan hati.
Setiap hari, saya mendoakan kedamaian bagi dunia. Rasa syukur dan doa adalah bentuk saling menerima dan saling bersumbangsih di antara insan Tzu Chi. Dengan begitu, kita membawa manfaat bagi masyarakat luas. Saat ini, dengan kemajuan teknologi, saya berharap ketika saya berbicara di sini, ada banyak negara dan keluarga yang mendengarkan pujian yang saya sampaikan dan terus berbuat baik bagi dunia. Setiap tindakan yang baik merupakan akumulasi pahala.


Berbicara tentang Sint Maarten, saya teringat saat relawan melakukan pembagian bantuan. Saat membagikan setiap cangkir beras, relawan menyemangati mereka untuk bertutur kata baik, berpikiran baik, dan melakukan hal baik. Dengan begitu, mereka dapat melakukan hal baik, bertutur kata baik, dan berpikir yang baik setiap harinya.
Semua ajaran yang saya sampaikan dengan susah payah akan benar-benar tertanam di hati mereka. Jika semua orang menerima praktik "Tiga Kebajikan" ini, saya sudah merasa puas dan tidak ada penyesalan di kehidupan sekarang. Ini semua bergantung pada kalian.
Bagaimana cara melenyapkan penderitaan dunia? Kita harus menyebarkan Dharma agar dapat tertanam di dalam ingatan setiap orang, menginspirasi mereka, dan membuat Dharma terus tersebar di dunia. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia. Saya percaya, baik saya maupun Anda, juga memiliki tekad ini. Kita memiliki jalinan jodoh untuk bergabung di Tzu Chi. Hendaknya kita terus berbuat baik dan bersyukur.
Saya berterima kasih kepada kalian karena berkat kalian, saya memiliki kekuatan; berkat adanya kalian, Dharma dapat terus tersebar di dunia; berkat kalian pula, jiwa kebijaksanaan saya terus bertumbuh. Itulah sebabnya saya selalu mengucapkan terima kasih.


Belakangan ini, saya selalu mengingatkan semuanya untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Ketika menginventarisasi kehidupan, kita akan teringat dengan sekelompok orang yang membimbing kita untuk menapaki jalan pencerahan. Bukankah ini yang disebut cinta kasih berkesadaran yang menuntun ke Jalan Bodhisatwa?
Meski pada awalnya, saya belum tahu arah mana yang harus ditempuh, saya berterima kasih kepada Master Yin Shun yang mengingatkan saya untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Demi ajaran Buddha berarti menapaki jalan pencerahan. Berhubung saya telah meninggalkan keduniawian, beliau membimbing saya agar sepanjang hidup ini selalu memiliki cinta kasih berkesadaran.
Demi ajaran Buddha berarti menggali dan mempelajari ajaran-Nya; demi semua makhluk berarti berjuang menolong makhluk yang memiliki perasaan. Kesadaran diperoleh dari mempelajari Dharma. Makhluk yang memiliki perasaan ialah manusia dan semua makhluk lainnya. Tidak hanya manusia yang memiliki perasaan. Sesungguhnya, baik yang berperasaan maupun tidak, semuanya ada dalam hukum sebab akibat.
Semua hewan dan benda yang kita gunakan itu memiliki kehidupan. Perbedaannya hanya pada sebutan "berperasaan" dan "tidak berperasaan". Yang berperasaan itu bisa bergerak, sedangkan yang tidak berperasaan adalah sesuatu yang diolah dan dimanfaatkan, tetapi tetap memiliki nilai kehidupan. Jadi, hendaknya semua orang menghargai kehidupan segala benda. Tanpa benda-benda di sekitar, bagaimana kita bisa menikmati kehidupan?


Saat ini, seperti yang sering saya katakan, setiap momen yang kita rasakan tidak terlepas dari pencapaian banyak orang. Dengan bantuan dan pencapaian banyak orang, ketika saya berbicara di sini, suara saya bisa tersampaikan ke begitu banyak negara. Renungkanlah satu per satu dengan sungguh-sungguh. Setiap detik dan menit dalam kehidupan kita mengandung banyak hasil pencapaian orang lain.
Sesungguhnya, dalam kehidupan ini, berapa banyak utang budi yang kita pikul? Bagaimana kita membalasnya? Kita harus terus mengatakan pada diri sendiri untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Bagaimana kita menjaga kelangsungan nilai-nilai budaya humanis? Kita harus meninggalkan jejak sejarah. Puluhan tahun telah berlalu sejak Tzu Chi berdiri. Mungkin sebagian dari kalian yang hadir di sini tidak tahu apa yang dahulu saya lakukan.
Saat ini, hendaknya semuanya menginventarisasi kehidupan. Tentu saja, kita harus mencatat tahun berapa relawan di luar negeri bergabung. Contohnya, Bapak Tino Chu. Kalian dapat mencatat sejak kapan beliau bergabung di Tzu Chi. Semua ini merupakan jejak sejarah yang perlu ditinggalkan. Inilah nilai kehidupan. Lihatlah bagaimana Bapak Tino Chu menyediakan makanan bagi orang-orang selama bertahun-tahun. Bagaimana cara melakukan pendataan dan evaluasi? Kita harus bersungguh hati dalam hal ini.
Waktu terus berjalan detik demi detik. Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan pun berkurang. Jadi, hendaknya kita memandang penting hari ini dan terus menginventarisasi masa lalu. Selain itu, kita juga harus membuat rencana untuk hari esok. Hendaknya kita sepenuh hati. Terima kasih.
Berikrar untuk mempraktikkan "Tiga Kebajikan" lewat perbuatan, ucapan, dan pikiran
Menolong mereka yang menderita tanpa rasa takut
Menginventarisasi kehidupan dan mendedikasikan diri
Bersumbangsih setiap saat dan membawa manfaat dengan cinta kasih berkesadaran
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 15 November 2025







Sitemap